Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih baru PSM Makassar, Joop Gall (kiri) dan Direktur Utama PSM Munafri Arifuddin saat menyapa awak media di Bosowa Sport Center (BSC) pada Rabu 5 Januari 2022. (Instagram.com/appi_mika)

Makassar, IDN Times - Setelah menyelesaikan masa karantina, Joop Gall akhirnya tiba di Makassar pada Rabu siang (5/1/2022). Beberapa jam setelah mendarat, ia langsung memimpin sesi latihan PSM Makassar di Bosowa Sport Center.

Berbicara untuk kali pertama kepada awak media, Gall mengaku sudah mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia sejak lama. Terlebih ia pernah dirumorkan jadi salah satu kandidat pengganti Robert Rene Alberts yang hengkang pada Januari 2019.

"Saya juga pernah dilirik oleh PSM (sebagai calon pelatih baru), sekitar satu atau dua tahun lalu. Beberapa media bahkan sudah mengumumkan penunjukan saya, padahal saya tidak tahu apa-apa. Tapi saya selalu mengikuti kabar PSM," ujarnya.

Dengan status sebagai klub berusia satu abad, PSM Makassar menurutnya temasuk dalam jajaran elite level nasional. "Siapa yang tak mau menangani salah satu klub terbaik di Indonesia. Semua pelatih mau, termasuk saya," imbuh Gall.

1. Joop Gall percaya diri menukangi PSM Makassar

Pelatih baru PSM Makassar yakni Joop Gall (kiri) dan Direktur Utama PSM Munafri Arifuddin saat menyapa awak media di Bosowa Sport Center (BSC) pada Rabu 5 Januari 2022. (Instagram.com/appi_mika)

Pelatih 58 tahun itu mengaku perkembangan teknologi memudahkan menggali informasi tentang bal-balan nasional. Selain itu, dia bisa bekerja lebih cepat dengan cara menonton rekaman pertandingan PSM Makassar dan seluruh calon lawan di Liga 1.

"Jadi, melihat semangat ketika bermain dan skill para pemain di Indonesia bukan hal baru," tutur Gall.

Saat ditanya tentang minimnya pengalaman di sepak bola Asia, terkhusus Indonesia, ia yakin pengalamannya berkecimpung dalam sepak bola Eropa jadi modal mumpuni.

"Saya punya pengalaman di sepak bola selama 40 tahun, 17 tahun juga sebagai pemain, tampil di Piala UEFA (nama awal Europa League, red.), dan tentu saja sebagai pelatih. Saya sudah bekerja di level tertinggi, jadi saya akan menerapkan pengalaman saya selama ini di Ukraina, Belanda dan China ke dalam tim ini," tutur Gall.

"Dan saya juga punya sejumlah ide untuk mengangkat performa tim. Itu semua mungkin bisa jadi keunggulan saya," sambungnya.

2. Janjikan perkembangan tim selama putaran kedua Liga 1 2021/22

Editorial Team

Tonton lebih seru di