TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sentil Isu Reklamasi, Makassar Biennale Gelar Lomba Foto Sunset

Peserta harus memotret senja, tapi bukan di Pantai Losari

Pantai Losari, Makassar, sebelum pandemik. IDN Times/Prila Arofani

Makassar, IDN Times - Selama beberapa tahun terakhir, salah satu isu utama yang mencuat di Makassar adalah reklamasi di kawasan pesisir Pantai Losari. Beberapa pihak menyuarakan rasa khawatir dari aspek lingkungan, sosial-masyarakat hingga pariwisata.

Salah satunya, penduduk Kota Daeng takut suasana senja yang biasa mereka lihat akan menghilang. Panorama matahari terbenam yang syahdu akan terhalang jejeran gedung-gedung di atas tanah reklamasi.

Berangkat dari keresahan tersebut, Makassar Biennale (MB) serta Tanahindie menyelenggarakan lomba foto unik bertajuk "Sunset Kayak di Pantai." Ini merupakan salah satu rangkaian pengantar menuju pameran MB 2021.

Baca Juga: Ramuan di Segitiga Wallacea: Menyibak Khazanah Pengobatan Tradisional

1. "Sunset Kayak di Pantai", upaya Makassar Biennale membawa isu reklamasi ke ranah satir nan jenaka

Poster lomba foto "Sunset Kayak di Pantai" yang diselenggarakan oleh Makassar Biennale. (Dok. Yayasan Makassar Biennale)

Tema yang dipilih pun sejalan dengan isu reklamasi. Orang-orang diminta "berlatih" memandang sunset di lokasi selain daerah pesisir. Dan yang jelas, tanpa mengurangi keindahannya.

Berbicara pada IDN Times, Direktur Makassar Biennale, Anwar "Jimpe" Rachman menyatakan bahwa rasa resah dari isu reklamasi hendak dibawa ke ranah satir. Temanya bahkan pelesetan dari ungkapan populer "santai kayak di pantai." 

"Saya dan teman-teman di Tanahindie maupun Makassar Biennale sebenarnya melihat reklamasi (secara) lebih lucu-lucu. Karena kan biasanya agak serius dibahas isu ini," ujarnya saat dihubungi pada Rabu (2/6/2021).

Baca Juga: Makassar Biennale Adakan Pelatihan Penulisan-Penelitian di Enam Kota 

2. Lomba foto Makassar Biennale terbuka untuk umum

Pesepeda melintas di area Pantai Losari saat matahari terbenam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (1/5/2020). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Lomba foto ini terbuka bagi siapa saja, baik warga biasa hingga fotografer profesional, baik kamera berbasis gawai hingga DSLR. Demi menguatkan kesan jenaka, para peserta diwajibkan mengunggah foto ke Instagram dan Facebook menggunakan keterangan yang "lucu, unik, menggelitik atau nakal."

Nah, hal tersebut sejalan dengan upaya mendekatkan khalayak umum pada isu di sekitar mereka. Khususnya, warga pada perkara reklamasi pantai. Tak cuma foto, teks pada caption adalah cara lain mereka mengutarakan opini. Tentu saja dengan sentilan jenaka.

"Jadi kita melihat dari sudut pandang lain yang mungkin bisa lebih melibatkan orang banyak. Dan juga menyenangkan bagi orang. Jadi tidak seserius yang biasa dilakukan," lanjut Jimpe.

Baca Juga: [FOTO] Makassar Biennale 2019 Memaknai Kebebasan di Bulukumba

Berita Terkini Lainnya