Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pesepak bola PSM Makassar Wiljan Pluim (kedua kanan) menghalangi pesepak bola Bali United Ricky Fajrin (kanan) pada pertandingan leg kedua babak play off untuk menentukan wakil Indonesia pada Liga Champions Asia 2023/2024 di Stadion Gelora BJ Habibie, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/6/2023). ANTARA FOTO/HO/PSM/ABHE/tom.

Makassar, IDN Times - Perginya Wiljan Pluim membuat PSM Makassar kehilangan jenderal di lapangan tengah. Tak ada lagi sosok yang mampu mengirim umpan kunci, kerap mengancam dari lini kedua hingga selalu menunjukkan skill individu pengundang decak kagum para penonton.

Peran sebagai playmaker sekaligus pemecah kebuntuan andalan Juku Eja selama ini sudah sangat lekat dengannya. Lantas, bagaimana strategi racikan Bernardo Tavares tanpa Pluim? Dan siapa yang bisa mengganti tugas sang pemilik nomor punggung 80 tersebut. Berikut ini IDN Times mengulasnya secara mendalam untuk pembaca.

1. Pluim berbahaya karena mampu memancing pemain-pemain lawan membuka ruang

Pesepak bola PSM Makassar Wiljan Pluim (kedua kanan) berebut bola dengan pesepak bola Barito Putera pada laga BRI Liga 1 di Stadion Gelora BJ Habibie, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Kamis (9/2/2023). ANTARA FOTO/Erick Didu/abhe/nym.

Musim lalu, Tavares menggeser Pluim sedikit ke depan untuk menambah daya gedor. Ia ditempatkan sebagai centre forward (15 kali), second striker (8 kali), attacking midfielder (5 kali) bahkan left winger (1 kali). Dengan kemampuan keeping the ball dan menarik memancing pemain lawan, Pluim berfungsi untuk membuka ruang.

Strategi membuka ruang sendiri sangat vital dalam skema direct football sang pelatih kepala. Berbekal visinya, Pluim bisa mengirim bola kepada rekan-rekan setimnya yang berdiri bebas dengan akurat. Satu-dua kali sentuhan sudah cukup, dan serangan bisa langsung sampai ke jantung pertahanan lawan secara akurat.

2. Tidak ada pemain di PSM dengan visi dan kemampuan progressive pass seperti Pluim

Editorial Team