Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

[KLASIK] Kisah Suwu Lontoh, Putra Minahasa di Timnas Hindia-Belanda

KITLV_A1225_-_Officieren_in_een_elftal_van_Velocitas_te_Bandoeng,_KITLV_48368.tiff.jpg
Para pemain tim sepak bola Velocitas asal Cimahi saat akan bertanding di Kota Bandung pada tahun 1927. (AnonymousUnknown author, KITLV A1225 - Officieren in een elftal van Velocitas te Bandoeng, KITLV 48368, CC BY 4.0)
Intinya sih...
  • Suwu Lontoh memperkuat tim Velocitas asal Cimahi yang berisi pemain-pemain dengan latar belakang KNIL.
  • Suwu Lontoh terpilih masuk skuat Timnas Hindia-Belanda untuk ajang Far Eastern Championship Games 1934.
  • Hindia-Belanda finis sebagai runner-up di cabang olahraga sepak bola Far Eastern Championship Games 1934, dan karier sepak bola Suwu Lontoh berakhir tragis akibat Perang Dunia II.

Makassar, IDN Times - Sulawesi Utara selalu menyumbang talenta sepak bola terbaiknya untuk memperkuat Timnas Indonesia. Sebut saja Jendri Pitoy yang melejit bersama Persipura pada dekade 2000-an, kiper Ferry Rotinsulu (meski lahir di Palu, Sulawesi Tengah) dengan prestasi double winner bersama Sriwijaya FC di musim 2007/2008, serta gelandang Dirga Lasut yang meraih medali perak cabang olahraga sepak bola pria SEA Games 2011 bersama Timnas U-23.

Namun, ada satu nama yang mungkin tidak banyak diperbincangkan: Suwu Lontoh. Dirinya pernah menjadi bagian dari Timnas Hindia-Belanda, kesebelasan yang diakui induk sepak bola dunia FIFA sebagai cikal-bakal Timnas Indonesia saat ini. Sayang, karier dan hidup sang juru gedor berakhir dengan tragis.

1. Suwu Lontoh memperkuat tim Velocitas asal Cimahi yang berisi pemain-pemain dengan latar belakang KNIL

KITLV_A253_-_Voetbalwedstrijd_te_Bandoeng,_KITLV_13531.tiff.jpg
Suasana salah satu pertandingan kejuaraan sepak bola tim-tim di Kota Bandung pada tahun 1925. (AnonymousUnknown author, KITLV A253 - Voetbalwedstrijd te Bandoeng, KITLV 13531, CC BY 4.0)

Dalam data yang dihimpun dari situs sejarah perang Belanda, Oorlogsbronnen, Suwu Johannes Lontoh lahir di Manado pada 15 Juni 1908. Tak banyak informasi yang bisa dihimpun tentang seperti apa dan di mana Suwu Lontoh menghabiskan masa kecilya hingga dewasa. Tapi, pada dekade 1930-an, ia memperkuat tim sepak bola Velocitas yang bermarkas di Cimahi (atau Tjimahi dalam ejaan lama), Jawa Barat.

Saat itu, Velocitas adalah salah satu klub yang kerap mengikuti kejuaraan antarkota yang diadakan Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU), induk sepak bola Hindia-Belanda yang terafiliasi FIFA. Kompetisi tersebut kerap mempertemukan tim-tim dari Batavia, Surabaya, Semarang hingga Bandung. RSSSF menyebut bahwa Velocitas, klub yang diperkuat oleh pemain berdarah Minahasa itu, berisi para pemain dengan latar belakang militer KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda termasuk Suwu Lontoh sendiri.

2. Suwu Lontoh terpilih masuk skuat Timnas Hindia-Belanda untuk ajang Far Eastern Championship Games 1934

Het_Nederlands-Indische_voetbal_elftal_op_het_grasveld_te_Manilla,_KITLV_116917.tiff.jpg
Para pemain Timnas Hindia-Belanda yang bertanding di cabang olahraga sepak bola Far Eastern Championship Games 1934 yang berlangsung di Manila, Filipina. (AnonymousUnknown author, Het Nederlands-Indische voetbal elftal op het grasveld te Manilla, KITLV 116917, CC BY 4.0)

Berposisi sebagai penyerang, Suwu Lontoh tampil moncer bersama Velocitas dan mendapat panggilan dari pelatih kepala Johannes Christoffel Jan Mastenbroek untuk memperkuat Timnas Hindia-Belanda. Saat itu, mereka hendak bersiap untuk terjun ke Far Eastern Championship Games (kejuaraan olahraga negara Asia Timur) edisi ke sepuluh yang berlangsung di Manila, ibu kota Filipina, pada 12 hingga 20 Mei 1934.

Suwu Lontoh (saat itu berusia 25 tahun) tak dimainkan dalam dua laga pertama, saat Hindia-Belanda menghajar Jepang dengan skor 1-7 (13 Mei 1934) dan takluk 2-0 dari China keesokan harinya. Ia baru dipasang oleh Jan Mastenbroek sebagai starter pada duel melawan Filipina (19 Mei 1934). Suwu Lontoh sempat membobol gawang Filipina dengan dua kali di awal pertandingan, sebelum Filipina akhirnya membalikkan keadaan menjadi 3-2.

3. Sayang, karier sepak bola dan hidup sang pemain berakhir dengan tragis akibat Perang Dunia II

Een_aanval_op_het_Japanse_doel_tijdens_de_voetbalwedstrijd_tussen_Japan_en_Java,_uiteindelijk_gewonnen_met_1-7_te_Manilla,_KITLV_116918.tiff.jpg
Salah satu momen pertandingan cabang olahraga sepak bola di Far Eastern Championship Games 1934 antara Jepang melawan Hindia-Belanda pada 13 Mei 1934. (AnonymousUnknown author, Een aanval op het Japanse doel tijdens de voetbalwedstrijd tussen Japan en Java, uiteindelijk gewonnen met 1-7 te Manilla, KITLV 116918, CC BY 4.0)

Hindia-Belanda finis sebagai runner-up di cabang olahraga sepak bola Far Eastern Championship Games 1934 yang hanya diikuti empat tim dengan format grup round robin. Suwu Lontoh masuk dalam daftar pencetak gol bersama dua rekan setimnya yakni Tio Hian Goan dan Ludwich Jahn yang kompak mengemas tiga gol. RSSSF mencatat bahwa laga lawan Filipina juga menjadi satu-satunya penampilan Suwu Lontoh bersama Timnas Hindia-Belanda di ajang internasional. Sayangnya, ia tak lolos skuat untuk Piala Dunia 1938 di Prancis.

Perang Dunia II yang dimulai sejak 1939 mengakhiri karier sepak bola Suwu Lontoh. Dirinya bahkan ditangkap oleh pasukan Jepang pada 9 Maret 1942, tepat pada hari penyerahan kekuasaan Hindia-Belanda kepada Jepang lewat Perjanjian Kalijati. Hidup Suwu Lontoh juga berakhir tragis. Buku "Season in Hell: British Footballers Killed in the Second World War" (Pen & Sword Books, 2023) menyebut bahwa sang penyerang meninggal dunia dalam kamp tahanan Jepang di Pulau Timor pada 4 Januari 1945 (36 tahun), tujuh bulan sebelum Indonesia merdeka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us