Isnan Ali, Pesepak Bola Sulsel yang Mengecap Sukses di Tanah Rantau

Empat trofi diraihnya bersama Sriwijaya FC

Makassar, IDN Times - Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil talenta-talenta berbakat sepak bola. Mulai dari era Perserikatan, Galatama, Ligina hingga akhirnya Liga 1. Dari bentangan tujuh dekade tersebut, silih berganti para pemain Sulsel perkenalkan diri di pentas bal-balan nasional.

Dengan predikat gudang pemain berbakat, tak ayal banyak dari mereka memilih merantau sebab kesempatan di tanah orang terbuka lebar. Tak terhitung lagi pesepak bola Sulsel sukses bersama klub-klub selain PSM Makassar. Dan salah satunya yakni Isnan Ali, yang juga jadi pilar penting timnas Indonesia dekade 2000-an.

Lahir di Makassar, 15 September 1979, Isnan Ali sudah gandrung sepak bola sejak masih kecil. Terlebih ia tumbuh saat sang idola, Diego Maradona, masih menyihir dunia dalam balutan seragam klub Napoli. Melihat si buah hati sudah rajin a'golo' (bahasa Makassar untuk main bola), orang tua Isnan mendaftarkannya ke SSB Bangau Putra.

1. Isnan Ali sempat perkuat PSM Junior, sebelum debut sebagai pemain profesional bersama Barito Putera

Isnan Ali, Pesepak Bola Sulsel yang Mengecap Sukses di Tanah RantauIsnan Ali (kiri), saat masih memperkuat klub sepak bola Sriwijaya FC di ajang Liga Super Indonesia musim 2008/09. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Cukup lama di SSB, Isnan akhirnya "naik kelas" usai lolos seleksi PSM Junior tahun 1997. Di tahun yang sama, ia membawa Makassar menyabet medali emas cabang olahraga (cabor) sepak bola Porda Sulsel. Hanya setahun bersama PSM Junior, Isnan pindah ke PS Telkom Banjarmasin (1998-1999).

Dilema terjadi, saat PS Telkom Banjarmasin hendak mengikuti kompetisi nasional di Surabaya, Isnan mendapat permintaan memperkuat tim Pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) Kalimantan Selatan (Kalsel). Cabor sepak bola PON acapkali jadi ajang para pencari bakat untuk mencari rekrutan baru. Dengan pertimbangan ada karier profesional yang harus didongkrak, Isnan sepakat perkuat Pra-PON Kalsel.

Keputusan ini berbuah manis. Barito Putera merekrutnya pada putaran kedua Ligina 1999/2000. Di usia 21 tahun, Isnan langsung menjadi bek kiri andalan Laskar Antasari yang waktu itu dilatih Daniel Roekito.

Isnan berseragam Barito Putera hingga tahun 2002. Selanjutnya ia merantau ke Tangerang, memperkuat dua tim Divisi Utama dari kota tersebut yakni Persikota (2003-2004) kemudian Persita (2005-2006).

2. Mengecap empat gelar saat memperkuat Sriwijaya FC dari tahun 2007 sampai 2010

Isnan Ali, Pesepak Bola Sulsel yang Mengecap Sukses di Tanah RantauPemain dan ofisial Sriwijaya FC merayakan gelar juara Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) 2007 usai mengalahkan Persipura Jayapura di pertandingan final di SUGBK Jakarta, 10 Januari 2008. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Menginjak umur 28 tahun, Isnan hijrah ke Sriwijaya FC jelang Ligina 2007. Ternyata kepindahan ke Palembang jadi titik puncak kariernya. Ia langsung mengecap sukses double winner (juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia) pada musim pertama dalam balutan jersey kuning khas Laskar Wong Kito.

Isnan Ali jadi salah satu pilar penting dalam skuad racikan Rahmad Darmawan. Bersama pemain-pemain lain seperti Charis Yulianto, Toni Sucipto, Zah Rahan Krangar, Benben Berlian, Anoure Obiora dan Keith Kayamba Gumbs, Sriwijaya FC merajai panggung sepak bola nasional. Mulai dari menekuk Persipura Jayapura pada laga puncak Piala Indonesia 2007, lalu mengalahkan PSMS Medan di final Ligina 2007.

Saat berpisah dengan Sriwijaya FC pada 2010, Isnan Ali meraih total empat trofi, termasuk sepasang gelar Piala Indonesia (2008/09 dan 2009/10).

Selanjutnya ia silih berganti bermain untuk Persib Bandung (2010-2011), Mitra Kukar (2011), Persidafon Dafonsoro (2012-2013) dan Martapura FC (2014-2017). Awal 2018, Isnan Ali resmi gantung sepatu setelah berkarier selama 28 tahun.

Baca Juga: [KLASIK] Catatan Gemilang Penggawa PSM di Timnas Era 1950-an

3. Tampil untuk Timnas Indonesia sebanyak 31 kali dan merasakan ketatnya Piala AFF edisi 2002 dan 2008

Isnan Ali, Pesepak Bola Sulsel yang Mengecap Sukses di Tanah RantauIsnan Ali (kiri) sedang berebut bola dengan pemain Oman Ismail Sulaiman (kanan) dalam pertandingan penyisihan Piala Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (6/1/2010). (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Isnan sendiri jadi salah satu dari segelintir pemain Sulsel yang berkesempatan cicipi bermain untuk Timnas. Tampil apik bersama Barito Putera, dirinya memperkuat Timnas U-23 dalam cabor sepak bola SEA Games Kuala Lumpur 2001.

Setahun berselang, pemilik tinggi 1,69 meter tersebut dipanggil Ivan Kolev ke Timnas Senior untuk Piala AFF (saat itu masih bernama Tiger Cup). Selain itu, Isnan berseragam Merah Putih pada kualifikasi Piala Asia 2004, Piala Kemerdekaan 2008, Piala AFF 2008 kemudian pra-Piala Asia 2011. Bersama Timnas, ia tampil sebanyak 31 kali.

Usai pensiun sebagai pemain, Isnan Ali enggan jauh-jauh dari sepak bola. Sempat lakoni tugas ganda (pemain - asisten pelatih) pada ajang ISC 2016, ia fokus pada peran asisten sang pelatih kepala Martapura FC yakni Frans Sinatra Huwae. Jabatan tersebut masih diembannya hingga sekarang.

Menginjak usia kepala empat, Isnan Ali turut aktif menjaring talenta muda lewat ASIA 25 (berasal dari nomor punggung favoritnya), akademi sepak bola Banjarmasin yang ia dirikan tahun 2018.

Baca Juga: [KLASIK] Memori Sarat Gol Aldo "Dodo" Barreto Bersama PSM Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya