Makassar Biennale 2023: Suguhkan Cerita dari 5 Kota yang Kerap Luput

Pameran dua tahunan tersebut akan dibuka pada hari ini

Makassar, IDN Times - Edisi kelima pameran seni rupa dua tahunan Makassar Biennale (MB) akan dihelat mulai Sabtu pekan ini (9/9/2023) hingga 30 Oktober 2023 mendatang. Seperti yang mereka lakukan pada 2019 dan 2021, MB akan berlangsung di lima kota. Makassar sebagai kota pembuka lalu disusul Pangkep, Parepare, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur) serta Nabire (Papua).

Khusus untuk tahun ini, pihak Tanahindie serta Yayasan Makassar Biennale rupanya membebaskan masing-masing kota untuk menentukan subtema sendiri. Tentu saja harus menjadi turunan dari tema abadi Maritim. Keputusan unik tersebut tak lepas dari hasil penelitian yang mereka lakukan beberapa bulan sebelumnya.

Hasil penelitian tersebut tertuang dalam buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut yang diterbitkan pada Maret 2023. Lima narasi perkembangan daerah urban di Makassar, Nabire, Labuan Bajo, Parepare dan Pangkep ditulis dan dikumpulkan oleh para peneliti muda yang mencapai 25 orang.

Baca Juga: Makassar Biennale, Kisah Para Penulis Buku Ramuan di Segitiga Wallacea

1. Penelitian yang tertuang dalam buku Riwayat Gunung dan Silsilah Laut jadi bahasan utama

Makassar Biennale 2023: Suguhkan Cerita dari 5 Kota yang Kerap LuputSampul buku "Riwayat Gunung dan Silsilah Laut" yang diterbitkan oleh Yayasan Makassar Biennale pada Maret 2023. (Instagram.com/maigezine)

Riwayat Gunung dan Silsilah Laut juga menjadi cara para peneliti, yang juga mendiami kota-kota tersebut, mengungkap cerita mendalam tapi kerap luput. Pengalaman pribadi dan kesaksian langsung dari warga setempat tentang setiap jengkal perubahan yang mereka alami dijelaskan dengan gamblang dalam buku tersebut.

Mulai dari sejarah pertumbuhan kota, perubahan lanskap dari rawa-rawa menjadi perkotaan, peran budaya dalam pertumbuhan kota, proses kota yang melupakan akarnya, hingga transformasi kota yang semakin menjauh dari elemen air.

Berangkat dari hasil penelitian tersebut, MB 2023 tak lagi menentukan satu subtema untuk seluruh kota penyelenggara. Tapi membebaskan mereka untuk memilih sendiri, dengan tujuan menjabarkan narasi-narasi spesifik nan khas di wilayah masing-masing.

2. Masing-masing kota dibebaskan menentukan sendiri subtemanya, demi mendekatkan seni pada publik

Makassar Biennale 2023: Suguhkan Cerita dari 5 Kota yang Kerap LuputDokumentasi penelitian tim Makassar Biennale di Kota Makassar untuk buku "Riwayat Gunung dan Silsilah Laut" (Yayasan Makassar Biennale, 2023). (Instagram.com/makassarbiennale)

Selain itu, ini juga menjadi upaya MB untuk menjadi proyek yang bekelanjutan dan lestari (sustainable) bagi kota-kota pelaksana ataupun kota calon penyelenggara berikutnya. Termasuk pula sebagai kerangka kerja komunitas-komunitas dan individu yang sekarang atau kelak terlibat.

Berbicara tentang penyelenggaraan MB di berbagai kota Indonesia Timur, Direktur Makassar Biennale yakni Anwar "Jimpe" Rachman menjelaskan bahwa model pelaksanaan sejak tahun 2019 ini adalah cara bagi mereka untuk turut berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan dinamika seni-budaya di seluruh Nusantara. Dengan kata lain, mendekatkan seni pada publiknya.

"Keterlibatan banyak pihak dalam program-program MB merupakan kebutuhan urgen demi membangun kepercayaan diri warga yang turut berkontribusi sampai ikut melaksanakan dan merayakannya," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (8/9/2023).

3. MB 2023 juga menyiapkan program lain, mulai dari simposium hingga pengenalan KLAB Musik

Makassar Biennale 2023: Suguhkan Cerita dari 5 Kota yang Kerap LuputPoster acara pameran seni Makassar Biennale 2023 yang akan berlangsung mulai 9 September 2023 sampai 30 Oktober 2023. (Instagram.com/makassarbiennale)

Total ada 25 seniman nasional dan internasional yang akan dilibatkan dalam MB 2023. Mereka semua sudah mengikuti proses residensi sejak Agustus lalu. Antara lain Alghifari Jasin (Makassar), Thania Petersen (Cape Town), Yahyakhan Natadias (Tangerang Selatan), Robert "Chi" Machiri (Harare, Berlin) hingga Gandhi Eka (Bandung). Para seniman Pangkep, Parepare, Labian Bajo dan Nabire pun mendapat undangan untuk berpameran.

Selain itu, empat penulis turut dilibatkan untuk menyumbang pikiran mereka terkait program dan apa yang mereka saksikan dan dengar di MB. Mereka adalah Anita Halim (Makassar), Neni Muhidin (Palu), Irmawati Puan Mawar (Makassar), dan Zikri Rahman (Kuala Lumpur).

MB 2023 sendiri sudah menyiapkan berbagai program selain pameran kesenian. Mulai dari simposium, performans, wicara seniman, diskusi, lokakarya, pemutaran film hingga perkenalan proyek baru yakni KLAB Musik yang melibatkan para musisi Kota Makassar.

Baca Juga: Makassar Biennale 2021: Belajar Mengenal Diri Sendiri lewat Journaling

Topik:

  • Irwan Idris
  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya