Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Menarik Tentang Lebah yang Menyelamatkan Ekosistem 

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Muhammad Mahdi Karim)

Lebah seringkali dianggap sekadar serangga kecil yang menghasilkan madu. Padahal, peran mereka jauh lebih besar dari itu. Tanpa lebah, dunia bakal menghadapi krisis pangan yang serius. Faktanya, sekitar 75% tanaman pangan global bergantung pada penyerbukan oleh hewan, terutama lebah. Bayangkan, tanpa mereka, buah-buahan, sayuran, bahkan kopi bisa jadi langka!

Selain jadi pahlawan penyerbukan, lebah punya segudang keunikan yang bikin ilmuwan terus terkagum-kagum. Dari cara berkomunikasi yang canggih hingga koloni yang terorganisir bak kota metropolitan, lebah membuktikan bahwa ukuran gak menentukan pengaruh. Yuk, telusuri lima fakta menarik tentang lebah yang bikin kita makin menghargai keberadaan mereka!

1. Lebah adalah penyerbuk paling efektif di dunia

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Wilfredor)

Dilansir United Nations Development Programme, lebah bertanggung jawab atas penyerbukan lebih dari 170.000 spesies tanaman di seluruh dunia. Efisiensi mereka berasal dari tubuh berbulu yang dengan mudah menangkap serbuk sari saat berpindah dari bunga ke bunga. Tanpa lebah, tanaman seperti apel, almond, dan stroberi bakal kesulitan bereproduksi.

Menariknya, lebah madu (Apis mellifera) gak cuma mengandalkan nektar. Mereka juga mengumpulkan serbuk sari sebagai sumber protein untuk koloni. Proses ini secara gak langsung memperkuat keanekaragaman hayati. Daerah dengan populasi lebah sehat punya tingkat produktivitas pertanian 30% lebih tinggi.

2. Koloni lebah punya sistem sosial yang super terorganisir

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Kritzolina)

Dikutip dari Honey Bee Research Centre, Dalam satu sarang, lebah hidup dengan hierarki yang jelas yaitu ratu, pekerja, dan drone (lebah jantan). Ratu lebah bisa bertelur hingga 2.000 butir per hari, sementara lebah pekerja betina bertugas membersihkan sarang, merawat larva, dan mencari makanan. Sistem pembagian kerja ini bikin koloni berjalan efisien layaknya perusahaan multinasional.

Lebah pekerja bahkan punya shift kerja berdasarkan usia. Saat baru menetas, mereka bertugas merawat larva. Setelah berumur 3 minggu, beralih menjadi pencari makanan. Uniknya, lebah berkomunikasi lewat tarian waggle untuk memberi tahu lokasi sumber nektar. Tarian ini akurat sampai ke tingkat arah dan jarak!

3. Lebah bisa belajar dan mengingat dengan cepat

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Fir0002)

Meski otaknya cuma sebesar biji wijen, lebah punya kemampuan kognitif yang mengesankan. Riset dari University of Nevada menunjukkan lebah bisa diajari mengasosiasikan warna dengan hadiah makanan. Mereka bahkan mampu memecahkan teka-teki sederhana, seperti menarik benang untuk mendapatkan nektar.

Yang lebih menakjubkan, lebah bisa mengenali wajah manusia! Lebah dilatih membedakan foto wajah dengan akurasi 80%. Kemampuan ini membantu mereka mengingat bunga mana yang paling produktif. Bayangkan, serangga kecil ini ternyata punya memori visual yang hampir setara burung!

4. Produk lebah gak cuma madu, tapi juga obat

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Muhammad Mahdi Karim)

Selain madu, lebah menghasilkan propolis, royal jelly, dan lilin yang punya segudang manfaat kesehatan. Dilansir MDPI, propolis mengandung senyawa antibakteri dan antivirus yang dipakai lebah untuk mensterilkan sarang. Manusia memanfaatkannya untuk memperkuat imunitas dan menyembuhkan luka.

Royal jelly, makanan eksklusif ratu lebah, disebut-sebut bisa memperpanjang usia dan meningkatkan fertilitas. Senyawa dalam royal jelly merangsang regenerasi sel. Bahkan, lebah madu modern dimanfaatkan dalam apitherapy (terapi sengat lebah) untuk mengurangi peradangan. Siapa sangka, hewan mini ini jadi apoteker alamiah?

5. Populasi lebah terancam, dan dampaknya sangat serius

ilustrasi lebah (commons.wikimedia.org/Francis C. Franklin)

Dalam 20 tahun terakhir, populasi lebah global menurun drastis akibat pestisida, perubahan iklim, dan hilangnya habitat. Menurut Taylor & Francis Online, Eropa kehilangan 25% koloni lebah sejak 1985. Padahal, jika lebah punah, biaya penyerbukan manual tanaman pertanian bisa mencapai Rp4.000 triliun per tahun!

Upaya penyelamatan sedang gencar dilakukan, mulai dari urban beekeeping (beternak lebah di kota) hingga larangan pestisida neonikotinoid di Uni Eropa. Banyak saran dari ilmuan untuk melakukan penanaman bunga liar untuk memberi makan lebah. Sebab, satu koloni lebah bisa mengunjungi 50 juta bunga dalam setahun, jasa mereka gak ternilai harganya.

Dari penyerbukan hingga penyembuhan, lebah adalah bukti bahwa makhluk kecil punya peran besar dalam keseimbangan alam. Tanpa mereka, rantai makanan bakal kacau, dan manusia bakal kesulitan memenuhi kebutuhan pangan. Mulai sekarang, menghargai lebah bisa dimulai dengan hal sederhana: menanam bunga bebas pestisida atau mendukung petani lokal yang ramah lebah. Karena melindungi lebah sama dengan menyelamatkan masa depan Bumi.

Referensi:

  • https://bees.undp.org/
  • https://hbrc.ca/castes-of-honey-bees/#:~:text=The%20queen%20is%20the%20mother,queen%20is%20doing%20using%20pheromones.
  • https://www.unr.edu/nevada-today/news/2016/bees-learn-colors-to-distinguish-food-source
  • https://www.mdpi.com/2304-8158/10/6/1360
  • https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.3896/IBRA.1.49.1.02

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us