Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Mengenang Legenda PSM Makassar Dekade 1970-an, Abdi Tunggal

Foto mendiang legenda PSM Makassar, Abdi Tunggal, dalam unggahan dukacita klub pada Rabu 23 April 2025. (Instagrm.com/psm_makassar)
Foto mendiang legenda PSM Makassar, Abdi Tunggal, dalam unggahan dukacita klub pada Rabu 23 April 2025. (Instagrm.com/psm_makassar)

Makassar, IDN Times - Kabar duka datang dari salah satu legenda klub PSM Makassar. Abdi Tunggal, salah satu penggawa Juku Eja dan Timnas Indonesia era 1970-an, wafat pada hari Rabu (23/4/2025) di usia 72 tahun. Kabar ini disampaikan oleh Najib Latandang, rekan setim mendiang Abdi Tunggal sekaligus teman sepermainannya.

"Telah berpulang ke rahmatullah, sahabat dan saudara saya, teman sepermainan, bapak Abdi Tunggal. Semoga semua dosanya diampuni dan segala amal diterima, amin ya robbal 'alamin," tulis Najib dalam pesan singkat di grup WhatsApp.

1. Abdi Tunggal (berdiri, paling kanan) adalah salah satu jebolan Diklat PSSI Salatiga

Skuat PSM Makassar berpose sebelum salah satu pertandingan Kejurnas PSSI Perserikatan 1986. (Dok. Istimewa/Arsip Muhammad Sudaryanto)
Skuat PSM Makassar berpose sebelum salah satu pertandingan Kejurnas PSSI Perserikatan 1986. (Dok. Istimewa/Arsip Muhammad Sudaryanto)

Lebih lanjut, Najib mengungkap rencana yang telah mereka susun bersama Abdi Tunggal. Ternyata, keduanya berencana untuk menghadiri sebuah acara reuni dengan para alumnus program pemain Timnas Junior.

"Saya janjian berencana sebenarnya untuk mengikuti reuni emas 50 tahun alumni Diklat PSSI Salatiga, tanggal 24-27 (April)," ungkapnya dalam pesan singkat tersebut. Tapi, takdir ternyata berkata lain.

Diklat Salatiga sendiri berdiri pada tahun 1973, saat PSSI dipimpin oleh Kosasih Poerwanegara. Selain mendiang Abdi Tunggal dan Najib Latandang, Diklat Salatiga juga melahirkan banyak legenda lain. Mulai dari Iswadi Idris, Anjas Asmara, Kurniawan Dwi Yulianto, Gendut Doni Christiawan hingga Bambang Pamungkas.

2. Selain PSM, Abdi Tunggal (jongkok, dua dari kiri) pernah memperkuat Makassar Utama

Skuat Makassar Utama berpose sebelum laga lawan Warna Agung di Galatama musim 1980/1982. (Dok. Istimewa/Arsip Muhamad Sudaryanto)
Skuat Makassar Utama berpose sebelum laga lawan Warna Agung di Galatama musim 1980/1982. (Dok. Istimewa/Arsip Muhamad Sudaryanto)

Lahir di Makassar pada 13 Desember 1952, Abdi Tunggal dikenang publik sebagai winger eksplosif. Ia menjadi salah satu motor serangan PSM Makassar dan Timnas Indonesia sepanjang dekade 1970-an. Makassar Utama yang mentas di Galatama pun sempat ia perkuat dari tahun 1981 hingga 1984.

Prestasinya selama merumput bersama PSM yakni semifinalis Kejurnas PSSI Perserikatan 1978 dan juara Piala Presiden Soeharto 1974. Abdi Tunggal pun pernah mengecap sukses dua kali menjadi kampiun turnamen Piala Jusuf, yakni edisi 1978 dan 1979.

Usai gantung sepatu, hidup Abdi Tunggal tetap berkutat di sepak bola. Jabatan Direktur Teknik PSM Makassar sempat diembannya dari tahun 2009 hingga 2015. Tercatat ia bekerja dengan enam pelatih kepala yakni Hanafing, Tumpak Sihite, Robert Rene Alberts, Petar Segrt, Jorg Steinburnner hingga Rudi Keltjes.

3. Manajemen PSM menyebut mendiang Abdi Tunggal (kiri) punya sumbangsih yang besar

Legenda PSM Makassar, Abdi Tunggal (kiri) dan Najib Latandang (kanan), saat berlibur bersama. (Dok. Pribadi Najib Latandang)

PSM Makassar juga sudah mengunggah ucapan belasungkawa atas wafatnya Abdi Tunggal di seluruh akun media sosial resmi mereka. Terlebih sang pemain menjadi bagian dari klub tersebut sejak masih berusia 20 tahun.

"Keluarga besar PSM merasakan duka yang mendalam. Almarhum adalah sosok yang melegenda. Sumbangsihnya bukan hanya sebagai pemain PSM Makassar," demikian bunyi pernyataan resmi dari Pasukan Ramang.

"Dia sudah pergi, tapi legacy dan kenangannya akan abadi. Selamat jalan Sang Legenda," tutup pihak manajemen.

Share
Editorial Team