Pengganti Nama Jalan Cenderawasih, Siapa Opu Daeng Risaju?

Profil singkat pahlawan nasional dari Luwu Raya

Makassar, IDN Times - Jalan Cendrawasih di Kota Makassar akan berganti nama menjadi Jalan Opu Daeng Risaju mulai hari ini, Selasa (22/8/2023). Penggantian nama ini akan diresmikan oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.

Koordinator Keluarga Opu Daeng Risaju, Muhammad Fachruddin, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Makassar. "Kami apresiasi atas Pemerintah kota Makassar yang sudah mengubah nama Jalan Cendrawasih menjadi Jalan Opu Daeng Risaju," kata Fachruddin kepada IDN Times.

Fachruddin menjelaskan nama Opu Daeng Risaju telah diajukan sebagai nama jalan sejak tahun 2017 silam. Awalnya, nama Opu Daeng Risaju diajukan untuk mengganti nama Jalan Landak Lama. 

Pengajuan nama ini bersamaan dengan dua nama pahlawan nasional lainnya yaitu Jalan Andi Djemma menggantikan Jalan Landak Baru serta Jalan Pajonga Daeng Ngalle menggantikan Jalan Kakatua. Hanya saja, saat itu belum ada SK dari DPRD dan Bagian Hukum Pemerintah Kota Makassar sehingga nama Opu Daeng Risaju belum bisa menjadi nama jalan.

"Alhamdulillah ini prosesnya lumayan. Sekitar tahun 2021 bulan Agustus, kami menghadap ke Bapak Wali Kota. Audiensi kembali bilang bagaimana ini untuk diadakan nama jalan ini yang sempat tertunda. Akhirnya berjalan prosesnya disetujuilah," kata Fachruddin.

Persetujuan ini, kata dia, tidak terlepas dari dukungan organisasi Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (PP IPMIL) dan Komite Nasional dan Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Makassar. Proses terus berjalan sehingga saat Musyawarah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) pada Desember 2022 lalu, Ketua KKLR Sulawesi Selatan Hasbi Syamsu Ali merekomendasikan Wali Kota Makassar untuk mengadakan nama Jalan Opu Daeng Risaju di Kota Makassar mengingat tokoh tersebut adalah pahlawan nasional asal Luwu Raya. 

Meski sudah berstatus Pahlawan Nasional sejak 2006, memang tak banyak yang tahu tentang sepak terjang Opu Daeng Risaju. Berikut IDN Times mengulasnya secara singkat.

Baca Juga: Jalan Cendrawasih Makassar Berganti Nama jadi Jalan Opu Daeng Risadju

1. Opu Daeng Risaju lahir di Palopo

Pengganti Nama Jalan Cenderawasih, Siapa Opu Daeng Risaju?Suasana salah satu sudut Kota Palopo, Sulawesi Selatan, pada dekade 1920-an. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Opu Daeng Risaju lahir dengan nama Famajjah di Palopo pada 1880 dari dari pasangan bangsawan Muhammad Abdullah To Baresseng dan Opu Daeng Mawellu. Masa kecilnya tak banyak disebut dalam literatur, tapi memang lebih banyak dihabiskan di tanah Belopa. Pada dekade 1910-an, ia menikah dengan salah satu ulama setempat yakni Haji Muhammad Daud.

Kisah aktivismenya baru dimulai pada 1929. Menurut buku Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan (1985), perkenalan Opu Daeng Risaju serta suaminya dengan salah satu tokoh Sarekat Islam Indonesia (SII), H. Muhammad Yahya, membuat semangat nasionalisme mereka berkobar.

Awalnya, Opu Daeng Risaju dan Haji Daud bergabung menjadi anggota SII Cabang Parepare. Setahun kemudian, tepatnya 14 Januari 1930, keduanya membuka cabang SII Cabang Palopo.

2. Menentang kolonialisme Belanda

Pengganti Nama Jalan Cenderawasih, Siapa Opu Daeng Risaju?Suasana rapat organisasi Sarekat Islam di Blitar, Jawa Timur, pada 1914. (Wikimedia Commons)

Setelah SII Palopo terbentuk, Opu Daeng Risaju mulai berkeliling daerah Malangke dengan tujuan menyuarakan penentangan terhadap pemerintahan kolonial Belanda. tak menunggu lama, ia langsung dicap berbahaya. Kontrolir kemudian memerintahkan penangkapannya.

"Protes atas penjajahan membuat dirinya dituduh melakukan tindakan provokasi rakyat untuk melawan pemerintah kolonial dan dipenjara selama 13 bulan," ujar Bahri, sejarawan sekaligus dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), saat berbicara dengan IDN Times pada Agustus 2021.

"Ini membuat Opu Daeng Risaju tercatat sebagai wanita pertama yang dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda atas alasan politik," imbuhnya.

Selepas jalani masa hukuman, gelar kebangsawanan Opu Daeng Risaju dicopot. Tapi itu tak membuat nyalinya ciut. Ia semakin sering menyusuri pantai timur Teluk Bone untuk menyebar semangat nasionalisme. Tak heran, ia kembali masuk terungku pada tahun 1934.

3. Penggagas Permesta rakyat Luwu

Pengganti Nama Jalan Cenderawasih, Siapa Opu Daeng Risaju?Kondisi sebuah tangsi dan pos militer Belanda yang berada di Masamba, Luwu, Sulawesi Selatan, pada November 1949. (Wikimedia Commons/Nationaal Archief)

Saat masa pendudukan Jepang, ia tak berpindah-pindah demi melaksanakan misi menanam rasa patriotisme. Ia baru kembali mencuat di depan publik ketika Belanda, melalui NICA, ingin kembali berkuasa di bekas jajahannya. Tak main-main, Opu Daeng Risaju menjadi salah satu penggagas Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada 23 Januari 1946. Nahas, tak lama kemudian ia tertangkap.

"Penangkapan tersebut membuat ia dipaksa jalan kaki ke Watampone (Bone) yang berjarak 40 kilometer di usia yang tidak lagi muda. Hukuman ini membuat Opu Daeng Risaju mengalami tuli hingga akhir hayatnya," jelas Bahri.

Saat menjadi pesakitan, Opu Daeng Risaju juga berpindah-pindah penjara selama berbulan-bulan tanpa diadili. Tapi, ia baru dibebaskan selepas pengakuan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar 1949. Ia wafat pada 10 Februari 1964 di usia 84 tahun, dan dikebumikan di pemakaman raja-raja Lokkoe, Palopo.

Baca Juga: [FOTO] Nostalgia Suasana Kota Ujung Pandang di Tahun 1972

Baca Juga: 5 Makanan Khas Luwu yang Menggugah Selera, Serba Enak!

Topik:

  • Irwan Idris
  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya