TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wirgal Wajo, Sensasi Menyantap Kuliner Khas Bugis dengan Suasana Sawah

Banyak spot foto juga lho

Suasana di Wirgal saat malam hari. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Nama Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan, identik dengan sentra kain sutra. Namun bukan berarti daerah ini tak mempunyai potensi menarik lainnya seperti destinasi wisata, khususnya bidang kuliner. 

Jika ingin berwisata kuliner tradisional Bugis Wajo sambil menikmati sejuknya area persawahan, bisa menyambangi Wirgal yang berlokasi di Desa Sappa, Kecamatan Belawa. Wirgal merupakan tempat wisata pemancingan yang menyajikan menu-menu makanan tradisional.

"Konsep dari Wirgal ini muncul di awal kebetulan waktu itu suka mancing. Jadi saya posting, yang berminat memancing dimasakkan hasil mancingnya silakan berkunjung di pemancingan," kata Ansar Messa selaku pemilik Wirgal saat ditemui IDN Times.

Wirgal sendiri merupakan singkatan dari wiring yang berarti tepi dan galung yang berarti sawah. Sesuai namanya, Wirgal juga menyajikan nuansa alam yang sangat kental di tengah hijaunya persawahan.

"Kenapa kita namakan begitu, karena rata-rata di daerah lain sudah ada pinggir sawah. Jadi kita coba fungsinya ke khas Bugis. Jadi namanya juga Bugis, yang muncul menu makannya juga khas Bugis," katanya lagi.

1. Baiknya reservasi terlebih dahulu

Suasana di Wirgal saat malam hari. IDN Times/Asrhawi Muin

Bagi masyarakat yang perkotaan yang merindukan pemandangan sawah dan ingin menyantap makanan tradisional, boleh berkunjung ke Wirgal. Karena Wirgal memang menyajikan menu tradisional khas Bugis sebagai menu utama. Harganya juga terjangkau.

"Konsepnya makanan khas Bugis yang asli betul dari Wajo, utamanya dari Belawa. Tidak ada penyajian makanan-makanan resto. Intinya kita sajikan ikan air tawar dan bebek," kata Ansar.

Ansar menyebutkan tak sedikit pengunjung yang datang dari kota dan menyempatkan diri mampir di tempatnya ini. Di sini, Wirgal lebih banyak menyediakan menu ikan seperti ikan nila, ikan mas, ikan bawal dan ikan masapi.

"Menu makanan banyak. Mungkin keluarga yang ada di kota, jenuh dengan makanan-makanan resto, pas pulang kampung sisihkan waktu ke sini untuk menikmati makanan khas Bugis ala pedesaan," kata Ansar.

Tapi Ansar menyarankan agar pengunjung reservasi terlebih dahulu melalui nomor telepon yang tertera di akun Instagramnya. Karena jika tidak, maka mereka harus rela menunggu lama. Sebab ikan yang dipesan baru akan dimasak saat itu juga.

"Jadi prosesnya bisa lama. Begitu juga dengan makanan lain. Jadi kita konsepnya Wuring Galung bagaimana pengunjung bisa makannya segar di saat makan bersama dengan keluarga," ujar Ansar.

Baca Juga: Naik Pesawat dari Jawa-Bali ke Sulsel Harus Tes PCR

2. Menu khas Bugis jadi idola

Suasana di Wirgal saat malam hari. IDN Times/Asrhawi Muin

Tak hanya ikan, Wirgal juga menyediakan menu olahan dari bebek. Yang paling populer tentu saja nasu palekko yaitu hidangan bebek cincang yang dimasak dengan bumbu pedas. Tapi menurut Ansar, menu yang paling banyak dipesan yaitu ikan bakar.

"Karena hampir tiap pesanan ada ikan bakar. Kalau menu utama itu tunu bale kamboja karena hampir tiap pengunjung suka itu. Bebek rica-rica, bebek biasa, dan palekko," sebut Ansar.

Walaupun ikan dan bebek menjadi olahan utama, namun ada juga menu-menu pelengkap lain yang tak kalah sedap. Di antaranya tumis telur ikan, tumis kangkung, sayur parapa, gammi bale rakko, peco ladang lolo, cecca pao dan masih banyak lagi.

"Tapi kalau yang pelengkap itu lawa bale, tello bale, dan kerokko bale. Kerokko bale itu dihasilkan oleh nelayan kita di pinggir Danau Tempe, itu ikan kecil-kecil dikeringkan kemudian diolah dengan bumbu Wirgal," kata Ansar lagi.

Meski lebih banyak menu tradisional, Wirgal juga tak lupa menyajikan minuman kekinian. Misalnya Thai tea, greentea, namun yang paling recommended adalah es podeng Wirgal.

Baca Juga: Panduan Wisata ke Danau Terdalam Se-Asia Tenggara di Sorowako Sulsel

Berita Terkini Lainnya