Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinya

Kenali agar keuangan kamu tetap aman

Kamu pernah gak, merasa ingin belanja setelah mengalami hari yang buruk atau bad mood? Mungkin ketika perasaan sedih melanda, ide untuk membeli barang baru terasa seperti solusi cepat yang bisa bikin mood kamu membaik. Inilah yang disebut dengan emotional spending atau pengeluaran emosional.

Istilah ini mengacu pada kebiasaan belanja yang dipicu oleh perasaan, bukan kebutuhan nyata akan barang atau jasa tertentu. Meski sesekali berbelanja untuk memanjakan diri tidak masalah, ketika kebiasaan ini menjadi tak terkendali dapat berakibat buruk pada kondisi keuanganmu, lho. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu emotional spending dan bagaimana cara mengatasinya agar tidak merusak dompetmu. Simak penjelasan berikut ini yang dikutip dari Very Well Mind.

Baca Juga: 9 Penyebab Emotional Numbness, saat Kamu Selalu Merasa Hampa

1. Memahami pemicu emotional spending

Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinyailustrasi sedih (pexels.com/Liza Summer)

Langkah pertama untuk mengatasi emotional spending adalah dengan menyadari pemicunya. Cobalah untuk bertanya pada diri sendiri setiap kali kamu merasa ingin membeli sesuatu secara impulsif. Emosi apa yang sedang kamu rasakan? Apakah kamu merasa cemas, iri, atau sedih?

Memahami emosi yang memicu keinginan belanja bisa membantumu lebih waspada dan tidak langsung bertindak impulsif. Misalnya, jika kamu merasa stres karena pekerjaan dan ingin membeli gadget baru sebagai pelarian, coba pertimbangkan apakah ada cara lain yang lebih sehat untuk mengatasi stres tersebut.

2. Temukan cara sehat untuk menghadapi situasi emosional

Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinyailustrasi jalan-jalan di taman umum (unsplash.com/Christian Testa)

Berbelanja memang bisa memberikan rasa senang sesaat karena hormon dopamin yang dilepaskan saat melakukan pembelian. Namun, ada banyak cara lain yang lebih sehat dan ekonomis untuk meredakan perasaan negatif.

Ketika dorongan untuk berbelanja muncul, pertimbangkanlah untuk melakukan aktivitas lain yang bisa memperbaiki mood kamu. Misalnya, berjalan-jalan di taman, olahraga, bertemu teman untuk mengobrol, atau menonton film favorit. Aktivitas-aktivitas ini bisa memberikan efek positif yang sama tanpa harus mengeluarkan uang.

3. Buat anggaran untuk emotional spending

Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinyailustrasi menghitung anggaran (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Meskipun berbelanja terkadang bisa menjadi bentuk perawatan diri, penting untuk melakukannya dengan bijak. Buatlah anggaran khusus untuk emotional spending agar kamu tetap bisa memanjakan diri sesekali tanpa mengganggu stabilitas keuanganmu.

Tentukan jumlah uang yang bisa kamu alokasikan setiap bulannya untuk pembelian impulsif, dan pastikan untuk tidak melampaui batas tersebut. Dengan cara ini, kamu bisa tetap menikmati sensasi berbelanja tanpa merasa bersalah atau khawatir.

4. Pantau kondisi keuangan secara berkala

Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinyailustrasi uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Sering kali emotional spending terjadi karena kita tidak sepenuhnya sadar akan kondisi keuangan kita. Luangkan waktu setidaknya seminggu sekali atau sebulan sekali untuk memeriksa akun bank dan catatan pengeluaranmu.

Dengan cara ini, kamu bisa lebih paham tentang pola belanjamu dan memastikan bahwa kamu tidak mengeluarkan lebih dari yang seharusnya. Memantau keuangan secara rutin juga bisa membantumu lebih bijak dalam membuat keputusan belanja di masa depan.

5. Beri jeda waktu sebelum membeli sesuatu

Mengenal Apa Itu Emotional Spending dan 5 Langkah Mengatasinyailustrasi bokek (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Saat kamu merasa ingin membeli sesuatu secara emosional, coba beri jeda waktu sebelum melakukan pembelian. Jika kamu sedang berbelanja online, masukkan barang tersebut ke dalam keranjang belanja, lalu tinggalkan selama beberapa jam atau bahkan seharian.

Jika kamu berada di toko, putuskan untuk mempertimbangkan pembelian tersebut di rumah dan kembali ke toko jika memang benar-benar membutuhkannya. Dengan memberi jeda, kamu bisa mengevaluasi kembali apakah pembelian tersebut memang diperlukan atau hanya dorongan sesaat. Jeda ini sering kali membantu mengurangi kebiasaan belanja impulsif.

Emotional spending adalah tantangan yang sering dihadapi banyak orang, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan memahami pemicunya, mencari alternatif yang lebih sehat, dan menerapkan kebiasaan keuangan yang lebih baik, kamu bisa mengendalikan dorongan untuk berbelanja secara emosional. Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berasal dari barang-barang yang kita beli, melainkan dari cara kita mengelola hidup dan emosi kita.

Baca Juga: 6 Tips Sederhana Mengatasi Emotional Hijacking

L A L A Photo Community Writer L A L A

Warga Jakarta, dah itu aja.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya