IDN Times/Dimas Bagus Laksono
Laga Persib menjamu Persija menjadi salah satu pertandingan paling dinanti pencinta sepakbola tanah air. Rekam jejak pertemuan keduanya dalam beberapa tahun terakhir ditambah label El Clasico yang disematkan media-media nasional semakin mendidihkan tensi laga.
Beberapa hari jelang pertandingan, suporter Persija termasuk Jakmania telah diimbau untuk tak datang ke Bandung demi keamanan. Persija, pemainnya, dan Jakmania pun telah mengingatkan imbauan tersebut melalui media sosial masing-masing.
Sayang, imbauan itu tak diindahkan Haringga Sirla. Haringga alias Ari nekat ke Bandung Minggu, (23/9) pagi, menggunakan kereta seorang diri. Melalui instastory yang diunggahnya, diketahui Haringga pergi menggunakan kereta api Argo Parahyangan dari Gambir, Jakarta Pusat, menuju Bandung.
Melalui akun Instagram-nya pula, Haringga diketahui sudah beberapa kali pergi keluar kota demi menyaksikan Persija. Ia pernah bertandang ke Malang, Medan, dan Semarang untuk menyaksikan Persija.
“Dia pamit sama saya mau ketemu temannya di Bandung dan janji malamnya langsung pulang karena besok kerja,” jelas Mayrisa Sirawai, kakak Haringga. Menurut Maysira, ini merupakan pertama kalinya Ari tak bilang ingin nonton Persija. Keluarganya juga tak curiga sebab Ari pergi tanpa membawa atribut seperti biasanya.
Haringga pun tak pernah pulang, sebab ia tewas dikeroyok massa pendukung Persib setelah terbukti sebagai anggota Jakmania. Menurut Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Yoris Maulana, pengeroyokan terjadi di Gerbang Biru area parkir bagian utara stadion sekitar pukul 13.00 WIB.
“Pada saat itu korban akan memasuki lapangan (stadion) tapi ternyata diketahui oleh beberapa Bobotoh, bahwa yang bersangkutan berasal dari Jakarta. Sehingga korban dianiaya yang mengakibatkan luka dan meninggal duna,” ujar Yoris, Minggu, (23/9).
Yoris menjelaskan, berdasarkan kamera pengawas, Haringga tewas dikeroyok menggunakan berbagai macam benda di beberapa bagian tubuhnya.
“Kalau kami lihat di CCTV, ada yang menggunakan sajam (senjata tajam), benda tumpul, kayu, dan sebagainya,” jelasnya.
Kini, empat dari lima terdakwa telah mendekam di penjara. Pelaku berinisial SH (16) dan AR (15) divonis empat tahun penjara, lalu TD (17) divonis tiga tahun enam bulan penjara, dan AF (16) dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Satu terdakwa lainnya yakni NSF dibebaskan dari tuntutan hukuman.
Setelah kejadian nahas tersebut, Liga 1 2018 sempat dihentikan sementara waktu. Seluruh orang dari berbagai kalangan mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, pesepakbola, pemain, pelatih, pengamat olahraga, hingga politisi pun ramai-ramai mengecam aksi biadab itu.
Kepergian Haringga menyisakan luka dan sesal di hati keluarga dan teman-teman yang mengenalnya. Kepada IDN Times, sang ibu pernah mengatakan dirinya masih terbayang almarhum anaknya.
“Senyumnya dia, bentuk badannya, apalagi kalau ada (orang yang) badannya sama, saya paling sedih jadi ingat lagi,” kata Mirah kepada IDN Times, Selasa (2/10).
Andai Haringga masih hidup, mungkin saja ia bisa bersorak kegirangan melihat dua gol Marko Simic ke gawang Mitra Kukar dalam pertandingan pekan ke-34 Liga 1 2018 yang membuat Persija Juara dan ikut dalam meriahnya pawai selebrasi juara Persija, Sabtu (15/12).
Semoga tak ada lagi orang-orang yang tewas karena sepakbola. Dan mengutip pernyataan Bambang Pamungkas, “Tak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa.”.