TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Potret Monumen & Kuburan Massal Korban Aksi Westerling di Makassar

Menjaga sejarah dalam ingatan, memberi pelajaran berharga

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Makassar, IDN Times - "Mau ki masuk? Tunggu sa bukakan pagar dulu," ujar salah satu remaja saat saya tiba tepat di Gerbang Monumen Korban 40.000 Jiwa Sulawesi Selatan pada Kamis (15/8). Sejumlah remaja terlihat sedang asyik bercengkerama pada sore itu. Bisa dimengerti lantaran letaknya berdekatan dengan Rumah Perlindungan Sosial Anak Turikale yang dikelola Dinas Sosial Kota Makassar.

Begitu masuk, suasana sepi langsung menyeruak. Tak jauh dari hingar-bingar dan bisingnya lalu lintas, monumen yang terletak di Jalan Langgau, Kelurahan La'latang, Kecamatan Tallo, tersebut justru sunyi senyap. Namun memori pembantaian Westerling medio Desember 1946 hingga Maret 1947 tak serta merta menguap. Ingatan atas lembar kelam Indonesia saat berusia belia akan terus hidup.

Monumen tersebut berdiri di atas kuburan massal korban operasi "anti-pemberontak". Dalam buku Colonial Counterinsurgency and Mass Violence: The Dutch Empire in Indonesia (2014), disebutkan bahwa Desa Kalukuang --kini berstatus Kelurahan-- tak jauh dari La'latang, turut disatroni regu DST pimpinan Westerling. Sejumlah penduduk menjadi korban, akibat timah panas dan tusukan bayonet.

Baca Juga: Genangan Darah di Sepatu Lars Kapten Raymond Westerling

1. Yang paling mencolok dari Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah patung setinggi empat meter seseorang dengan kaki-tangan buntung. Ini disimbolkan sebagai salah satu korban selamat dari operasi brutal Raymond Westerling

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

2. Sebuah relief raksasa sarat emosi menyambut begitu masuk ke halaman monumen. Kenangan atas salah satu kampanye militer Belanda di Indonesia masih membekas dalam benak para korban selamat

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

3. Relief raksasa menggambarkan secara gamblang apa yang tertinggal di sebuah desa setelah alami teror Westerling: para lelaki yang meregang nyawa, dan sanak keluarga yang tenggelam dalam kesedihan lantaran tak tak kuasa berbuat apa-apa

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

4. Dua sosok pejuang juga terdapat di bagian paling kanan. Upaya DST pimpinan Westerling "menumpas teroris" ternyata efektif. Perjuangan gerilyawan berubah timpang tanpa sokongan penduduk yang trauma

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

5. Akses menuju dalam bangunan relief justru terkunci rapat saat IDN Times datang. Meski dilabeli "museum," ruangan tersebut rupanya dibiarkan kosong sejak lama. Tepat di bawah, bersemayam para korban pembantaian Westerling

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

6. Pendopo bergaya arsitektur khas Jawa ini biasa digunakan sebagai tempat undangan dan pejabat pemerintah dalam upacara peringatan pembantaian Westerling di seantero Sulawesi Selatan

IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Baca Juga: Riwayat Singkat Tiga Datuk Penyebar Islam di Sulawesi Selatan

Berita Terkini Lainnya