Mengungkap Asal-usul Nama Kerajaan Luwu, Keraton Tertua di Sulawesi

Punya beragam makna dengan riwayat masing-masing

Makassar, IDN Times - Dalam sejarah Sulawesi Selatan (Sulsel), Luwu memiliki makna penting. Mulai dari statusnya sebagai kerajaan tertua, paling berpengaruh, hingga tempat peradaban Bugis berasal. Tapi, mungkin tak banyak yang tahu asal muasal nama "Luwu".

Dalam buku Ringkasan Sejarah Luwu (Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu, 2002) yang disusun Sarita Pawiloy, nama Luwu sebagai tempat sudah dikenal sejak abad ke-13, atau saat raja pertama dari periode Lontaraq Luwuq dinobatkan.

Menurut banyak sejarawan, sejarah Luwu terbagi dalam dua masa. Yakni periode I La Galigo dan periode Lontaraq. Meski sama-sama dari sumber tertulis, sejarawan Belanda abad ke-19 yakni Rudolf Arnold Kern menyebut periode I La Galigo sebagai masa prasejarah. Bahkan ada juga yang melabelkan "pseudo-history" alias sejarah semu. Ini lantaran I La Galigo lebih dikenal sebagai tradisi bertutur folklor selama berabad-abad, dan baru mulai dibukukan pada 1852.

1. Kata "Luwu" tercantum dalam epos I La Galigo

Mengungkap Asal-usul Nama Kerajaan Luwu, Keraton Tertua di SulawesiSalah satu potongan naskah epos I La Galigo yang dipamerkan di Museum I La Galigo, Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Ranah "pseudo-history" ini memang masih jadi bahan diskusi menarik. Tapi, umumnya orang-orang sepakat bahwa "Luwu" sebagai tempat sudah lalu lalang dalam kuping masyarakat kuno secara turun temurun. Turut pula dua tempat lain yaitu Wara dan Wewangiru, yang juga disebut Tompotikka.

Tradisi lisan ini jadi acuan makna dan asal nama "Luwu". M. Sanusi Daeng Mattata, lewat buku Luwu dalam Revolusi (Bhakti Baru, 1970), mengatakan "Luwu" diambil dari kata "riulo." Maknanya kurang lebih "diulurkan dari atas."

Menurut tradisi lisan kuno, dunia ini diulurkan dari langit, dihamparkan, dan kemudian diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Epos I La Galigo menyebut bahwa raja pertama Luwu adalah Batara Guru, seorang tomanurung alias titisan dari surgaloka yang ditugasi membangun dinasti manusia Maddara' Takku' (berdarah putih) pertama di Luwu.

2. Dipengaruhi topografi wilayah belantara dan pesisir

Mengungkap Asal-usul Nama Kerajaan Luwu, Keraton Tertua di SulawesiPemandangan sebuah desa di daerah Luwu, Sulawesi Selatan, pada tahun 1980. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Di sisi lain, ada juga yang menganggap nama "Luwu" berasal dari kosakata dua bahasa daerah. Ada malucca' (Bugis Ware') dan malutu' (Palili'), keduanya bermakna "keruh atau gelap."

Keruh di sini memiliki konteks selalu penuh dengan isi, layaknya air sungai ketika banjir. Sedangkan gelap dimaknai sebagai hutan belantara yang juga berisi barisan pepohonan sagu di daerah sekitar pantai. Semuanya adalah profil topografi daerah Luwu.

Sarita Pawiloy kemudian menulis bahwa seiring waktu, pelafalan malucca' dan malutu' disederhanakan menjadi malu'. Tak sampai di situ, malu' juga kelak menjadi lu' yang terdengar seperti "luwU."

Baca Juga: 5 Air Terjun di Luwu buat Kamu yang Gemar Bertualang

3. Pesisir dan Kedatuan Luwu adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan

Mengungkap Asal-usul Nama Kerajaan Luwu, Keraton Tertua di SulawesiPeta Pulau Sulawesi buatan Pierre d'Hondt dan Jakob van der Schley pada dekade 1700-an. (Dok. Koninklijke Bobliotheek)

Ada juga yang menyebut bahwa "Luwu" adalah sebutan dari suku tetangga. Ini dikemukan budayawan Toraja, Cornelius Salombe, dalam buku Orang Toraja dengan Ritusnya (Frater, 1972). Sumbernya adalah kata lu', sebutan orang Toraja untuk menyebut orang-orang yang mendiami daerah tepi pantai, dataran rendah atau arah timur.

Senada dengan pendapat Salombe, budayawan-sejarawan Bugis yakni Andi Zainal Abidin pernah menulis bahwa Luwu bermakna "wilayah pinggir laut." Lebih jauh, ia menganggapnya sesuai dengan wilayah pusat pemerintahan Kedatuan Luwu yang berada di daerah pesisir.

Lebih jauh, Andi Zainal Abidin turut menyebut bahwa daerah pesisir tak bisa dipisahkan dari Kedatuan Luwu. Terlebih pada masa puncak kejayaan, wilayahnya membentang dari Gorontalo di utara, Kolaka di tenggara hingga Pulau Selayar di selatan. Dengan kata lain, nyaris seluruh garis pantai Pulau Sulawesi masuk dalam kekuasaan Luwu.

Baca Juga: Mengenal Lawa', Kuliner Khas Luwu yang Mirip Sashimi

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya