Pamit, Ini 5 Momen Penting Zulkifli Syukur di PSM Makassar

Makassar, IDN Times - Zulkifli Syukur resmi pamit dari PSM Makassar. Ia mengumumkannya selepas laga terakhir BRI Liga 1 2021/22 kontra Arema FC, 30 Maret lalu.
"Saya ucapkan terima kasih kepada PSM, sudah memberi saya kesempatan mengabdi selana kurang lebih 6 tahun. Mengabdi pada tim kebanggaan saya, tim tanah kelahiran saya," ungkapnya dalam sesi jumpa pers virtual di ruang media Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.
"Semoga PSM bisa jauh lebih baik di masa-masa yang akan datang," ucapnya.
Dengan usia sudah masuk 37 tahun, pemain jebolan PSM Junior itu kemungkinan besar akan terjun ke dunia kepelatihan, berbekal lisensi B PSSI.
Beragam klub sudah ia perkuat, mulai dari Persmin Minahasa, Arema, Mitra Kukar hingga Borneo FC. Tapi Juku Eja jadi yang paling lama ia bela. Masa bakti Zul selama lima tahun tiga bulan, di sepanjang 90 penampilan semua ajang, diwarnai pasang-surut serta manis-getir.
Berikut ini IDN Times merangkum 5 momen penting Zulkifli Syukur selama membela panji Pasukan Ramang.
1. Pulang kampung jelang Liga 1 2017
Nyaris satu dekade malang melintang di luar Sulawesi, Zulkifli Syukur resmi dipinang PSM pada 10 Januari 2017. Di bawah komando pelatih kepala Robert Rene Alberts, manajemen Juku Eja saat itu banyak berbenah jelang Liga 1. Beberapa rekrutan lain juga jadi kunci sukses mereka musim itu. Seperti Steven Paulle, Marc Klok, Hamka Hamzah dan Titus Bonai.
Langsung mendapat nomor punggung 3 yang sudah jadi trademark-nya, ia punya alasan kuat untuk kembali ke kampung halaman. Satu dekade merantau, Zul yang saat itu sudah berusia 33 tahun ingin lebih dekat dengan istri dan putri-putrinya. Bahkan, ia membuka opsi gantung sepatu sebagai pemain PSM.
Zul baru lakoni debut dalam balutan jersey merah di laga pertama Grup A Piala Presiden 2017, saat PSM menjajal Persela di Stadion Si Jalak Harupat Soreang, 12 Februari 2017.
2. Gol jarak jauh ke gawang Persib di musim 2017
Dalam waktu singkat, Zul menjadi andalan coach Robert di pos bek kanan. Pengalamannya menambah kedalaman dan kualitas sektor belakang. Sepanjang Liga 1 2017, ia tampil dalam 29 partai dan mengantongi waktu bermain 2.603 menit.
Musim tersebut juga cukup spesial lantaran Zul bisa menambah pundi-pundi golnya. Ini terjadi dalam laga pekan ke-29, saat PSM menerima lawatan Persib di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, 15 Oktober 2017. Pada menit ke-7, ia melepas tembakan jarak jauh. Bola sempat mengenai bek Maung Bandung Ahmad Jufriyanto, dan bergulir kian kencang ke gawang Muhammad Natshir. Malam itu, PSM bisa menang dengan skor 2-1.
3. Didapuk sebagai kapten PSM di Liga 1 2018 yang berakhir pahit
Selepas Hamka Hamzah hengkang ke Arema FC jelang Liga 1 2018, coach Robert mengoper ban kapten ke lengan Zulkifli Syukur pada 8 Februari 2018. Ia dipilih atas pertimbangan senioritas, sekaligus kematangannya saat bertanding. Juru taktik asal Belanda itu juga paham luar-dalam karakter Zul, sebab pernah sama-sama membawa Singo Edan ke podium juara Liga Super Indonesia 2009/10.
Musim 2018 jadi salah satu yang tersengit. Meski trofi jadi milik Persija, persaingan tetap berlangsung hingga pekan terakhir. PSM sendiri menyikat PSMS dengan skor 5-1, di saat Marko Simic dkk menang tipis 2-1 atas Mitra Kukar. Kedua tim finis dengan selisih hanya satu poin.
Publik masih ingat saat seluruh penggawa Juku Eja berkumpul di atas podium bertulis "CHAMPIONS", selepas laga lawan Laskar Ayam Kinantan. Tak ada trofi untuk diserahkan, serta para pemain memakai kaos hitam bertuliskan "Sorry Guys, Tertunda."
4. Jalani musim 2019 yang penuh rintangan
Musim 2019 berjalan cukup sulit bagi Zul. Masuknya Darije Kalezic, mengganti Robert Rene Alberts yang mendadak mundur, memberi imbas besar. Pelatih berpaspor Swiss tersebut rupanya lebih percaya pada Asnawi Mangkualam dan Benny Wahyudi untuk mengisi bek kanan.
Alhasil, ia cuma tampil sebanyak dua kali dalam semua ajang. Rinciannya yakni dua pertandingan Liga 1 dan sisanya di laga terakhir babak penyisihan Grup H AFC Cup kontra Lao Toyota.
Tak kunjung mendapat menit bermain, Zul kemudian dipinjamkan ke klub Liga 2 Sriwijaya FC. Langsung diberi ban kapten, ia mengantar Laskar Wong Kito finis di posisi 3 Wilayah Barat. Meski lolos ke babak semifinal sebagai runner-up Grup X babak 8 Besar, Sriwijaya FC kalah 1-0 dari Persiraja di laga play off juara tiga sekaligus satu tiket promosi tersisa.
5. Lengkapi catatan manis di panggung Asia pada musim 2019 dan 2020
Sekali penampilan di AFC Cup 2019 dan dua kali bermain dalam babak play off edisi 2020 membuat Zul punya catatan unik. Ia jadi salah satu dari segelintir pemain lokal yang pernah mencicipi dua pentas antarklub Asia berbeda, yakni AFC Champions League dan tentu saja AFC Cup.
Sebelumnya, Zul juga jadi andalan Arema saat terjun ke AFC Champions League 2011. Meski akhirnya finis sebagai juru kunci, ia tak pernah absen dalam enam partai Grup G.
Terima kasih atas pengabdian penuh kenangan bersama PSM, Zul! Semoga beruntung jalani karier baru, ke manapun arahnya.