TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada, 8 Penyakit Berbahaya Ini Kerap Datang saat Banjir

Kenali gejalanya demi penanganan yang tepat

Warga menggunakan perahu karet saat melintasi banjir yang merendam permukiman di Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (8/12/2021). (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Makassar, IDN Times - Kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya sudah memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi. Banjir pun sempat menggenang beberapa wilayah pada awal pekan kemarin.

Banjir tak cuma mengganggu aktivitas masyarakat, tapi juga kemungkinan besar membawa penyakit berbahaya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut banjir juga jadi masa penyebaran infeksi penyakit.

Lewat seabrek data yang dikumpulkan selama beberapa dekade, WHO menyusun daftar penyakit yang berpotensi muncul setelah banjir. Terdiri dari dua tipe (terbawa air dan terbawa perantara), berikut IDN Times menjelaskannya secara singkat untuk pembaca.

Baca Juga: Solusi Banjir Makassar ala Danny: Rumah Rawan Banjir Dibuat 2 Lantai

1. Tifus

Foto mikroskopik virus Salmonella typhi penyebab penyakit tifus. (Wikimedia Commons)

Biang keladi tifus adalah bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi yang beredar lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejalanya yakni demam, sakit kepala, nyeri otot, batuk kering, kehilangan nafsu makan, sampai diare. Penyakit ini bisa diatasi dengan banyak minum air mineral. Ini bertujuan mengganti cairan yang hilang karena diare serta demam.

2. Kolera

Foto kuman Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera. (Wikimedia Commons/Dartmouth Electron Microscope Facility)

Kolera ini termasuk penyakit yang gawat. Dengan gejala dehidrasi berat akibat diare parah, nyawa penderitanya bisa terancam. Bakteri pembawanya, Vibrio cholerae atau Vibrio eltor, muncul di feses orang yang terinfeksi. Tapi, dari feses tersebut, bakteri bisa terbawa ke berbagai jenis makanan dan minuman.

Kolera umumnya menular di pemukiman padat penduduk dengan sanitasi buruk. Penyakit ini bisa disembuhkan menggunakan antibiotik dan rehidrasi lewat intravena (IV). Penderita dianjurkan mengonsumsi suplemen zinc untuk mempersingkat lama diare akibat infeksi.

3. Leptospirosis

Foto bakteri Leptospira penyebab penyakit Leptospirosis. (Wikimedia Commons)

Leptospirosis, dengan bakteri Leptospira sebagai biang keladi, umumnya datang dari hewan. Tersebar lewat atau urin atau darah orang yang terinfeksi, gejala yang dialami penderitanya seperti mual dan muntah, sakit kepala, diare demam, ruam hingga perubahan warna pada mata.

Yang bikin ngeri, Leptospirosis ini bisa tersebar lewat paparan air atau tanah dengan kontaminasi kuman Leptospira.

4. Hepatitis A

Gejala sakit kuning yang dialami oleh penderita penyakit Hepatitis A. (CDC / Dr. Thomas F. Sellers / Emory University)

Di Asia Tenggara, penyakit ini ibarat momok. Setiap tahun tercatat ada sekitar 400 ribu penderita, dengan korban jiwa mencapai 809 orang. Mayoritas penderita hepatitis A yang tersebar lewat virus adalah anak-anak.

Gejalanya pun terbilang parah. Antara lain tinja berwarna pucat, urin menggelap, sakit kuning serta gatal-gatal.

5. Malaria

Unsplash/Armen Chlchatian

Parasit Plasmodium adalah biang kerok penyakit infeksi ini. Malaria sendiri tersebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Penularannya antar manusia sangat jarang, mengingat perlu kontak darah dari si penderita. Tapi bukan berarti potensinya terjadi nol persen. Gejalanya sendiri antara lain demam, berkeringat, nyeri otot, kedinginan sampai muntah-muntah.

6. Demam berdarah

Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Penyakit ini sempat menjangkiti penduduk Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Bekasi dan Bali pada Januari lalu. Penularannya sendiri terjadi lewat gigitan Aedes aegypti dan Aedes albopictus, nyamuk yang hidup di kawasan tropis dan subtropis. Binatang tersebut jadi pembawa (carrier) salah satu dari empat virus dengue si biang keladi demam berdarah.

Lantaran gejalanya mirip, penyakit ini kerap dikira tifus. Untuk stadium parah, si penderita bisa mengalami muntah darah.

7. Demam Kuning

ilustrasi vaksin demam kuning atau yellow fever (paho.org)

Seperti namanya, gejala penyakit yang tertular lewat perantaraan nyamuk itu amat jelas. Warna kulit penderitanya bakal berubah menguning lantaran menurunnya fungsi hati. Yang harus diwaspadari, tak banyak gejala ditunjukkan saat fase-fase awal terjangkit.

Gejala berat baru terlihat ketika fase akut. Si penderita merasa demam, sakit kepala dan rasa sensitif pada cahaya. Warna merah di area mata, wajah dan lidah juga alami perubahan.

Baca Juga: Cerita Kakek Korban Banjir Makassar: Bangun Tidur Langsung Dievakuasi

Berita Terkini Lainnya