Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesepak bola PSM Makassar Wiljan Pluim melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Barito Putera pada laga BRI Liga 1 di Stadion Gelora BJ Habibie, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Kamis (9/2/2023). ANTARA FOTO/Erick Didu/abhe/nym.

Makassar, IDN Times - Kapten tim PSM Makassar, Wiljan Pluim, memang sudah bermain di Indonesia selama 7 tahun atau sejak pertengahan tahun 2016. Tapi, ia mengaku bahwa naturalisasi menjadi WNI tidak jadi pilihannya.

Ia berbicara blak-blakan tentang faktor di balik alasan tersebut dalam video wawancara eksklusif yang diunggah kanal YouTube resmi milik Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), hari Minggu lalu (21/5/2023).

1. Pernah memikirkan naturalisasi, tapi memilih tidak melakukannya

Pemain PSM Makassar Wiljan Pluim (kiri) berusaha melewati dua pemain Bhayangkara FC pada leg kedua delapan besar Piala Indonesia 2018-2019 di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (3/5/2019). (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

Berbicara kepada mantan atlet wushu Sabina Katya, Pluim mengaku sempat terpikir opsi naturalisasi. Tapi, setelah dibahas secara matang bersama sang istri, ia memilih tidak melakukannya. Kerabat jadi alasan utamanya.

"Saya memikirkan itu. Kami (Pluim dan istri, Marlinde) juga membahasnya. Tapi pada akhirnya kami memutuskan untuk kembali (ke Belanda). Pastinya karena ada keluarga di sana," katanya.

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, seorang WNA bisa mengajukan permohonan menjadi WNI jika sudah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.

2. Kagum dengan Bali, tapi memilih tetap tinggal di Belanda dengan keluarga

Editorial Team