8 Pengobatan Paling Aneh dalam Sejarah Medis, Bikin Ngeri!

- Praktik medis aneh di era Victoria, yaitu diet cacing pita untuk menurunkan berat badan.
- Penggunaan rokok sebagai obat asma pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
- Kokain digunakan sebagai anestesi lokal dan pengobatan untuk berbagai masalah kesehatan sebelum dilarang pada tahun 1920.
Dalam sepanjang sejarahnya, manusia telah berusaha menemukan berbagai cara unik untuk mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan berbagai penyakit. Meskipun kemajuan pengobatan modern sangat mengesankan, pencapaian ini tidak terlepas dari pengalaman pahit akibat kesalahan dan praktik berbahaya yang terjadi selama bertahun-tahun. Di mana hal ini mengakibatkan berbagai kerugian bagi banyak orang.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, serta dalam periode sejarah yang lebih awal, terdapat banyak praktik medis yang terkesan aneh dan tidak biasa—mengerikan serta menjijikkan, yang mungkin terdengar sangat tidak logis jika dibandingkan dengan standar saat ini. Dalam bahasan ini, kita akan mengulas beberapa metode pengobatan paling aneh yang pernah ada dalam sejarah medis, yang mungkin sulit dipercaya bahwa orang-orang zaman dulu benar-benar menggunakannya.
1. Obat cacing pita

Era Victoria, yang berlangsung dari tahun 1830-an hingga 1900-an, dikenal dengan gagasan uniknya tentang kecantikan. Salah satu cara yang cukup aneh untuk menurunkan berat badan pada era itu adalah dengan menerapkan diet cacing pita. Konsepnya cukup sederhana, yaitu orang-orang akan mengonsumsi pil yang mengandung telur cacing pita, dan setelah telur tersebut menetas di dalam tubuh, parasit itu akan mengonsumsi sebagian makanan yang mereka makan. Dengan cara ini, mereka percaya bisa menurunkan berat badan tanpa harus repot-repot menghitung kalori.
Namun kini, kita sudah menyadari betapa berbahayanya cacing pita bagi kesehatan. Meskipun demikian, praktik berisiko ini ternyata masih ada hingga sekarang. Banyak orang yang terus mencari cara instan untuk mendapatkan tubuh ideal, tanpa menyadari risiko yang mengintai. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dan memilih cara yang lebih aman dan sehat dalam menjaga berat badan.
2. Rokok asma

Mungkin terdengar aneh saat ini, tetapi ada masa di mana rokok digunakan sebagai obat untuk asma. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, bahaya nikotin belum sepenuhnya dipahami. Pada waktu itu, rokok tidak hanya dinikmati untuk bersenang-senang, tetapi juga dianggap sebagai solusi medis untuk berbagai masalah kesehatan.
Beberapa jenis rokok dianggap sebagai obat bahkan dipromosikan sebagai cara untuk meredakan gejala asma, alergi serbuk sari, dan iritasi hidung. Instruksi yang tertera pada kemasan rokok tersebut sangat mengejutkan jika dibandingkan dengan pemahaman kita sekarang, “Keluarkan udara dari paru-paru, kemudian isi mulut dengan asap dan tarik napas dalam-dalam. Lalu, tahan beberapa detik sebelum menghembuskan asap.” Namun untungnya, penggunaan produk ini yang dianggap sebagai obat asma sudah tidak ada lagi saat ini.
3. Obat sakit gigi dan mata dari kokain

Mungkin bisa saja banyak orang berpikir untuk mencoba beberapa tetes kokain sebagai solusi untuk meredakan sakit gigi. Mengapa demikian? Karena pada akhir abad ke-19, kokain sebenarnya dianggap sebagai pilihan untuk anestesi lokal.
Pada tahun 1884, seorang dokter mata asal Australia bernama Carl Koller menemukan bahwa larutan kokain dapat berfungsi sebagai anestesi topikal ketika diterapkan pada kornea. Sejak saat itu, kokain mulai digunakan dalam berbagai prosedur medis, termasuk operasi mata dan sinus.
Obat ini bahkan dipasarkan sebagai pengobatan untuk berbagai masalah kesehatan seperti sakit gigi, depresi, dan alkoholisme, dengan harga yang terjangkau dan klaim sebagai “Obat Seketika”. Namun, pada tahun 1920, kokain akhirnya dilarang di Amerika Serikat, meskipun sudah banyak yang menggunakannya.
4. Paru-paru besi

Sebelum vaksin polio ditemukan pada tahun 1950-an, penyakit ini telah merenggut banyak nyawa. Para peneliti saat itu berusaha keras mencari cara untuk menyelamatkan pasien yang terinfeksi. Di tengah upaya tersebut, muncul inovasi yang dikenal sebagai “paru-paru besi”. Ini diciptakan oleh tim peneliti di Universitas Harvard, di mana alat ini berupa kotak logam besar yang dilengkapi dengan bel untuk membantu pasien bernapas dengan cara yang unik.
Bayangkan saja, pengobatan ini seperti pasien yang terjebak dalam peti mati! Tentu saja, itu adalah pengalaman yang sangat menakutkan bagi mereka. Meskipun demikian, paru-paru besi menjadi sangat terkenal dan menjadi bagian penting di bangsal polio pada pertengahan abad ke-20. Alat ini pertama kali digunakan di Rumah Sakit Anak Boston pada tahun 1928 untuk menyelamatkan seorang gadis berusia 8 tahun yang terjangkit polio.
5. Anggur mariani

Di tahun 1863, seorang ahli kimia asal Italia bernama Angelo Mariani memperkenalkan tonik yang dikenal dengan nama Vin Mariani. Minuman ini terbuat dari anggur merah yang dicampur dengan daun koka, dan dengan cepat menjadi tren di berbagai kalangan masyarakat. Banyak tokoh terkenal pada masa itu, seperti Thomas Edison, Ratu Victoria, Tsar Rusia, serta dua paus: Santo Pius X dan Leo XIII, juga mengakui dan menggunakan tonik ini. Lalu, apa yang membuatnya begitu diminati? Ternyata, daun koka yang digunakan mengandung kokain, dan setiap ons cairan anggur mengandung sekitar 6 mg kokain.
Iklan untuk Vin Mariani menyatakan bahwa minuman ini sangat bermanfaat bagi “pria yang bekerja keras, wanita yang lemah, dan anak-anak yang sakit.” Tak hanya itu, lebih dari 8.000 dokter juga merekomendasikan tonik ini dan bahkan mendapatkan medali emas sebagai pengakuan. Vin Mariani berhasil meraih kesuksesan besar di Amerika Serikat dan menjadi inspirasi bagi penciptaan Coca-Cola di kemudian hari.
6. Pasta tikus mati

Bagaimana jika kita membahas tentang tikus mati yang dimasukkan ke mulut? Terdengar menjijikkan, bukan? Namun, itulah yang dilakukan oleh orang Mesir kuno untuk mengatasi sakit gigi. Di zaman itu, mereka belum menemukan obat pereda nyeri yang efektif, jadi mereka menghancurkan tikus mati dan mencampurnya dengan beberapa bahan lainnya. Campuran itu kemudian dioleskan ke gigi yang sakit.
Menariknya, bukan hanya orang Mesir yang melakukan hal aneh ini. Di Inggris, pada masa Ratu Elizabeth, ada metode unik untuk mengobati kutil dengan cara membelah tikus menjadi dua bagian, lalu mengoleskannya di area kulit yang terkena kutil. Selain itu, tikus juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti batuk rejan, campak, cacar, dan bahkan mengompol. Terkesan sulit dipercaya, namun itulah cara orang-orang di masa lalu mencari solusi untuk masalah kesehatan mereka.
7. Obat rematik dari bangkai paus

Pada abad ke-19, ada cara yang unik untuk mengobati rematik, yaitu dengan duduk di dalam bangkai paus. Metode ini muncul di pantai selatan Australia dan dianggap sebagai pengobatan yang canggih pada masa itu. Para penderita diharuskan berdiam diri di dalam tubuh paus yang baru saja dibunuh selama sekitar 30 jam, dengan hanya kepala mereka yang dikeluarkan. Konon, setelah menjalani terapi ini, mereka bisa merasakan kelegaan dari rasa sakit rematik yang bertahan satu tahun.
Praktik aneh ini bermula dari sebuah kejadian di akhir abad ke-19, ketika seorang pria yang sedang mabuk dan menderita rematik masuk ke dalam tubuh bangkai paus. Setelah beberapa jam, ia keluar tanpa merasakan sakit sama sekali. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung metode ini, rumor yang beredar cukup kuat sehingga banyak orang percaya bahwa mereka merasa pulih setelah menghabiskan waktu di dalam bangkai paus tersebut.
8. Lobotomi Freeman

Bayangkan jika kita melihat seorang pasien yang tidak sadar dengan alat tajam yang tertancap di matanya. Ini adalah metode pengobatan untuk beberapa pasien dengan gangguan mental di masa awal abad ke-20. Prosedur ini dikenal sebagai lobotomi transorbital dan diperkenalkan oleh Walter Freeman, seorang direktur rumah sakit jiwa. Freeman percaya bahwa gangguan mental berasal dari otak.
Pada awalnya, ia menemukan metode yang melibatkan pengeboran tengkorak dan pemutusan lobus frontal. Ide ini terinspirasi dari teknik yang digunakan oleh ahli saraf asal Portugal, Egas Moniz. Namun, cara yang ditemukan Freeman lebih cepat dan mudah, sehingga segera menjadi populer. Sayangnya, prosedur ini sangat berisiko dan sering kali menyebabkan pasien menjadi idiot, bahkan menyebabkan kematian hampir 500 orang.
Seiring berjalannya waktu, penelitian jangka panjang mulai menunjukkan kelemahan dari teknik lobotomi yang diterapkan oleh Freeman ini. Penemuan obat antipsikotik pertama juga terjadi pada masa yang sama, yang akhirnya menggantikan prosedur yang kejam ini. Hingga kini, metode lobotomi dianggap sebagai salah satu prosedur bedah paling brutal dalam sejarah dunia medis.
Sejarah pengobatan tersebut menunjukkan bahwa manusia telah menggunakan berbagai metode yang aneh dan berisiko untuk mengatasi penyakit, yang sering kali menimbulkan bahaya. Untungnya, umat manusia dapat belajar dari praktik masa lalu dan memilih cara yang lebih aman serta efektif dalam menjaga kesehatan.
Sumber referensi:
https://www.ba-bamail.com/baba-recommends/these-outright-crazy-medical-practices-actually-existed/
https://tidsskriftet.no/en/2022/12/essay/lessons-be-learnt-history-lobotomy
https://www.sciencemuseum.org.uk/objects-and-stories/medicine/iron-lung