Para pemain dan staf pelatih PSM Makassar berpose dengan trofi juara Kejurnas PSSI Perserikatan 1959. (Dok. Istimewa)
Dekade 1920-an akhir hingga awal pendudukan Jepang, Erenst Alberth Mangindaan lebih dikenal sebagai kapten tim Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM) yang kelak berubah menjadi PPSM Magelang. Ia bahkan jadi salah satu pendiri PSSI setelah mewakili IVBM dalam kongres pertama pada 9 April 1930. Merantau jauh dari Minahasa, tanah kelahirannya, Mangindaan muda mengasah bakatnya sebagai pemain sepak bola saat belajar di Sekolah Guru.
Masuk 1950, ia mudik ke Sulawesi. Tapi Mangindaan memilih singgah ke Makassar untuk menukangi PSM. Seluruh bibit bal-balan dari seantero Sulsel dikumpulkannya. Hingga terpilihlah sosok-sosok seperti Suwardi Arland, Itjing Pasande, Makmur Chaeruddin hingga Ramang. Tapi, Mangindaan butuh waktu 7 tahun sebelum membawa Juku Eja merajai Kejurnas PSSI. Dua trofi ia persembahkan pada 1957 dan 1959.
Pengalaman pertamanya bersama Timnas datang pada 1954. Saat itu, ia ditunjuk sebagai asisten Antun "Toni" Pogačnik alias double job. Ia ikut mendampingi Timnas dalam Asian Games Manila 1954, tur ke Eropa Timur pada 1956, Olimpiade Melbourne 1956, Asian Games Tokyo 1958 dan Asian Games Jakarta 1962.
Selepas Toni pensiun, Mangindaan naik pangkat jadi pelatih kepala Timnas pada 1966. Prestasinya antara lain menembus perempat final Asian Games 1966 dan 1970, juara Piala Raja Thailand 1968 dan jadi jawara Pestabola Merdeka Malaysia 1969.