TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Spesies Hewan Berkantung yang Dapat Ditemukan di Papua

Kantungnya untuk menyimpan bayi!

Kanguru pohon mantel emas (dok. Palm Oil Detectives)

Pulau Papua atau disebut juga dengan Pulau New Guinea merupakan pulau terbesar kedua di dunia, setelah Pulau Greenland. Pulau ini terbagi menjadi dua negara, yaitu Indonesia dan Papua Nugini.

Papua memiliki cukup banyak spesies hewan marsupial atau mamalia berkantung, mirip dengan hewan-hewan yang ada di Australia. Kemiripan hewan ini karena sebelum terjadi perpecahan benua besar Pangea, daratan Papua dan Australia merupakan daratan yang menyatu. Oleh karena itu, persebaran hewan-hewan yang mirip tersebut terjadi, baik di Papua maupun Australia.

Berdasarkan teori garis Wallace dan Weber, mamalia berkantung yang ada di Papua ini dikategorikan sebagai fauna australis. Yuk kita simak apa saja hewan marsupial yang ada di Papua!

Baca Juga: 6 Fakta Kadal Pensil, Kadal Asal Papua yang Serupa dengan Ular

1. Dingiso

Dingiso merupakan mamalia marsupial yang hidup di hutan Pegunungan Sudirman, Papua Tengah yang memiliki ketinggian 3250 hingga 4200 mdpl. Hewan dengan nama latin Dendrolagus mbaiso merupakan jenis kanguru pohon yang bentuk badannya memiliki kemiripan dengan koala yang ada di Australia. Nama spesies ‘mbaiso’ diambil dari bahasa Monim, salah satu suku di Papua, yang berarti binatang sakral. Dingiso memiliki corak rambut hitam, dengan bagian perut berwarna putih. Hewan endemik Papua ini memiliki berat 5,2 hingga 9 kg, dengan panjang badan 58 hingga 67 cm, dilansir BRIN.

2. Bandikut

Bandikut merupakan mamalia omnivora yang memiliki nama ilmiah Echymipera kalubu. Kata ‘kalubu’ diambil dari bahasa Ma’ya yang berasal dari Kepulauan Raja Ampat. Hewan berkantung dengan wajah berbentuk seperti V ini memiliki panjang tubuh sekitar 30 hingga 40 cm, dengan tambahan panjang ekor sekitar 8 hingga 10 cm.

Bandikut ini memiliki berat sekitar 600 hingga 2000 gram saja. Bagian atas tubuh bandikut berwarna cokelat kemerahan, dengan rambut-rambut hitam dengan struktur seperti duri.  Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, habitat dari bandikut ini cukup beragam. Umumnya mereka mendiami wilayah hutan, tetapi dapat pula ditemukan di rerumputan, rawa, hingga perkebunan kopi.

3. Kuskus Waigeo

Selanjutnya merupakan marsupial asli Pulau Waigeo, Spilocuscus papuensis atau bisa juga disebut dengan kuskus waigeo. Kuskus ini memiliki warna rambut putih keabuan dengan pola tutul berwarna hitam. Karena banyak menghabiskan waktunya di atas pohon, kuskus waigeo memiliki kuku yang panjang untuk memanjat pohon dan ekor prehensil atau ekor yang kuat untuk membantunya bergelantungan di pohon.

Umumnya kuskus waigeo dapat memiliki panjang tubuh berkisar antara 47 hingga 56 cm, dengan berat badan mencapai 2,65 kg. 

4. Kanguru pohon mantel emas

Berdasarkan informasi dari Kids Kiddle, kanguru pohon mantel emas merupakan kanguru endemik Pegunungan Papua yang memiliki rambut berwarna cokelat chestnut dengan bagian perut yang berwarna lebih pucat. Bagian leher, pipi, serta kakinya berwarna kekuningan, dan memiliki garis ganda berwarna emas di sepanjang punggungnya.

Pada bagian ekornya yang panjang terdapat pola seperti cincin yang berwarna cokelat pucat. Kanguru ini merupakan hewan herbivora yang memakan dedaunan, buah-buahan, dan juga bunga. Sesuai dengan namanya, tentunya kanguru ini mampu memanjat pohon dengan cepat dan cenderung mencari makan di bagian kanopi pohon. 

5. Tenkile

Berikutnya merupakan tenkile, spesies kanguru pohon dengan nama ilmiah Dendrolagus scottae. Hewan dengan warna tubuh dominan hitam ini memiliki habitat di hutan subtropis atau hutan tropis kering. Rambut pada beberapa bagian tubuh, ekor, serta bahu dari tenkile ini memiliki warna kecokelatan.

Dikutip dari iNaturalist, hewan ini memiliki moncong yang panjang dan mampu mengangkat tangannya hingga ke atas kepala, yang mana hal ini tidak dapat dilakukan oleh sebagian besar spesies kanguru lainnya. Selama 50 tahun terakhir, jumlah tenkile di alam semakin menurun akibat rusaknya hutan yang merupakan habitatnya, serta diburu oleh masyarakat sekitar untuk dijadikan makanan. 

6. Walabi Aru

Walabi aru atau Thylogale brunii merupakan spesies marsupial yang dapat ditemukan di habitat hutan kering subtropis ataupun tropis, sabana kering, semak kering, ataupun padang rumput dataran rendah. Walabi ini memiliki rambut yang halus, tebal, dan umumnya berwarna abu-abu hingga cokelat pada bagian atas tubuhnya. Ekornya cenderung pendek dan tebal.

Spesies ini merupakan hewan soliter yang hanya bersosialisasi ketika musim kawin dan terkadang ketika merumput di wilayah yang terbuka. Ketika di alam liar, walabi aru dapat hidup hanya hingga usia enam tahun, dilansir dari Aquarium of Pacific

Verified Writer

Fiti Aigaka

Mari mencari tahu lebih banyak lagi!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya