TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Serangan Jantung: Gejala, Risiko, dan Pemulihannya

Ada faktor risiko serangan jantung yang bisa dikendalikan

pexels/freestocks.org

Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang banyak dilaporkan. Menurut sejumlah sumber, pada populasi umum usia 20 hingga 75 tahun, insiden kematian jantung mendadak sebesar satu per seribu orang, sekitar 18,5 persen dari penyebab umum kematian. 

Serangan jantung,  yang juga disebut a myocardial infarction, terjadi saat bagian otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup. Semakin banyak waktu berlalu tanpa upaya memulihkan aliran darah, semakin besar kerusakan pada otot jantung.

Coronary artery disease (CAD) merupakan penyebab utama serangan jantung. Ini adalah sekumpulan gangguan pada jantung dan pembuluh darah manusia. Kondisi itu sangat berisiko pada orang-orang dengan gaya hidup tidak sehat.

Arteri koroner dalam sistem pembuluh darah manusia bertugas membawa darah ke jantung. Saat terjadi penyempitan atau penyumbatan, seseorang akan mengalami CAD. Penyebab penyumbatan itu disebut aterosklerosis, yakni suatu kondisi di mana terjadi penumpukan plak berupa kolesterol dan lemak di dalam arteri. Plak inilah yang kemudian menyumbat atau merusak arteri sehingga berujung pembatasan atau bahkan menghentikan aliran darah menuju jantung.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia 2021: Teknologi Bisa Selamatkan Jantung

1. Apa saja gejala serangan jantung?

ilustrasi kesehatan jantung (freepik.com/freepik)

Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala utama serangan jantung adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan. Umumnya serangan jantung terjadi di bagian dada tengah atau kiri selama beberapa menit, kadang hilang dan muncul kembali. Rasa tidak nyaman bisa terasa seperti tekanan, diremas, atau sakit. 

Gejala lain adalah merasa lemah, pusing, atau pingsan. Mungkin juga kamu berkeringat dingin. Lalu terjadi nyeri atau tidak nyaman di rahang, leher, atau punggung. Atau nyeri pada satu atau kedua lengan dan bahu. Bisa juga terjadi sesak napas yang disertai rasa tidak nyaman di dada.

Kalau kamu merasakan kelelahan yang tidak biasa atau tidak bisa dijelaskan, lalu juga mual dan muntah, itu mungkin termasuk gejala lain dari serangan jantung.

Orang yang terkena serangan jantung masih bisa ditolong. Di rumah sakit, tenaga medis bisa menjalankan tes untuk mengetahui apakah serangan jantung terjadi dan memutuskan perawatan terbaik. Semakin cepat sampai di ruang gawat darurat, semakin cepat orangnya mendapatkan perawatan sehingga jumlah kerusakan pada otot jantung bisa dikurangi. 

Dalam beberapa kasus, serangan jantung memerlukan resusitasi kardiopulmoner (RJP) atau kejutan listrik (defibrilasi) ke jantung agar jantung dapat memompa kembali.

2. Faktor risiko serangan jantung

ilustrasi nyeri jantung (freepik.com/user5679684)

Ada beragam kondisi kesehatan, gaya hidup, usia, serta riwayat keturunan yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Itu disebut faktor risiko.

Menurut CDC, sekitar setengah dari semua orang di Amerika Serikat punya setidaknya satu dari tiga faktor risiko utama penyakit jantung: tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan merokok.

Beberapa faktor risiko tidak dapat dikendalikan, seperti usia atau riwayat keturunan. Tapi kamu bisa mengambil langkah untuk menurunkan risiko dengan mengubah faktor-faktor yang bisa dikendalikan.

Baca Juga: 14 Penyebab Kaki Bengkak, dari Hamil hingga Gagal Jantung

Berita Terkini Lainnya