Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapten tim PSM Makassar, Yuran Fernandes, saat merayakan gol ke gawang Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-9 BRI Liga 1 2024/2025 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 23 Oktober 2024. (Instagram.com/yur4nfernandes)
Kapten tim PSM Makassar, Yuran Fernandes, saat merayakan gol ke gawang Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-9 BRI Liga 1 2024/2025 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 23 Oktober 2024. (Instagram.com/yur4nfernandes)

Intinya sih...

  • Yuran Fernandes kembali dijatuhi sanksi larangan bermain selama 4 pertandingan karena tingkah laku tidak sportif sebelum laga lawan Persija.

  • Bernardo Tavares kecewa surat pemberitahuan sanksi baru diterima oleh manajemen PSM sehari sebelum pertandingan.

  • Absennya Yuran membuat tim pelatih tak punya cukup waktu menyusun ulang strategi, sehingga PSM gagal memetik poin penuh.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares, kembali mengungkap rasa kecewa terhadap operator liga. Penyebabnya adalah informasi sanksi yang menimpa kapten tim Yuran Fernandes baru diberitahu sehari sebelum laga pekan ke-7 BRI Super League 2025/2026 melawan PSIM Yogyakarta, yang berlangsung Sabtu (27/9/2025) kemarin.

"Setelah latihan resmi kemarin (Jumat 26 September 2026, red.), kami menerima informasi bahwa Yuran tidak bisa bermain. Saya tidak mengerti, dan bukan kali pertama hal ini terjadi," ungkapnya dalam sesi jumpa pers selepas partai kontra klub berjuluk Laskar Mataram tersebut.

1. Tingkah tak sportif Yuran Fernandes (kiri) jelang laga lawan Persija jadi alasan Komdis PSSI jatuhkan sanksi

Kiper PSM Makassar Hilman Syah (kanan) manahan bola dari serangan pesepak bola Persija Jakarta dalam pertandingan BRI Super League di Stadion BJ Habibie, Kabupaten Parepare, Sulawesi Selatan, Minggu (21/9/2025). (ANTARA FOTO/Hasrul Said/foc.)

Yuran Fernandes kembali dijatuhi sanksi larangan bermain selama 4 pertandingan dalam surat keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI bernomor 043/L1/SK/KD-PSSI/IX/2025. Ini lantaran ia menolak menyalami wasit dan perangkat pertandingan sebelum laga pekan ke-6 melawan Persija Jakarta pada 21 September 2025 lalu.

Padahal, bek asal Cape Verde tersebut baru saja lepas dari skorsing 3 bulan akibat unggahan bernada kritik di akun media sosial Instagram pribadinya. Tak pelak, absennya Yuran menjadi pukulan telak untuk PSM yang sedang berjuang naik dari papan bawah.

2. Bernardo Tavares kecewa berat lantaran surat pemberitahuan sanksi baru dikirim sehari sebelum pertandingan

Pelatih kepala PSM Makassar, Bernardo Tavares, saat memimpin sesi official training di Stadion BJ Habibie Parepare pada 20 September 2025. (Instagram.com/psm_makassar)

Tavares turut mempertanyakan alasan di balik keterlambatan pengiriman informasi tersebut. Berdasarkan informasi yang diterima manajemen PSM, tanggal yang tertera dalam surat terkait sanksi Komdis PSSI kepada Yuran Fernandes adalah 25 September.

"Jadi kalau suratnya tanggal 25 September, lantas kenapa informasinya baru dikirim oleh mereka (operator kompetisi, red.) pada 26 September jam 8 atau 9 malam?" tanya Tavares dengan nada kecewa.

3. Absennya Yuran secara mendadak membuat tim pelatih tak punya cukup waktu menyusun ulang strategi

Bek PSM Makassar, Victor Luiz (kanan), saat dihadang oleh gelandang PSIM Yogyakarta yakni Raka Cahyana (kiri) dalam laga pekan ke-7 BRI Super League 2025/2026 yang berlangsung di Stadion BJ Habibie Parepare pada 27 September 2025. (Dok. Ofisial PSM Makassar/Agung Dewantara)

Dampak dari informasi telat tersebut pun tak main-main. Tim pelatih Pasukan Ramang tidak memiliki waktu yang cukup untuk merancang strategi baru, atau bahkan mencari pengganti terbaik untuk posisi yang ditinggalkan oleh bek asal Cape Verde tersebut. Alhasil, PSM gagal memetik poin penuh dan ditahan imbang 0-0 oleh PSIM.

"Karena surat ini, kita tidak bisa melakukan persiapan yang matang sebelum bertanding. Jadi saya pikir ini tidak adil, informasi datang terlambat dan bukan pertama kali terjadi," papar Tavares.

Editorial Team