Strategi Cerdas Berinvestasi, Jangan Berpikir Cepat Kaya!

Berinvestasilah secara rasional

Intinya Sih...

  • Investasi kini menjanjikan untuk memperkuat kondisi finansial dengan akses produk seperti saham, obligasi, deposito, emas, properti, asuransi, dan reksadana.
  • OJK berbagi tips investasi cerdas dan menghindari investasi ilegal dalam diskusi Melek Keuangan di Makassar.
  • Jeffrey Hendrik mengingatkan bahwa bursa efek tidak menjanjikan kekayaan dalam waktu singkat dan menekankan agar berinvestasi secara rasional.

Makassar, IDN Times - Investasi kini menjadi salah satu aktivitas menjanjikan untuk memperkuat kondisi finansial. Saat ini, banyak sekali produk investasi yang bisa diakses oleh siapapun seperti saham, obligasi, deposito, emas atau logam mulia, properti, asuransi, serta reksadana.

Sayangnya, tidak sedikit pula masyarakat yang terjebak dalam aktivitas invetasi ilegal lantaran tergiur dengan keuntungan yan dijanjikan. Jika sudah begitu, maka mereka sendiri yang akand dirugikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat berbagi tips berinvetasi cerdas agar tidak mudah tergiur dengan investasi ilegal. OJK menggelar diskusi bertajuk Melek Keuangan: Strategi Invetasi Cerdas dan Mengindari Invetasi Ilegal yang berlangsung di Cafe Goofields, Makassar, Kamis (8/8/2024).

Diskusi ini menghadirkan tiga orang narasmber. Mereka adalah Irhamsyah selaku Analis  Eksekutif Kelompok Spesialis Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK. Kemudian, ada Antonius Hari selaku Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK. Lalu ada Jeffrey Hendrik selaku Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia.

1. Bursa efek bukan tempat menjadi kaya dalam waktu singkat

Strategi Cerdas Berinvestasi, Jangan Berpikir Cepat Kaya!Bursa Efek Indonesia (BEI) (dok. Kemenkop UKM)

Dalam diskusi ini, Jeffrey Henderik memaparkan mengenai bursa efek. Bursa efek atau bursa saham adalah jenis pasar yang memperdagangkan efek atau ekuitas seperti saham, obligasi, dan lain-lain

Dia mengajak masyarakat untuk berinvestasi melalui bursa efek. Namun di sisi lain, dia juga mengingatkan bahwa bursa efek tidak menjanjikan kekayaan dalam waktu singkat melainkan dalam jangka panjang.

"Bursa efek bukan tempat untuk menjadi kaya dalam waktu singkat. Bursa efek bisa memberikan kesejahteraan di masa tua. Hakikatnya bisa dinikmati jangka panjang," kata Jeffrey.

Dia juga menekankan kepada masyarakat yang hendak berinvestasi agar tidak terlalu terburu-buru. Berinvestasi itu, menurut dia, hendaknya dimulai dengan lebih rasional tanpa mengharapkan kekayaan kilat.

"Berinvestasilah secara rasional, bukan dalam motif serakah untuk menjadi kaya daam waktu singkat," katanya.

2. Anak muda sebaiknya mulai belajar berinvestasi

Strategi Cerdas Berinvestasi, Jangan Berpikir Cepat Kaya!ilustrasi investasi dan bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Anak muda juga bisa memulai investasi dari sekarang. Bagi anak muda, mereka bisa memanfaatkan sumber dayanya yang ada sekarang.

Jeffrey berpesan kepada anak muda agar menggunakan waktunya untuk belajar invetasi. Pasalnya tak sedikit mitos yang berkembang di masyarakat mengenai investasi.

"Gunakan waktunya untuk belajar karena berinvestasi di pasar modal butuh belajar. Gunakan uang untuk belajar berinvetasi," kata Jeffrey.

3. Sejumlah mitos tentang invetsasi berkembang di masyarakat

Strategi Cerdas Berinvestasi, Jangan Berpikir Cepat Kaya!ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Pesan Jeffrey itu berangkat dari berkembangnya beberapa mitos di masyarakat salah satunya bahwa investasi di pasar modal itu haram. Namun saat ini sudah ada 11 peraturan OJK dan fatwa MUI yang mengatur soal invetasi di pasar modal. Ada 5 fatwa MUI yang menjadi landasan dalam pengembangan pasar modal.

Mitos lainnya yang berkembang di masyarakat mengenai investasi, kata Jeffrey, adalah invetasi kerap dikaitkan hanya untuk kalangan orang kaya. Padahal, investasi bisa dimulai tanpa harus menunggu kaya terlebih dahulu.

Kemudian, adanya mitos bahwa invetasi selalu berisiko tinggi. Padahal, jika punya keterampilan, masyarakat dapat langsung berinvetasi tanpa harus menunggu kaya.

"Hari ini, orang sudah bisa investasi mulai dari Rp20.000 dan bisa menjadi investor di pasar modal," kata Jefreey.

Baca Juga: Biaya Medis Naik, Alokasi Keuangan untuk Kesehatan Harus Diperhatikan

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya