Inisiatif J3K Gojek Bantu Konsumen Beradaptasi di Masa Pandemi

93 persen konsumen merasa terbantu pengalaman kuliner aman

Makassar, IDN Times – Mayoritas atau sebanyak 86 persen konsumen menganggap aplikasi Gojek membantu mereka beradaptasi dan menjaga produktivitas selama pandemi COVID-19. Di sisi lain, 93 persen konsumen menganggap keamanan layanan Gojek lebih baik dari standar industri.

Data tersebut merupakan sebagian hasil riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) dengan studi kasus Gojek. Penelitian digelar pada September 2020 melalui survei mandiri, digelar secara daring terhadap 4.199 konsumen yang aktif menggunakan Gojek dalam satu bulan terakhir.

Survei berjudul “Perilaku Baru Konsumen Indonesia dalam Bertransaksi Digital di Masa Pandemi COVID-19” merekam perubahan pola penggunaan layanan digital oleh konsumen. Terdapat peningkatan nilai dan jumlah transaksi saat pandemi, baik di dalam maupun di luar ekosistem Gojek. Tiga pos pengeluaran digital terbesar mencakup pesan antar makanan, jasa pengiriman, serta transportasi online.

“Keberadaan platform digital seperti Gojek membantu konsumen untuk beradaptasi, dan menjaga produktivitas dalam situasi pandemic yang penuh ketidakpastian,” kata Dr. Alfindra Primaldhi, peneliti LD FEB UI, dikutip dari siaran persnya, Jumat (16/10/2020).

Seperti apa hasil survei tersebut dan bagaimana Gojek menghadapi tantangan di masa pandemi? Simak lebih lanjut!

Baca Juga: Beasiswa Kuliah dari Gojek untuk 10 Anak Mitra Driver, Menginspirasi!

1. Mayoritas konsumen merasa terbantu dengan pengalaman kuliner aman

Inisiatif J3K Gojek Bantu Konsumen Beradaptasi di Masa PandemiDok. Gojek

Menurut survey LD FEB UI, secara umum 46 persen konsumen lebih sering menggunakan aplikasi Gojek saat pandemi. Seiring itu, mobilitas masyarakat berkurang karena situasi mengharuskan lebih banyak beraktivitas di rumah. Ada enam layanan Gojek jadi yang paling sering dipakai, yakni Gopay (68%), GoFood (65%), Paylater (57%), GoPulsa (41%), GoBills (36%), dan GoSend (36%).

Secara keseluruhan, 86 persen konsumen menganggap aplikasi Gojek membantu mereka beradaptasi dan menjaga produktivitas selama pandemi. Ada tiga fitur utama pendukung produktivitas konsumen. Masing-masing, fitur pilihan kiriman barang antar kota di GoSend (84%), penerapan J3K untuk pemesanan makanan (81%), serta pilihan pesan sembako dan bahan pangan lewat GoShop (80%).

Ada 93 persen konsumen yang merasa terbantu dengan pengalaman kuliner aman dari GoFood. Sebanyak 91 persen konsumen menganggap Gojek membantu mereka melakukan rutinitas sehari-hari di saat bersamaan. Sedangkan 90 persen konsumen menilai Gojek menyediakan layanan aman dan terpercaya, dengan 93 persen yang percaya keamanan produk dan layanannya lebih baik dari standar industri.

“Persepsi konsumen yang positif terhadap aplikasi digital yang membantu mereka selama pandemi akan membuat mereka semakin loyal terhadap platform tersebut,” ucap Alfindra.

2. Inisiatif J3K untuk memastikan ketenangan dan kenyamanan konsumen

Inisiatif J3K Gojek Bantu Konsumen Beradaptasi di Masa PandemiScreenshoot AJI Indonesia

Kepercayaan konsumen Gojek tak terlepas dari inisiatif protokol J3K. Ini merupakan upaya meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Gojek menghadirkan berbagai standar pelayanan baru untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mitra driver maupun pengguna layanan.

Anandita Danaatmadja, VP Regional Strategy di Gojek East Indonesia, mengatakan, inisiatif J3K hadir untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi stakeholder. Inovasi itu sebagai bagian kampanye adaptasi kebiasaan baru, yang akan terus berlangsung di masa pandemi.

J3K menghadirkan perlindungan ekstra bagi mitra driver dan pengguna agar kesehatannya terjaga selama perjalanan. Protokol berlaku mulai dari layanan transportasi, antar pesanan, hingga layanan logistik dan pembayaran. Anandita menyebut, protokol J3K sudah diikuti dua juta mitra driver, 190 juta pengguna, 500 ribu mitra usaha, dan lebih 20 layanan Gojek.

“Prinisip gojek adalah memecahkan permasalahan sehari-hari. Maka kita melakukan inovasi dan penerapan standar layanan baru,” kata Anandita pada webinar regional Indonesia Timur yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia via Zoom, Jumat.

3. Dari edukasi prosedur kesehatan hingga disinfeksi kendaraan

Inisiatif J3K Gojek Bantu Konsumen Beradaptasi di Masa PandemiSekat di layanan GoCar. Dok. Gojek

Sesuai namanya, inisiatif J3K Gojek terdiri dari tiga pilar. Yang pertama pilar kesehatan, antara lain berupa pengecekan rutin suhu tubuh mitra driver di posko aman J3K. Di Makassar, posko ini ditempatkan di SPBU Jalan Sultan Alauddin dan lapangan parker Begos, Jalan Perintis Kemerdekaan.

Pada posko aman juga digelar edukasi prosedur kesehatan bagi mitra driver seluruh layanan Gojek. Bagi yang memerlukan konsultasi kesehatan, terdapat layanan telemedik GoMed.

Pilar kebersihan adalah penerapan protokol kesehatan bagi mitra usaha GoFood sesuai imbauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Gojek memberikan pilihan restoran higienis, yakni yang sudah menerapkan langkah-langkah protokol kesehatan. Sedangkan kendaraan mitra driver secara berkala menjalani disinfeksi.

Pada pilar keamanan, Gojek menyediakan Zona Nyaman J3K. Ini adalah titik jemput GoRide dan GoCar dengan serangkaian protokol sterilisasi oleh staf terlatih. Sehingga konsumen dan mitra driver yang menjalankan layanan terjamin keamanan dan kesehatannya.

Pada layanan GoCar, terdapat fitur baru berupa sekat pelindung. Sekat juga sedang diuji coba pada layanan GoRide. Selain itu, pelanggan bisa mendapatkan informasi soal driver soal suhu tubuh dan status kendaraannya.

"Apakah kendaraan driver sudah didisinfeksi atau tidak," ujar Anandita.

Gojek, kata Ananditam juga mengedepankan pengantaran makanan atau barang tanpa kontak fisik, serta pembayaran nontunai dengan layanan GoPay. Sedangkan pelanggan yang ingin mengambil langsung pesanan makanan langsung, bisa memanfaatkan layanan GoFood Pickup.

“Setelah ada kampanye J3K, secara signifikan ada peningkatan aktivitas konsumen. Ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen. Setelah merasa aman dan nyaman, mereka mulai melakukan aktivitas kembali dengan kami,” dia menerangkan.

4. Inisiatif Gojek diapresiasi

Inisiatif J3K Gojek Bantu Konsumen Beradaptasi di Masa PandemiIlustrasi driver Gojek memakai penyekat yang merupakan bagian dari program J3K. IDN Time/Istimewa

Sebelumnya Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif J3K. Dia menyebut inisiatif tersebut mendorong produktivitas masyarakat pada cara hidup baru. Gojek disebut tanggap situasi pandemi dan mengedepankan aspek keamanan serta kesehatan dalam layanannya kepada masyarakat.

"Hal ini sejalan dengan upaya kami untuk membangkitkan perekonomian daerah, termasuk di dalamnya industri pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan tetap memprioritaskan kesehatan masyarakat," kata Rudy beberapa waktu lalu.

Salah seorang konsumen Gojek, Anita Nur, menyampaikan pengalamannya bertransaksi digital di masa pandemi. Dia mengatakan sejumlah protokol baru menambah keyakinan konsumen terhadap keamanan layanan. Misalnya saat menggunakan pesan antar makanan, dia merasa tak lagi khawatir dengan higienitas produk.

"Menurut saya inisiatif seperti J3K sangat berpengaruh kepada psikologis konsumen. Kita merasa terlindungi dan nyaman. Pengantaran tanpa kontak fisik juga meminimalisir penularan COVID-19 yang belum tahu kapan berakhir," ucapnya kepada IDN Times, Jumat.

Baca Juga: Fokus di Bisnis Inti Jadi Strategi Gojek Hadapi Pandemik

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya