TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Deodoran atau Antiperspiran, Mana yang Lebih Efektif?

Sesuaikan dengan kebutuhanmu

ilustrasi seseorang memakai deodoran (freepik.com/gpointstudio)

Kalau kamu pernah bingung buat memilih antara deodoran atau antiperspiran, tenang, kamu gak sendirian. Banyak orang yang masih belum tahu pasti apa perbedaan antara keduanya dan mana yang lebih efektif buat mengatasi bau badan atau keringat berlebih.

Nah, di artikel ini, bakal dijelasin perbedaan dan manfaat masing-masing, supaya kamu bisa pilih mana yang paling cocok buat kebutuhanmu. Yuk, kita bahas satu per satu dengan santai dan tanpa ribet!

Baca Juga: 5 DIY Menghilangkan Bau Ketiak Menyengat dengan Bumbu Dapur

1. Fungsi utama: bau vs keringat

Pertama-tama, yang perlu kamu tahu adalah fungsi dasar dari deodoran dan antiperspiran. Deodoran dirancang untuk melawan bau badan, bukan untuk menghentikan keringat. Jadi, kalau kamu orang yang punya masalah dengan bau badan tapi gak berkeringat terlalu banyak, deodoran mungkin sudah cukup efektif buat kamu. Biasanya deodoran mengandung bahan yang membantu membunuh bakteri penyebab bau badan, sekaligus memberi aroma wangi yang menyegarkan.

Di sisi lain, antiperspiran bertugas buat menghentikan atau mengurangi produksi keringat. Kalau kamu sering merasa basah di bawah lengan dan gak nyaman karena keringat yang berlebihan, maka antiperspiran lebih cocok. Antiperspiran bekerja dengan menyumbat sementara pori-pori keringat, jadi produksi keringatnya berkurang. So, kalau kamu lebih khawatir soal basah dan keringat, antiperspiran adalah pilihan yang tepat.

2. Bahan aktif: apa yang bikin beda?

Deodoran dan antiperspiran punya kandungan bahan aktif yang berbeda. Deodoran biasanya mengandung bahan antibakteri, seperti triclosan atau alkohol, yang membantu membunuh bakteri penyebab bau badan. Selain itu, deodoran sering mengandung pewangi untuk memberikan aroma yang segar sepanjang hari. Jadi, kalau kamu pakai deodoran, sebenarnya kamu lagi bertarung melawan bakteri dan bau, bukan melawan keringatnya sendiri.

Sementara itu, antiperspiran mengandung bahan aktif seperti garam aluminium, yang bertugas buat menghambat keluarnya keringat. Garam aluminium ini bekerja dengan menyumbat kelenjar keringat secara sementara, sehingga area tersebut tetap kering. Jadi, saat kamu pakai antiperspiran, bukan cuma bau badan yang diatasi, tapi juga produksi keringat yang dikontrol. Ini yang bikin antiperspiran sering dianggap lebih efektif buat mereka yang punya masalah keringat berlebih.

3. Durasi perlindungan: mana yang lebih tahan lama?

Kalau kamu mencari produk yang tahan lama seharian, baik deodoran maupun antiperspiran punya keunggulannya masing-masing. Deodoran biasanya bekerja selama 8-12 jam, tergantung aktivitasmu dan seberapa banyak kamu berkeringat. Kalau kamu banyak bergerak atau berada di tempat yang panas, wangi deodoran mungkin bisa memudar lebih cepat, jadi kamu perlu reapply di tengah hari untuk tetap segar.

Antiperspiran, di sisi lain, biasanya menawarkan perlindungan yang lebih tahan lama, bahkan bisa sampai 24-48 jam tergantung produknya. Karena tugas utamanya adalah menghambat keluarnya keringat, kamu mungkin gak perlu reapply secepat saat pakai deodoran. Namun, sama seperti deodoran, hasilnya juga tergantung pada aktivitas dan seberapa aktif kamu berkeringat. Kalau kamu berkeringat banyak atau habis berolahraga, mungkin kamu perlu touch-up antiperspiran juga.

4. Efek samping: apa yang perlu diperhatikan?

Bicara soal produk yang kita pakai setiap hari, penting buat tahu juga tentang potensi efek sampingnya. Deodoran, meskipun jarang menyebabkan masalah besar, bisa menyebabkan iritasi pada kulit bagi sebagian orang. Hal ini terutama terjadi kalau kulitmu sensitif terhadap alkohol atau pewangi yang ada di dalam deodoran. Jadi, kalau kulit ketiakmu sering kemerahan atau terasa perih setelah pakai deodoran, kamu mungkin perlu beralih ke yang lebih lembut atau bebas alkohol.

Antiperspiran juga bisa menyebabkan beberapa masalah, terutama karena kandungan garam aluminium yang digunakan untuk menyumbat pori-pori keringat. Beberapa orang mengalami iritasi atau kulit gatal karena bahan ini. Selain itu, ada juga perdebatan tentang apakah penggunaan aluminium jangka panjang bisa berdampak buruk pada kesehatan, meskipun sampai sekarang belum ada bukti kuat yang mengonfirmasi hal ini. Kalau kamu khawatir soal efek sampingnya, mungkin lebih baik pilih antiperspiran yang bebas aluminium atau kombinasikan dengan deodoran yang lebih alami.

Verified Writer

Azizatul Mahfida Inayati

Selain suka nulis, juga suka ngonten IG : rumah_aksara01

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya