5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau Sulawesi

Memiliki mekanisme untuk menghindari perkawinan sedarah

Macaca maura merupakan satu dari tujuh anggota genus Macaca yang merupakan hewan endemik Pulau Sulawesi. Hewan ini disebut dengan kera hitam dare oleh masyarakat lokal. Spesies yang merupakan anggota dari famili Cercopithecidae ini dapat ditemukan di Hutan Karaenta, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan. 

Tubuh kera ini ditutupi rambut berwarna cokelat, hitam kecokelatan, hingga abu-abu dengan bagian bokong berwarna merah muda tanpa tertutupi rambut sama sekali. Spesies ini memiliki panjang tubuh sekitar 50 hingga 58,5 cm, dengan berat 5 hingga 6 kg. Mari kita berkenalan lebih lanjut dengan kera asli Sulawesi ini melalui berbagai fakta berikut yuk!

Baca Juga: Mengenal Kera Macaca Maura, Binatang Endemik Sulawesi Selatan 

1. Hewan semi-terrestrial

5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau SulawesiHewan semi-terrestrial (commons.wikimedia.org/Fachreza25)

Berdasarkan informasi dari New England Primate Conservancy, kera hitam dare merupakan hewan semi-terrestrial, yaitu hewan yang menghabiskan waktunya di tanah dan juga di pepohonan. Kera ini aktif pada siang hari atau diurnal. Mereka akan menghabiskan waktu di pepohonan untuk mencari makan, sedangkan ketika berada di tanah mereka akan menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan dengan menggunakan empat kakinya. 

2. Hidup dalam kelompok

5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau SulawesiHidup dalam kelompok (commons.wikimedia.org/Alampapoto)

Macaca maura hidup dalam kelompok yang rata-rata terdiri dari 15 hingga 43 individu. Kelompoknya terdiri dari beberapa jantan dan juga beberapa betina. Umumnya, individu jantan akan keluar dari kelompok di mana ia dilahirkan pada usia sekitar 7–9 tahun. Sedangkan betina akan tetap pada kelompok kelahirannya. Hal ini bukan tanpa tujuan, melainkan untuk menghindari terjadinya perkawinan sedarah dan memperluas sebaran genetik suatu kelompok, dilansir dari Animalia

3. Mengalami pembengkakan bantalan bokong

5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau SulawesiMengalami pembengkakan bantalan bokong (commons.wikimedia.org/Janekvorik)

Kera hitam dare memiliki karakteristik ischial callosity, yaitu terdapat bantalan pada bagian bokong. Pada betina, bantalan ini dapat membengkak dan berubah warna menjadi merah atau merah muda. Dikutip dari Animalia, proses pembengkakan ini sangat penting dalam faktor keberhasilan proses reproduksi kera hitam dare karena terjadinya pembengkakan menandakan bahwa betina sedang mengalami masa estrus. Kera ini mencapai usia matang seksual pada umur 6–7 tahun. 

4. Menunjukkan gigi dalam upaya perdamaian

5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau SulawesiMenunjukkan gigi dalam upaya perdamaian (ksdae.menlhk.go.id/Kamajaya Shagir)

Kera hitam dare berkomunikasi menggunakan berbagai vokalisasi, di antaranya adalah suara jeritan, dengusan, hingga bisikan. Selain itu, mereka juga dapat menunjukkan berbagai ekspresi wajah, sentuhan, hingga gerakan tubuh untuk berkomunikasi. Salah satu ekspresi wajahnya adalah menunjukkan gigi tanpa bersuara. Ekspresi ini digunakan kera hitam dare untuk menunjukkan perilaku positif seperti niat untuk berdamai hingga mendorong adanya interaksi yang positif, dikutip dari Kids Kiddle.

5. Berperan sebagai penyebar biji

5 Fakta Unik Dare, Kera Hitam Endemik Pulau SulawesiKera hitam dare (commons.wikimedia.org/Arulghokil)

Macaca maura merupakan hewan yang fleksibel terhadap makanan yang dimakan. Hewan ini dapat makan serangga, juga berbagai bagian tumbuhan seperti bagian pucuk dan daun muda. Namun, pada dasarnya kera ini merupakan hewan pemakan buah, sehingga ia berperan di ekosistem dalam upaya penyebaran biji dan benih tumbuhan. 

Kera hitam dare ini masuk ke dalam kategori critically endangered atau terancam punah berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species. Populasi kera hitam dare hanya terbatas pada kawasan karst dan selalu terancam oleh adanya aktivitas penambangan semen. Saat ini, populasi kera ini terus menurun, hingga kepadatan populasinya hanya sekitar 25–50 individu per km2. Sangat disayangkan sekali dan semoga kera ini dapat terus terjaga bahkan meningkat populasinya.

Baca Juga: 15 Fakta Menarik Orang Utan, Spesies Kera Besar Asli Indonesia

Fiti Aigaka Photo Community Writer Fiti Aigaka

Mari mencari tahu lebih banyak lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya