5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Dunia

Bertanggung jawab atas 90% kematian kesalahan konsumsi jamur

Jamur adalah organisme yang masuk ke dalam kingdom Fungi, berbeda dengan tumbuhan, jamur tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof atau tidak mampu membuat makanannya sendiri dan bergantung pada pihak lain. Meskipun dalam dunia kuliner sejumlah jamur dapat diolah menjadi sajian lezat, namun di dunia ini terdapat juga jamur yang sangat mematikan bila termakan oleh manusia dan gawatnya lagi sejumlah jamur beracun tersebut secara fisik memiliki tampilan visual yang sangat mirip dengan jamur yang dapat dikonsumsi. .

Salah satu jamur yang dikenal paling beracun dan mematikan di dunia adalah jamur yang dijuluki dengan nama the death cap yang dianggap bertanggung jawab terhadap sebagian besar kasus kematian akibat keracunan jamur. Dikutip dari laman Science, setiap tahun di Amerika Serikat (AS), jamur yang berasal dari family Amanitaceae dan memiliki nama ilmiah Amanita phalloides ini membunuh satu atau dua orang serta membuat banyak orang menjadi sakit. Kebanyakan dari mereka salah mengira bahwa jamur death cap tersebut merupakan jamur yang dapat dikonsumsi karena memiliki kemiripan tampilan visual dengan jamur yang biasa dikonsumsi. 

Ingin tahu lebih lanjut tentang jamur the death cap yang racunnya sangat mematikan ini? Simak lima faktanya berikut ini, yuk!

1. Jamur yang berasal dari Eropa

5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Duniapotret jamur death cap yang didokumentasikan di wilayah Zalas, Polandia (commons.wikimedia.org/Krzysztof Ślusarczyk)

Menurut Britannica, jamur death cap merupakan spesies jamur beracun yang berasal asli (native) dari Eropa. Jamur tersebut tersebar luas di seluruh Benua Eropa serta di kepulauan wilayah Inggris. Pada suatu waktu jamur tersebut pernah dianggap berasal dari daerah-daerah lainnya hingga peneliti AS berhasil membuktikan dengan bukti sejarah dan DNA bahwa jamur death cap tersebut terbawa ke Amerika Utara melalui akar pohon impor. Saat ini jamur-jamur death cap tersebut dapat ditemukan di setiap benua kecuali Antartika.

Tampilan fisik jamur death cap terkadang agak mirip dengan spesies jamur lainnya yang tidak beracun. Jamur death cap memiliki tudung atau "topi" yang memiliki sejumlah warna dari kuning kehijauan hingga coklat, coklat kekuning-kuningan ataupun putih meskipun warna putih tersebut sangatlah langka. Juga dapat memiliki kilau seperti warna metalik seiring bertambahnya usia jamur tersebut atau karena kondisi lingkungannya yang kering. Tudung atau "topi" juga dikenal sebagai bentuk cendawan memiliki diameter 4 cm hingga16 cm, tudung tersebut pada awalnya berbentuk bulat atau oval dan menjadi cembung hingga datar seiring bertambahnya usia jamur. Daging bagian dalamnya berwarna putih dan tidak berubah warnanya ketika diiris.

2. Menyebar ke seluruh dunia dan bersifat invasif

5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Duniapotret tanda peringatan bahaya jamur death cap di Canberra, Australia (commons.wikimedia.org/Ayarktos)

Dari Eropa tempat asalnya, jamur death cap ini menyebar ke seluruh dunia kecuali Antartika dan merupakan spesies yang invasif atau spesies pendatang di suatu tempat yang secara signifikan mengubah ekosistem yang dikolonisasinya. Sejumlah tempat seperti wilayah di Amerika Utara dan Australia diketahui sebagai tempat di mana spesies jamur mematikan ini tumbuh invasif di sana. Nationalgeographic, melansir sejak tiba di pantai barat Amerika, jamur invasif ini telah menyebar dengan cepat ke seluruh California dan bahkan muncul hingga ke utara yaitu di Provinsi British Columbia, Kanada.

Mengapa jamur death cap tersebut menyebar begitu cepat ?, kapan tepatnya jamur tersebut tiba? dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan tempatnya tumbuh? merupakan topik penelitian yang masih dilakukan para ahli hingga saat ini. Catatan paling awal mengenai keberadaan jamur di wilayah California berasal dari tahun 1930-an. Dengan bukti-bukti yang ada, sejumlah ilmuwan meyakini bahwa jamur death cap bermigrasi dari tanah yang terdapat di akar pohon cork tree (sejenis pohon oak) yang diimpor dari Eropa ke California untuk membuat tutup botol anggur (gabus penutup botol anggur). Sejumlah ilmuwan lainnya berteori jamur mematikan tersebut menumpang pada tanaman misterius yang diimpor dari Eropa untuk mempercantik taman-taman di kampus-kampus AS.

3. Pola reproduksi yang tidak biasa menjadi kemungkinan faktor penyebaran cepatnya

5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Duniapotret jamur death cap yang didokumentasikan di Prancis (commons.wikimedia.org/Strobilomyces)

Salah satu penelitian yang masih terus dilakukan oleh para ahli saat ini adalah bagaimana jamur death cap ini bisa berkembang dengan sangat cepat di wilayah California, AS. Dilansir Science, para ilmuwan telah melakukan sejumlah penelitian yang mengungkap kemungkinan jamur death cap di wilayah California berkembang biak dengan membuahi dirinya sendiri bukan menunggu pasangannya. Hal tersebut merupakan sebuah metode reproduksi yang tidak biasa pada jamur yang jarang diamati di luar labolatorium. Meskipun penelitian tersebut belum cukup membuktikan bahwa metode reproduksi jamur yang tidak biasa tersebut adalah penyebab cepatnya penyebarannya namun sejumlah ilmuwan mengatakan bukti dari tim tersebut sangat menarik.

Seperti jamur sejenisnya, jamur death cap biasanya bereproduksi secara biseksual dimana struktur genetik di bawah tanah dari dua individu yang terpisah menyatu dan kemudian menghasilkan jamur baru di atas permukaan tanah yang mengandung DNA dari kedua individu jamur tersebut, hal tersebut masih terjadi di Eropa tempat jamur tersebut berasal. Namun penelitian yang dilakukan sejumlah ilmuwan terhadap jamur death cap yang tumbuh di California menemukan hal yang lain. DNA dari jamur tersebut hanya terdiri atas satu set materi genetik yang mengindikasikan jamur tersebut berasal dari individu tunggal. Penelitian tersebut membuktikan satu dari sedikit contoh "reproduksi tunggal" yang terjadi pada jamur di alam liar.

4. Racunnya merusak hati dan ginjal

5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Duniajamur death cap memiliki racun mematikan yang dapat ,merusak organ ginjal dan hati korbannya (commons.wikimedia.org/Justin Pierce)

Jamur death cap bertanggung jawab atas sejumlah besar kematian akibat kesalahan konsumsi jamur dan jamur ini sangat mematikan meskipun hanya dikonsumsi sedikit saja. Di masa lalu, jamur death cap ini diyakini sebagai jamur yang dikonsumsi oleh Kaisar Romawi Suci Charles VI yang menyebabkannya meninggal di tahun 1740. Dikutip dari laman National Center for Biotechnology Information, spesies jamur ini memiliki tiga kelompok utama racun yaitu: amatoxins, phallotoxins dan virotoxins. Dari kelompok tersebut, amatoxins (alpha-amanitin) lah yang paling memberikan efek berbahaya ketika meracuni manusia.

Hati adalah organ yang menjadi target utama untuk dirusak oleh racun dari jamur death cap ini, selain itu organ lainnya juga akan terkena dampak dari racun ini terutama ginjal. Gejala keracunan biasanya muncul beberapa jam (sekitar 8 hingga 12 jam) setelah memakan jamur ini. Gejalanya dapat meliputi muntah, tekanan darah rendah, diare, kejang hingga koma yang berujung pada kematian. Dibutuhkan penanganan yang sangat cepat terhadap korban yang mengonsumsinya.

Meskipun antidote (anti racun) yang efektif untuk jamur death cap masih merupakan permasalahan yang belum sepenuhnya terpecahkan namun telah terlihat adanya harapan mengenai pengembangan antidotenya. Dilansir Sciencenews, peneliti China dan Australia menemukan obat Indocyanine green dapat mengatasi keracunan alpha-amanitin. Dalam percobaan kepada tikus di labolatorium obat tersebut mengurangi dampak kerusakan hati dan ginjal serta meningkatnya harapan hidup bila diberikan antara 1 hingga 4 jam setelah memakan jamur tersebut.

Baca Juga: 7 Fakta Zebra Duiker, Apa Fungsi Belang di Tubuhnya?

5. Memberikan simbiosis mutualisme dengan pohon dan tanaman lainnya

5 Fakta Jamur Death Cap, Jamur Beracun Paling Mematikan di Duniajamur death cap tumbuh invasif di Amerika Utara (commons.wikimedia.org/Daniel Neal)

Meskipun racun jamur death cap sangat berbahaya bagi manusia yang tidak sengaja memakannya, namun sebagai spesies di tempat baru, jamur death cap juga memberikan keuntungan bagi ekosistem di tempat dia hidup. Nationalgeographic melansir beberapa jamur memang dapat merusak ekosistem lingkungan seperti jamur yang memusnahkan pohon American Chestnut, namun sejauh ini tidak terdapat bukti yang kuat bahwa jamur death cap memberikan ancaman kepada lingkungan baru mereka.

Terdapat fakta bahwa pohon dan sejumlah tanaman lain mendapatkan keuntungan dari kehadiran jamur death cap tersebut. Jamur death cap adalah mycorrhizal fungi yang mana mereka membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pohon dan tanaman di sekitarnya. Pohon menerima nutrisi dari tanah seperti fosfor dan nitrogen yang telah diekstrak oleh jamur, sedangkan jamur menerima glukosa dari pohon dan tanaman lainnya.

Supaya aman, kalau mau mengonsumsi jamur jangan langsung diambil dari alam liar ya!, belilah jamur di super market kepercayaan, karena jamur yang djual di sana pasti dapat dikonsumsi dan telah terpercaya keamanan serta kualitasnya.

Baca Juga: 9 Fakta Beruang Grizzly, Penciumannya Lebih Tajam dari Anjing Pelacak

Dodi Wijoseno Photo Community Writer Dodi Wijoseno

Penyuka Sejarah, mountain hiking dan olah raga

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya