Wisata Alam dan Budaya Berpadu di Toraja International Festival
Kamu udah pernah melancong ke Toraja belum?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kurang dari sepekan setelah gelaran Beautiful Malino, salah satu agenda tahunan pariwisata Sulawesi Selatan yakni Toraja International Festival (TIF) resmi dihelat pada hari Jumat (19/7) ini. Berpusat di Rantepao sebagai ibu kota Kabupaten Toraja Utara, para pelancong selama tiga hari beruntun --hingga Minggu 21 Juli-- silih berganti disuguhkan parade kebudayaan lokal dan dunia.
Memasuki tahun ketujuh penyelenggaraan, TIF masih mengusung tema serupa dengan edisi-edisi sebelumnya yakni upaya mengenalkan Toraja kepada dunia. Namun yang berganti hanyalah delegasi utusan negara-negara sahabat, duta budaya sekaligus penjalin persahabatan dalam kesenian. Bagi kamu yang mungkin baru mendengarnya, berikut ini IDN Times sajikan beragam keseruan yang bisa kamu rasakan di TIF.
Baca Juga: 8 Stereotip Salah Kaprah Tentang Toraja yang Tak Boleh Kamu Percaya
1. TIF pertama kali diadakan pada 2013 demi menggenjot segi pariwisata
Digelar pertama kali pada 28 Desember 2013 silam, Toraja International Festival sejak awal dirancang sebagai cara Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, untuk mengangkat kebudayaan Toraja ke tingkat dunia. Meski sudah memiliki daya pikat di kalangan para wisatawan asing dan lokal, Toraja masih berupaya keras menggenjot segi pariwisata.
Pusat acara TIF yang berada di Rantepao juga didasarkan atas faktor budaya. Daerah sekitar ibu kota Kabupaten Toraja Utara tersebut memang memiliki segudang destinasi wisata menakjubkan. Tak jauh ke selatan Rantepao ada Ke'te Kesu, desa yang kental dengan adat istiadatnya lantaran memiliki kuburan batu, jejeran rumah tradisional Tongkonan hingga lumbung yang biasa disebut "alang".
Sementara itu, 44 menit berkendara ke selatan dari Rantepao, terdapat pula salah satu destinasi andalan yakni kuburan bayi Desa Kambira di mana jasad disemayamkan dalam pohon Tarra nan tinggi menjulang. Masih ada juga Museum Ne'Gandeng, Bori Parinding (kompleks kubu batu zaman megalitikum), Air Terjun Sarambu Assing, hingga kawasan Lolai yang dikenal sebagai "Negeri di Atas Awan".
Baca Juga: 5 Tradisi Toraja yang Kesohor Hingga ke Mancanegara