Sleep Paralysis: Benarkah karena Ketindihan Makhluk Halus?
Fakta ilmiah di balik fenomena sleep paralysis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah kalian merasa tubuh kaku dan tidak bisa digerakkan saat bangun tidur? Atau mungkin kalian merasa dada sesak saat tertidur?
Jika pernah, pasti kalian menganggap fenomena itu sebagai ‘ketindihan’, bukan? Dahulu, saya juga pernah mengalami hal ini dan menganggapnya sebagai fenomena supernatural. Namun, setelah saya belajar dan melakukan riset lebih jauh, ternyata fenomena ini dijelaskan dalam dunia medis sebagai sleep paralysis.
Hah, Apa itu sleep paralysis?
Baca Juga: Melihat Fenomena Ketindihan dari Sisi Medis, Ini Faktanya!
1. Sleep Paralysis dan 'ketindihan' makhluk halus
Sleep paralysis adalah salah satu jenis parasomnia, yaitu sekumpulan gangguan tidur yang menyebabkan suatu kejadian atau pengalaman yang tidak diinginkan terjadi saat kita baru tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur. Hal ini umum terjadi dan tidak berkaitan langsung dengan gangguan kejiwaan tertentu.
Menurut The American Sleep Disorder Association (1990), sleep paralysis adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak atau berbicara ketika tertidur (hypnagogic) atau saat bangun dari tidur (hypnopompic).
Jadi, Sleep paralysis itu terjadi bukan karena tubuh kita sedang ‘ketindihan’ makhluk halus, walaupun beberapa dari kita pasti pernah berhalusinasi seolah melihat bayangan hitam di atas tubuh. Saat kita tidur, tubuh akan masuk dalam fase pergantian antara tidur NREM (non-rapid eye movement) dan tidur REM (rapid eye movement). Selama tidur NREM, tubuh akan sangat rileks karena berada dalam proses pemulihan diri.
Setelah fase NREM berakhir, proses tidur akan beralih ke fase tidur REM. Di fase tidur REM inilah mimpi terjadi dan otot tubuh ‘dimatikan’. Lalu, bagaimana sleep paralysis bisa terjadi? Nah, sleep paralysis ini terjadi ketika kita tersadar sebelum fase tidur REM berakhir. Akibatnya, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun, sehingga tubuh masih dikondisikan dalam setengah tidur. Itulah mengapa pada akhirnya kita akan merasakan tubuh kaku, tidak bisa bergerak dan berbicara, serta sulit bernapas pada saat mengalami sleep paralysis.
Penyebab terjadinya sleep paralysis juga bukan karena hal-hal supernatural. Sleep paralysis dapat terjadi karena beberapa faktor genetik dan beberapa faktor lainnya seperti jam tidur berantakan, terlalu banyak begadang, stres, posisi tidur telentang, gangguan bipolar atau gangguan tidur lainnya seperti narkolepsi atau kram kaki malam hari. Selain itu, juga bisa diakibatkan karena efek samping obat tertentu seperti obat ADHD dan penyalahgunaan narkotika.
Baca Juga: Kenali 6 Jenis Gangguan Tidur ini, Salah Satunya Ketindihan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.