5 Kebiasaan Pekerja Lepas yang Membuat Mereka Sulit Dipercaya Klien

Sebagai pekerja lepas, membangun reputasi yang solid itu penting banget. Tapi, ada beberapa kebiasaan yang sering kali bikin klien jadi gak percaya lagi sama kita, lho! Bayangin, kalau kita gak profesional, bisa-bisa klien malah pindah ke freelancer lain yang lebih bisa diandalkan. Nah, kebiasaan-kebiasaan ini yang sering jadi batu sandungan, dan kalau kita gak hati-hati, bisa merusak peluang kerja yang sebenarnya ada. Yuk, simak apa aja sih kebiasaan buruk yang harus dihindari agar kamu tetap jadi freelancer yang dipercaya oleh klien!
Kadang, tanpa sadar, kita melakukan hal-hal yang sepertinya gak masalah. Padahal, kalau dipikir lagi, kebiasaan itu bisa bikin klien kecewa atau bahkan menghentikan kerjasama sebelum selesai. Jadi, apa aja sih kebiasaan yang harus dihindari? Cek 5 poin berikut ini, deh!
1. Terlambat dalam menyelesaikan proyek tanpa alasan jelas

Pernah gak , kamu ditanya klien tentang progres pekerjaan, dan jawabannya cuma "Sedang dikerjakan, nanti update ya"? Hmmm, yang satu ini sering banget terjadi, terutama buat pekerja lepas yang punya banyak proyek sekaligus. Masalahnya, kalau kamu telat tanpa penjelasan yang jelas, klien bisa mulai ragu, "Apakah freelancer ini bener-bener serius atau cuma ngandelin deadline aja?"
Klien mengharapkan transparansi. Jadi, kalau memang ada kendala, jangan takut untuk ngomong. Jelaskan dengan jujur kenapa proyekmu sedikit molor. Kalau kamu gak bisa memberikan alasan yang logis, klien pasti akan mulai mempertanyakan komitmenmu. Jadi, saran kami: jaga komunikasi tetap terbuka, dan pastikan kamu memberi update secara berkala. Itu jauh lebih baik daripada harus memberikan alasan yang gak jelas di akhir proyek.
2. Tidak responsif terhadap pesan atau komunikasi klien

Buat freelancer, respons cepat itu salah satu hal yang paling dicari klien. Terutama ketika mereka butuh informasi atau feedback dalam waktu singkat. Bayangin deh, kamu lagi ngelakuin sesuatu yang penting, dan klien ngirim pesan, tapi kamu baru bales 3 jam kemudian. Padahal, bagi klien, 3 jam itu bisa berarti banyak banget, apalagi kalau mereka lagi nunggu keputusan atau revisi.
Ada pepatah yang bilang, "Waktu adalah uang." Dan untuk seorang freelancer, waktu respons yang lambat itu gak cuma bikin klien frustrasi, tapi juga bisa bikin mereka beralih ke freelancer lain yang lebih cepat tanggap. Jangan biarkan hal-hal kecil kayak gini merusak citra profesionalmu. Coba sesuaikan waktu kamu untuk selalu memeriksa pesan dari klien, meskipun cuma bales singkat atau konfirmasi bahwa kamu akan segera menindaklanjuti.
3. Memberikan hasil yang tidak sesuai dengan brief atau ekspektasi

Pernah gak kamu merasa udah ngeluarin usaha maksimal, tapi klien malah bilang hasilnya gak sesuai dengan apa yang mereka harapkan? Wah, itu bisa bikin frustrasi banget, kan? Masalahnya sering kali terjadi karena kita gak bener-bener paham apa yang diinginkan klien di awal, atau malah kurangnya komunikasi selama proses pengerjaan.
Makanya, penting banget untuk membaca dan memahami brief dengan teliti sebelum mulai kerja. Kalau ada bagian yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut. Gak ada salahnya untuk memastikan ekspektasi klien dengan cara yang lebih mendalam. Itu bisa jadi langkah awal agar hasil kerja kamu gak hanya memuaskan, tapi juga sesuai dengan apa yang klien harapkan. Klien pasti akan lebih percaya kalau mereka merasa kamu benar-benar paham apa yang mereka butuhkan.
4. Sering mengganti harga atau ketentuan di tengah proyek

Gak ada yang lebih bikin klien terkejut selain tiba-tiba mendengar bahwa harga atau ketentuan yang disepakati sebelumnya harus diubah. Misalnya, setelah jalan beberapa minggu, kamu bilang kalau harga harus dinaikkan karena "ada tambahan pekerjaan" yang belum diperhitungkan. Klien pasti akan merasa terkejut dan bisa jadi malah merasa dibohongi.
Kenapa ini bisa terjadi? Terkadang, kita gak mengestimasikan dengan tepat berapa lama dan seberapa banyak pekerjaan yang akan dilakukan, jadi di tengah jalan merasa butuh menaikkan harga. Hal ini bisa sangat merusak hubungan kerja, karena klien merasa tidak aman dengan freelancer yang tiba-tiba berubah-ubah ketentuannya. Solusinya, lakukan estimasi yang matang di awal dan pastikan kamu memberikan harga yang jelas dan transparan sejak awal. Itu akan memberi kesan bahwa kamu serius dan profesional.
5. Tidak menjaga profesionalisme dalam etika kerja

Sering kali, para pekerja lepas berpikir karena mereka bekerja secara independen, mereka bisa santai dalam hal etika kerja. Misalnya, datang terlambat ke meeting atau mengabaikan deadline. Padahal, sikap seperti ini justru bisa membuat klien merasa tidak dihargai. Klien mencari seseorang yang dapat mengelola waktu dan bertindak profesional meski bekerja dari rumah.
Menjaga etika kerja, seperti berkomunikasi dengan jelas, menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang disepakati, dan menunjukkan sikap yang sopan, sangat penting. Jangan sampai klien merasa kamu lebih suka bekerja dengan cara yang "santai" dan mengabaikan standar profesional yang sebenarnya sudah mereka harapkan. Jadi, walaupun kamu bekerja lepas, tetap jaga sikap profesional agar klien merasa dihargai dan proyekmu berjalan lancar.
Membangun kepercayaan dengan klien itu prosesnya gak gampang, apalagi sebagai pekerja lepas. Kebiasaan buruk yang gak disadari bisa merusak reputasi yang susah payah kita bangun. Tapi, kalau kita bisa menjaga komunikasi, profesionalisme, dan transparansi dengan klien, bukan gak mungkin kita bisa jadi freelancer yang sangat diandalkan dan dipercaya. Jadi, mulai sekarang, coba evaluasi diri dan perbaiki kebiasaan-kebiasaan kecil yang bisa berdampak besar untuk karier freelancemu. Semangat terus!