Makassar Sound Space, Deklarasi Adaptasi dan Kolaborasi Musisi Lokal

Libatkan 11 musisi lintas genre, dihelat akhir pekan ini

Makassar, IDN Times - Di tengah paceklik konser musik akibat pandemik, Makassar Sound Space (MSS) hadir sebagai oase pelepas kerinduan. Untuk edisi perdana yang dihelat pada Sabtu 10 April mendatang, Cinepolis Phinisi Point dipilih sebagai tempat unjuk gigi deretan musisi lokal.

Juang Manyala, salah satu pencetus, menyebut bahwa MSS merupakan jawaban atas tantangan menyelenggarakan konser di masa pandemi.

"Kita ada di titik di mana kita tak lagi menganggap pandemi sebagai hal yang membuat kita jatuh. Kita harus beradaptasi. Jadi kita melihat cara berinovasi sebagai bagaimana cara beradaptasi dengan keadaan," tutur sang pendiri organisasi kesenian-ruang kreatif Prolog Studio kepada IDN Times, Senin (5/4/2021) siang.

Untuk MSS, Prolog berkolaborasi dengan event organizer Double Helix, yang pada Oktober 2020 silam menghelat MKS Drive-In Fest, festival berskala besar pertama di Kota Daeng yang menerapkan protokol kesehatan ketat.

1. Makassar Sound Space bakal dihelat dengan gabungan konsep daring dan luring

Berbicara tentang konser musik, Juang mengakui khalayak luas masih terbayang "konsep lama": penonton yang tumpah ruah, saling berdesakan, melihat musisi melempar riuh nada dari atas panggung.

"Namun itu tidak mungkin terjadi. Jadi akhirnya kita berpikir bagaimana membuat sebuah event hybrid, bergerak offline dan online," lanjut Juang. Belakangan, gabungan dua konsep tersebut jadi alternatif yang ditempuh banyak pihak. Selain menuntaskan rindu menonton langsung dan manggung, jangkauannya pun jadi lebih luas.

Saat mulai menggodok konsep, beragam ide pun muncul. Namun yang paling utama menurut Juang, acara ini harus mengajak serta pihak lain sebagai penyelenggara.

"Akhirnya Prolog, studio kreatif dan ruang kreatif yang rutin menggelar pameran dan kelas-kelas kreatif, berpikir untuk jalan dengan Double Helix. Kami berpikir sepertinya mereka punya cukup keberanian dibanding EO-EO lain," paparnya.

"Akhirnya visi misi Prolog dan Double Helix digabung untuk merancang event adaptasi (di masa pandemik). Lahirlah Makassar Sound Space."

2. Penonton akan mendapat pengalaman unik melihat kolaborasi sejumlah musisi lintas generasi dan genre

MSS sendiri menawarkan pengalaman unik. Diisi oleh 11 musisi dan grup, beberapa di antaranya akan berkolaborasi. Bagi penyuka musik keras, unit hardcore Frontxside berpadu dengan grup heavy rock/metal Middle Finger. Kemudian band britpop The Joeys jadi "pasangan" kuartet post-hardcore Paniki Hate Light.

Ada pula Loka' bersama grup vokal DB3 Voice, Jasmine Risach dengan FUDDY FUDDY plus duet Kapal Udara - String Terts. Turut pula penampilan spesial B-Five, band alternative rock dekade 2000-an yang sempat vakum lama.

Menurut Juang, tema kolaborasi musisi lokal berangkat dari kebiasaan banyak orang untuk mengeksplorasi musik selama pandemik. Entah lewat Spotify, Joox atau YouTube. MSS pun diharap menjadi sumber referensi untuk tamabahan lagu di daftar putar.

"Kita bikin ini sebagai platform bagi band-band Makassar yang pernah mencuri perhatian di Indonesia Timur. Kita harap platform ini menjadi semacam katalog bagi orang-orang luar," kata gitaris Loka' tersebut.

"Maka Makassar Sound Space menjadi ruang musik yang di dalamnya melibatkan musisi dan band-band yang pernah menjadi pusat perhatian di kota ini, selama 15 atau 20 tahun terakhir," sambungnya.

Baca Juga: Album Perdana Ruangbaca Mengajakmu Tersesat di Belantara Kata

3. Menggelar konser di bioskop diharap jadi pengalaman baru bagi para penonton MSS

Makassar Sound Space, Deklarasi Adaptasi dan Kolaborasi Musisi LokalSuasana konser peluncuran album "Simplisitas" oleh band Loka' di Cinepolis Phinisi Point Makassar pada 13 Februari 2021. (Instagram.com/lokamusik)

Di sisi lain, pria kelahiran Bone itu bercerita bahwa masa persiapan MSS sarat tantangan dan keseruan alih-alih hambatan.

"Tantangannya adalah mengajak band-band Makassar yang sempat vakum atau bubar agar dipertemukan kembali. Contohnya menyatukan B-Five yang beberapa personelnya sekarang tinggal di luar Makassar. Yang seru karena kita mengolaborasikan berbagai genre dan berbagai generasi," ujar Juang.

Sedangkan dari sisi teknis, ia beserta tim sengaja memilih bioskop sebagai venue atas beberapa pertimbangan.

"Protokol kesehatannya bisa diterapkan secara ketat. Ada pula dari segi artistik, secara sound system juga bagus."

Khusus untuk Makassar Sound Space, kapasitas penontonnya dikurangi hingga separuhnya sesuai prosedur yang berlaku. Alhasil hanya ada 144 bangku yang tersedia untuk penonton.

Kendati sebagai uji coba konsep konser di bioskop dan bukti adaptasi, Juang Manyala berharap MSS bisa digelar secara rutin.

"Event ini selanjutnya akan ada karena memang tujuannya sebagai katalog untuk orang-orang luar untuk tahu band-band Makassar itu yang mana saja dan seperti apa. Setelah ini kita akan bikin lagi," tutupnya.

Baca Juga: Pindah ke Format Daring, Rock In Celebes 2020 Tetap Ingin Menggelegar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya