5 Prioritas Milenial yang Jadi Penghalang Menuju Komitmen Pernikahan

- Karier menjadi prioritas utama milenial, membuat mereka menunda pernikahan untuk mencapai target karier yang telah ditetapkan.
- Milenial fokus pada stabilitas finansial dan kebebasan, sehingga menunda pernikahan hingga merasa cukup mandiri secara finansial.
- Perjalanan hidup sendiri dianggap lebih penting daripada membangun hubungan serius, karena takut terjebak dalam komitmen yang besar.
Hidup di era milenial itu seru banget! Banyak peluang, banyak kebebasan, dan tentu saja, banyak pilihan. Tapi siapa sangka, semua itu justru bikin kita makin lama menunda atau bahkan menghindari yang namanya komitmen pernikahan. Gak sedikit yang mikir, “Ah, nanti aja deh, masih banyak yang harus gue kejar.” Eh, ternyata, waktu berjalan terus, dan gak terasa kita masih sibuk mengejar apa yang kita anggap prioritas.
Nah, kalau kamu merasa ada di fase kayak gini, jangan khawatir, kamu gak sendiri! Di artikel ini, kita bakal bahas lima prioritas milenial yang sering banget jadi alasan mereka menunda atau menghindari komitmen pernikahan. Siapa tahu, ada yang relate banget sama kamu! Yuk, simak sampai habis.
1. Karier dan pencapaian profesional

Karier itu ibarat jalan ninja buat milenial! Banyak dari kita yang rela kerja lembur, ngambil kursus tambahan, sampai ngejar promosi hanya demi bisa mencapai target karier yang udah kita tetapkan. Ambisi ini sebenarnya bagus, kok. Tapi, seringnya kita terlalu fokus sama karier sampai lupa bahwa hidup gak cuma soal pekerjaan. Ada yang bilang, “Nikah kan bisa kapan aja, karier mah gak bisa nunggu.” Akhirnya, kita lebih memilih untuk menunda urusan komitmen dan pasangan demi ngejar pencapaian profesional.
Sayangnya, ketika kamu udah sampai di puncak karier, kadang rasa sepi malah datang menghampiri. Teman-teman yang dulu sering nongkrong udah sibuk dengan keluarganya, sementara kamu masih fokus ngisi CV. Jadi, apa salahnya kalau mulai sekarang kamu coba seimbangkan karier dengan kehidupan personal? Kalau semua bisa jalan bareng, kenapa harus pilih salah satu, kan?
2. Kebebasan finansial dan kemapanan pribadi

Siapa sih yang gak mau hidup mandiri dan stabil secara finansial? Milenial sering banget ngasih syarat buat dirinya sendiri, “Gue mau nikah kalau tabungan gue udah cukup, udah punya rumah sendiri, dan gak ngutang!” Pemikiran ini sebenarnya bagus, lho, karena pernikahan memang butuh kesiapan finansial. Tapi, terlalu fokus sama angka-angka juga bikin kita lupa kalau stabilitas finansial itu gak harus berarti sempurna.
Padahal, kebebasan finansial sering kali tercapai justru setelah kita jalan bareng pasangan. Bagi tugas, saling dukung, dan menabung bersama bisa jadi solusi yang lebih cepat dibanding ngejar semuanya sendirian. Jadi, kapan terakhir kali kamu mikirin soal berbagi mimpi finansial sama orang lain?
3. Fokus pada pengembangan diri dan perjalanan hidup

Sekarang ini, banyak milenial yang pengin banget “kenal diri sendiri dulu” sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Mulai dari ikut self-help seminar, traveling ke tempat yang jauh, sampai nyobain hobi baru. Semua ini dilakukan demi menemukan makna hidup atau sekadar membangun kepercayaan diri. Rasanya, pernikahan kayak jadi sesuatu yang “menghambat” kebebasan itu.
Tapi, pernah gak kamu kepikiran kalau perjalanan hidup juga bisa jadi lebih seru kalau dijalani bersama pasangan? Pengembangan diri gak harus dilakukan sendirian, lho. Justru, kamu bisa belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri ketika berbagi kehidupan sama orang lain. Siapa tahu, perjalanan hidupmu bakal lebih berwarna kalau ada yang menemani.
4. Ketakutan terhadap komitmen jangka panjang

Ketakutan ini wajar banget, kok! Banyak milenial yang merasa takut terjebak dalam hubungan jangka panjang karena khawatir gak bisa menjalani tanggung jawab besar itu. Apalagi kalau pernah punya pengalaman buruk di masa lalu, kayak patah hati atau melihat kegagalan pernikahan orang lain. Akhirnya, mereka lebih memilih untuk menghindari risiko daripada mencoba membangun hubungan serius.
Tapi, perlu diingat juga, komitmen itu bukan tentang kehilangan kebebasan. Sebaliknya, komitmen adalah bentuk kedewasaan yang bikin hidup kita lebih stabil. Memang butuh waktu dan usaha untuk sampai ke titik itu, tapi bukankah semua hal berharga memang memerlukan perjuangan?
5. Keinginan untuk mengeksplorasi hubungan tanpa beban

Banyak milenial yang merasa lebih nyaman dengan hubungan casual karena gak ada tekanan atau ekspektasi besar. Hubungan tanpa beban ini bikin mereka bebas menentukan arah tanpa harus merasa terikat. Tapi, terlalu lama berada di fase ini bisa bikin kamu merasa hampa, lho. Mungkin menyenangkan untuk sementara waktu, tapi bagaimana dengan jangka panjangnya?
Ketika kamu terus-menerus memilih hubungan casual, ada kemungkinan kamu malah jadi takut untuk masuk ke hubungan serius. Padahal, hubungan yang penuh komitmen itu justru bisa memberikan rasa aman dan kebahagiaan yang lebih mendalam. Jadi, apa salahnya mencoba sesuatu yang baru dan lebih berarti?
Menunda komitmen pernikahan karena berbagai prioritas itu memang keputusan pribadi, tapi penting juga buat kita melihat gambaran besarnya. Hidup ini soal keseimbangan, termasuk antara mengejar mimpi dan membangun hubungan. Jadi, jangan takut untuk mencoba membuka hati. Siapa tahu, justru saat kamu berbagi kehidupan dengan orang lain, mimpi-mimpimu bisa tercapai dengan cara yang gak pernah kamu bayangkan sebelumnya.