Mengenal Geopark Maros-Pangkep yang Baru Masuk Daftar UNESCO
Luasnya 312 ribu hektar, membentang di dua kabupaten
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Geopark Maros-Pangkep akhirnya ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) lewat rapat Rapat Dewan Geopark UNESCO di Satun, Thailand, Selasa kemarin (6/9/2022). Statusnya sendiri baru diumumkan secara resmi melalui Sidang Umum UNESCO di Paris, Maret tahun depan.
Penetapan ini sendiri setelah UNESCO mengirim asesor ke Geopark Maros-Pangkep pada Juni silam. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman juga menyampaikan potensi Geopark tersebut serta komitmen dari Pemprov Sulsel, Pemkab Pangkep dan Pemkab Maros.
"Terima kasih kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Maros, Pemerintah Kabupaten Pangkep, Badan Pengelola Geopark Nasional Maros-Pangkep, serta dukungan dan kerja keras semua pihak serta lapisan masyarakat Maros dan Pangkep," kata Andi Sudirman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/9/2022).
Baca Juga: Maros-Pangkep Masuk UNESCO Global Geopark, Diresmikan 2023
1. Perbukiran karst Rammang-Rammang jadi salah satu daya tarik Geopark Maros-Pangkep
Kawasan Geopark Maros-Pangkep membentang di dua kabupaten yang bertetangga yakni Maros dan Pangkajene Kepulauan, dengan luas mencapai 312.594 hektare. Rinciannya yakni 223.629 hektare wilayah daratan, ditambah 88.965 hektare kawasan Kepulauan Spermonde yang sudah lama dikenal publik berkat biota lautnya.
Geopark Maros-Pangkep sendiri punya ciri khas lanskap perbukitan karst yang tersusun dari batuan gamping. Tak cuma dibuat terpesona oleh pemandangannya, para pengunjung bisa menyaksikan keunikan flora dan fauna di kawasan karst terluas ketiga dunia tersebut.
Mulai dari kupu-kupu yang sudah jadi ciri khas, sekitar 50-an spesies burung berstatus endemik, monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis), tarsius (Tarsius fuscus), plus sejumlah tanaman langka seperti mata kucing (Hopea celebica).
Baca Juga: 9 Wisata Indonesia yang Terdaftar UNESCO, Wajib Masuk List Liburan!