ilustrasi gawai (pexels.com/Ono Kosuki)
Sebagai makhluk sosial, manusia punya kebutuhan dasar untuk merasa diterima dan terhubung. Media sosial menawarkan cara instan untuk memenuhi kebutuhan ini melalui likes, komentar, atau interaksi lainnya.
Setiap notifikasi baru memberikan rasa dihargai, yang akhirnya membuat kita terus mencari validasi lebih. Bahkan jika hanya melihat kehidupan orang lain, rasa terhubung itu tetap ada, meskipun hanya di dunia maya.
Nah, sekarang kamu tahu kan, kenapa sering auto scroll media sosial? Memahami penyebabnya bisa jadi langkah awal untuk mengontrol kebiasaan ini. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, coba mulai mengatur batas waktu bermain sosmed dengan melakukan digital detox.
Sumber referensi:
- https://uxdesign.cc/why-the-infinite-scroll-is-so-addictive-9928367019c5?gi=091b92d85981
- https://edu.gcfglobal.org/en/digital-media-literacy/why-we-cant-stop-scrolling/1/
- https://www.newportinstitute.com/resources/mental-health/zombie_scrolling/
- https://hbr.org/2022/01/the-psychology-of-your-scrolling-addiction