6 Hal yang Merusak Reputasi Pribadi, Perhatikan Ucapan dan Tulisan

- Reputasi terbentuk dari rekam jejak dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari
- Fitnah dapat merusak reputasi, tapi reaksi yang berlebihan juga berdampak negatif
- Kompetensi, pergaulan, dan perilaku di media sosial menentukan reputasi seseorang
Reputasi diri terbentuk dalam waktu yang cukup panjang. Orang lain tidak bisa mengatakan reputasimu bagus hanya karena kesan baik yang ditampilkan olehmu di awal pertemuan. Dapat disimpulkan bahwa reputasi adalah rekam jejakmu dalam segala hal mulai pekerjaan sampai caramu menjalani keseharian.
Maka ketika kamu ingin membangun reputasi yang baik, hindari meniatkannya sekadar buat pencitraan. Reputasimu tidak hanya terbentuk melalui proses, melainkan juga bakal selalu diuji oleh berbagai situasi. Termasuk godaan-godaan yang apabila diikuti bakal seketika merusak nama baikmu.
Ada faktor eksternal yang bisa memengaruhi reputasi diri. Akan tetapi, kamu tetap bertanggung jawab penuh atas harum atau tidaknya namamu. Hindari enam hal berikut supaya reputasimu senantiasa terjaga. Ada kehati-hatian dalam bertindak serta menjaga kontrol diri di berbagai situasi.
1. Tidak pernah atau justru berlebihan menjawab fitnah

Fitnah menjadi penyebab eksternal yang paling sering menghancurkan reputasi seseorang. Akan tetapi selain fitnah itu, caramu sendiri dalam menghadapinya berpengaruh lebih besar. Adanya fitnah terhadapmu memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Fitnah tersebut merupakan bentuk kebohongan yang harus diluruskan.
Hanya saja, bagaimana caramu meluruskannya? Apabila reaksimu terhadap fitnah berlebihan seperti marah besar sampai mengeluarkan kata-kata kotor, ini malah menurunkan simpati orang. Mereka berpikir, dirimu mungkin tidak seperti fitnah tersebut. Namun, tetap saja kamu tampak buruk karena emosi yang berlebihan saat difitnah.
Sebaliknya, dirimu selalu mendiamkan saja berbagai fitnah juga tidak tepat. Maksudmu mungkin biar fitnah itu berhenti dengan sendirinya. Kamu tak perlu repot-repot meluruskannya. Akan tetapi, tiadanya perlawanan dan penjelasan sama sekali bikin orang-orang berpikir fitnah itu terlalu benar untuk bisa disangkal olehmu. Berikan klarifikasi secukupnya saja tanpa marah-marah.
2. Sikap menghalalkan semua cara demi mencapai keinginan

Terlalu berambisi juga akan menghancurkan reputasi diri yang dibangun susah-susah. Dengan kamu mau melakukan apa saja termasuk hal yang buruk demi mengejar keinginan, berarti tindakanmu bisa merugikan orang lain. Dirimu mengubah hal benar menjadi salah dan sebaliknya. Tanpa ragu kamu berbuat apa saja hanya untuk suatu kepentingan pribadi.
Begitu orang-orang tahu caramu yang licik, mereka berhenti menghormatimu. Mereka yang awalnya percaya bahwa seluruh keinginanmu tercapai berkat kerja keras yang baik seketika tahu sifat aslimu. Kamu tak peduli pada baik atau buruknya caramu. Dirimu cuma fokus pada terpenuhinya segala keinginan yang didorong oleh hawa nafsu.
Bila kamu ingin reputasimu terjaga, jangan memilih jalan yang buruk apa pun alasannya. Taruh keinginanmu di posisi nomor dua saja. Nomor pertamanya ialah menjaga reputasi serta integritasmu. Sesuatu yang sangat diinginkan kalaupun tercapai dengan cara yang gak benar tidak bakal sepadan dengan reputasimu yang ternoda.
3. Menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan orang lain

Jangan pernah berpikir kamu tidak membutuhkan kepercayaan dari siapa pun. Kalau dirimu tak dipercaya oleh satu orang pun, artinya kamu gak mendapatkan tempat di kehidupan ini. Kamu tidak memiliki kesempatan serta sekutu untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Maka menjaga kepercayaan orang lain penting dilakukan bukan cuma buat mempertahankan reputasimu.
Namun juga memastikan kamu masih akan dianggap ada oleh orang lain. Permintaan maaf berulang kali buat setiap kepercayaan orang yang disalahgunakan sering gak berhasil. Orang cenderung gampang merasa kapok ketika rasa percaya mereka malah berbuah pengkhianatan.
Ketika kamu memanfaatkan kepercayaan orang secara tidak patut, masih banyak orang lain yang lebih mampu menjaganya. Jangan berpikir pemberi kepercayaan gak punya pilihan selain dirimu. Dia rugi satu kali saat kepercayaannya dipermainkan olehmu. Namun, kamu rugi selamanya karena tak pernah lagi dipercaya olehnya bahkan semua orang yang mengetahui masalah itu.
4. Dekat-dekat dengan orang yang dikenal negatif

Siapa saja orang-orang di sekitarmu juga menentukan reputasimu di mata orang lain. Mereka tidak bisa melepaskanmu dari citra teman-temanmu. Apabila kawan-kawanmu mempunyai reputasi yang diakui, otomatis reputasimu juga ikut naik. Sebagai contoh, kamu bergaul dengan orang-orang pintar.
Walaupun dirimu sebenarnya masih dalam tahap baru belajar dari mereka, orang-orang di luar kalian berpikir kamu juga tak kalah pintar. Namun ketika circle-mu dipenuhi oleh orang-orang yang malas serta sikapnya buruk, dirimu juga diyakini tidak jauh berbeda. Kesamaan kalian patut diduga menjadi alasan kamu betah berada di tengah mereka.
Oleh karena itu, tetap penting untukmu menyeleksi pertemanan. Dalam pekerjaan dan kegiatan sosial, kamu sangat boleh bersinggungan dengan orang-orang yang negatif. Tapi pastikan dirimu bukan sekadar nongkrong bareng mereka, melainkan punya misi membantu mereka agar hidupnya lebih baik. Teman-teman terdekatmu tetap orang-orang dengan kualitas diri yang tinggi dan hidupnya terarah.
5. Kurang berkompeten di bidang kerjamu

Untukmu yang bekerja, kompetensi juga menentukan reputasi. Kamu bakal disebut sebagai karyawan yang payah, gak bisa apa-apa, atau salah posisi apabila tidak mampu menunjukkan kinerja terbaikmu. Dirimu akan mengisi obrolan di antara sesama karyawan, tetapi tidak secara positif. Dari segi profesionalitas, ini benar-benar buruk untukmu.
Sekarang kamu gak boleh lagi main-main dengan pekerjaanmu. Di mana pun dirimu ditempatkan wajib dibarengi kemampuan yang sepadan. Kalaupun pada awal penempatan kompetensimu masih kurang, segeralah belajar buat menaikkannya. Jangan sampai antara awal kamu duduk di posisi itu hingga terakhir kali, kemampuan kerjamu masih sama.
Kemajuan harus selalu dibuat agar orang-orang percaya bahwa dirimu adalah sosok yang tepat untuk suatu posisi. Sama-sama kamu dibicarakan oleh teman-teman, tetapi kali ini pasti dengan banyak pujian. Sebaliknya apabila kompetensimu yang kurang telah tersebar ke mana-mana, dirimu tidak hanya dipandang miring melainkan posisimu bakal digeser bahkan diturunkan oleh atasan.
6. Gak bijak dalam berbicara dan memakai media sosial

Bawalah dirimu dengan cara-cara yang baik. Bukan orang lain yang paling wajib menjaga martabatmu, melainkan diri sendiri. Bila kamu ingin dikenal dengan reputasi yang bagus, jaga setiap perkataanmu. Bahkan saat dirimu marah sekalipun, jauhi kata-kata yang kasar dan menghinakan orang.
Sebab ucapan seperti itu sebetulnya lebih menghinakan diri sendiri daripada orang lain. Kata-kata kotor hanya dapat terlontar dari lisan orang yang hati serta pikirannya juga tidak bersih. Kendalikan dirimu dan sering-seringlah menyimak perkataan orang lain yang santun serta tertata biar kamu mudah mengikutinya.
Selain perkataan, perhatikan pula caramu dalam menggunakan media sosial. Medsos tak ubahnya panggung yang sangat besar. Lampu dari segala penjuru menyorotmu. Memakai media sosial hendaknya tidak sekadar untuk main-main. Pikirkan baik-baik apa yang akan diunggah biar reputasimu gak rusak hanya oleh satu unggahan.
Lebih menjaga reputasi diri tidak bermakna kamu hidup dengan penuh pencitraan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kesadaran akan pentingnya reputasi, semua hal yang dilakukan bakal tertanam dalam dirimu. Setiap sisi positif yang ditampilkan akhirnya benar-benar menjadi identitasmu. Jaga baik-baik reputasi yang telah terbentuk itu dari keenam hal di atas.