10 Fakta tentang Sejarah Yesus  

Benarkah Yesus tidak membawa ajaran baru?

Lebih dari 2.000 tahun setelah kelahirannya di palungan yang sederhana, Yesus dari Nazaret memiliki pengikut sebanyak 2 miliar orang. Meskipun pengikut Kristus saat ini tidak tertarik dengan bukti sejarah tentang keberadaannya dalam kepercayaan berbasis agama, tetapi sarjana Alkitab telah lama menjelajahi catatan arkeologi dan sejarahnya. Ada konsensus yang luas dan mendalam tentang keberadaan Yesus berdasarkan bukti tekstual Kristen dan non-Kristen sejak abad pertama Masehi dan seterusnya. 

Di antara referensi non-Kristen tentang Yesus adalah referensi dari sejarawan Yahudi Flavius ​​Josephus dan penulis Romawi seperti Pliny the Younger, Lucian, dan the Babylonian Talmud. Ada juga Alexamenos Graffito, sebuah grafiti yang berasal dari tahun 200 M dan berisi penggambaran Yesus paling awal yang masih ada. Dibuat oleh seorang penyembah berhala Romawi, grafiti itu mengolok-olok Kekristenan, memberikan bukti lebih lanjut tentang penganiayaan orang Kristen awal di Kekaisaran Romawi. Peristiwa-peristiwa yang disebutkan dalam Perjanjian Baru semakin didukung oleh penemuan baru-baru ini tentang sebuah sinagoga abad pertama, seperti di mana Yesus memulai pelayanannya.

1. Yesus pelopor perlawanan damai

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  patung Yesus (unsplash.com/Arturo Rey)

Yesus mengkhotbahkan suatu bentuk perlawanan damai yang sering disalahtafsirkan. Kebanyakan orang berpikir bahwa Yesus mengajarkan untuk "memberikan pipi yang lain" jika kita ditindas. Akan tetapi, nabi dari Nazareth ini sebenarnya mengajarkan tentang perlawanan. Orang Yahudi menderita di bawah pemerintahan Romawi di Palestina, dan masyarakatnya terpecah karena kebingungan menghadapi situasi tersebut.

Beberapa memilih untuk hidup dengan pedang sebagai Zelot atau pembunuh yang dikenal sebagai Sicarii. Yang lainnya, seperti kaum Essene, melarikan diri ke gua-gua tempat mereka menyalin dan menyimpan Gulungan Laut Mati. Orang Farisi dan Saduki, berusaha mempertahankan peran kepemimpinan dan prestise dengan bekerja sama dengan otoritas Romawi dalam berbagai tingkatan. Dalam situasi ini, Yesus menganjurkan perlawanan dengan cara damai.

Yesus secara khusus merujuk tentang ditampar di pipi kanan, yang menyiratkan bahwa si penampar menggunakan punggung tangan kanannya. Tapi apa yang akan terjadi ketika seorang budak memberikan pipi yang lain? Nah, itu yang akan memaksa orang yang melakukan kekerasan untuk menggunakan punggung tangan kirinya. Tangan kiri diibaratkan hal-hal buruk. Dengan kata lain, itu akan membuat si penampar mengakui perbuatannya buruknya. Menggunakan punggung tangan kiri dikaitkan dengan kelemahan dan bahkan kenajisan.

2. Yesus tidak membawa agama baru

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  potret lukisan Musa dengan Loh Hukum (commons.wikimedia.org/Claude Vignon)

Banyak orang yang menganggap Yesus sebagai Kristen. Padahal, Yesus berasal dari keluarga Yahudi dan mengajar sebagai seorang rabi. Dia tidak membicarakan agama baru, dan bahkan mematuhi hukum Musa dan tradisi Yudaisme, seperti yang dilakukan keluarganya selama beberapa generasi.

PBS menunjukkan bahwa pesan awal Yesus merujuk dari pandangan Yudaisme abad pertama. Terlebih lagi, di balik konfrontasi antara Yesus sebagai Rabi dan perwakilan dari tradisi kerabian, afinitas tetap terlihat jelas dalam bentuk ajarannya yang muncul dalam Kitab Injil.

3. Nama aslinya bukan Yesus

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  Lukisan The Star of Bethlehem menggambarkan Yosef atau Yusuf, Maria atau Mariam, bayi Kristus atau Nabi Isa di sebelah kanan, dan tiga raja: Balthazar, Melchior, serta Gaspar. (unsplash.com/Birmingham Museums Trust/Sir Edward Burne-Jones)

Penting bagi sejarawan untuk memahami pesan Yesus melalui konteks sejarah Yahudi yang tepat. Nama "Yesus" dikenal luas saat ini, tapi di Palestina Romawi abad pertama, nama "Yesus" belum ada. Mengapa? Karena nama ini berasal dari bahasa Yunani-Romawi, lesous.

Dalam bahasa Ibrani, itu berarti Yeshua/Y'shua, yang memiliki arti "menyampaikan" atau "menyelamatkan", dan pada akhirnya memberikan perspektif baru tentang tokoh sejarah ini. Namun, nama ini sudah sangat populer bahkan sebelum kehadiran Yesus Kristus. Para arkeolog telah menemukan makam dari 71 orang bernama Yeshua. Ada 30 referensi nama yang sama dalam Perjanjian Lama, mengenai empat karakter yang berbeda. Ratusan referensi ke Yehoshua (Joshua), nama pemimpin pengepungan Jericho yang terkenal, juga ada.

Bagaimana dengan nama belakang Yesus? Nama belakang Yesus sebenarnya bukanlah "Kristus," atau gelar yang jika diterjemahkan sebagai "yang diurapi" atau raja. Orang-orang sezaman Yesus menggunakan nama ayah atau daerah asal mereka untuk menunjukkan identitas mereka. Jadi, Yesus memiliki nama yang dikenal di zamannya sebagai Yeshua Nasraya (Yesus dari Nazaret) atau Yeshua Bar Yehosef (Yesus, anak Yusuf).

4. Yesus melakukan pemberontakan di Romawi

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  patung Yesus (unsplash.com/Wesley Tingey)

Terus terang, orang-orang Romawi kuno pada masa itu tidak menjelaskan tentang ajaran Yesus sebenarnya. Jadi, bagaimana Yesus bisa disalibkan oleh Kekaisaran Romawi? Kisah ini dimulai ketika Yesus dituduh menghasut masyarakat dengan ajarannya tentang "Kerajaan Surga". Faktanya, penyaliban di Romawi sangat brutal sehingga hanya warga negara non-Romawi yang dihukum dengan cara ini. Itu menjadi senjata politik pamungkas Romawi untuk menanamkan teror pada siapa saja yang ingin menghasut.

Kekaisaran Romawi memiliki banyak metode penyiksaan lainnya sebelum mengambil penyiksaan pada bentuk hukuman yang mengerikan ini, seperti rajam, pencekikan, pembakaran, hingga diceburkan ke dalam minyak mendidih. Akan tetapi, apa yang membuat mereka memutuskan penyaliban? Hukuman itu memiliki pesan yang melekat dan sangat menyakitkan.

Bagaimana praktik ini dimulai? Dilansir laman Live Science, kemungkinan dimulai dengan bangsa Asiria atau Babilonia. Menjelang abad keenam SM, catatan sejarah menunjukkan bahwa orang Persia juga mempraktikkan penyaliban. Namun, hukuman ini dilakukan di pohon bukan kayu salib. Perkembangan hukuman di kayu salib datang berkat orang Romawi. Akan tetapi bagaimana mereka tersandung pada hukuman ini, terutama mengingat kurangnya interaksi mereka dengan orang Asiria, Babilonia, dan Persia yang disebutkan di atas? Nah, hal ini terjadi selama abad ketiga SM ketika Perang Punik, di mana Romawi berperang melawan Kartago.

5. Yesus sangat menjaga hak anak-anak

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  cuplikan Yesus yang diperankan Jonathan Roumie di episode 5 The Chosen (commons.wikimedia.org/The Chosen press photos)

Tumbuh di Romawi kuno adalah hal yang mengerikan. Bayi-bayi yang dianggap cacat atau lemah, biasanya akan dibunuh. Sementara itu, beberapa gadis akan dijual sebagai budak dan prostitusi menjadi sesuatu yang lumrah. Pada dasarnya, anak-anak di bawah umur tidak memiliki hak sama sekali.

Namun, The Week berpendapat bahwa kekristenan justru melindungi anak-anak dan menganggap mereka sangat berharga. Itu semua dimulai dengan ajaran Yesus tentang anak-anak. Selain menjelaskan tentang menghargai anak-anak, Perjanjian Baru juga menceritakan tentang keburukan peradaban kuno karena mengabaikan dan menganiaya anak-anak kecil.

6. Yesus menjalin hubungan baik dan membantu masyarakat kelas bawah

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  Ilustrasi Yesus Kristus mengunjungi orang-orang Nefi sebagaimana dicatat dalam Kitab Mormon dalam 3 Nefi pasal 11-18. (commons.wikimedia.org/Simon Dewey)

Yesus mengajarkan tentang pentingnya hak setiap orang, dan dia membela masyarakat yang tertindas. Sayangnya, reputasinya buruk di kalangan elit agama pada saat itu karena sering bersinggungan dengan penderita kusta, pendosa, pekerja seks, pemungut pajak, pengemis, dan orang Samaria. Di saat para rabi tidak mau membantu orang yang terluka karena takut menjadi "najis", Yesus memiliki konsep bahwa semua orang sama pentingnya di mata Tuhan.

Menurut Brad Chilcott, yang menulis untuk The Guardian, "Yesus secara terang-terangan berada di pihak orang miskin, yang dikucilkan, yang diabaikan, yang dicabut haknya, dan yang dieksploitasi. Dia ada di pihak mereka ketika hal itu merusak reputasinya, potensi penghasilannya, dan harapannya." Tidak heran jika Yesus berselisih dengan otoritas agama dan politik di wilayah tersebut. 

7. Yesus sangat menghormati dan menjunjung hak-hak kaum perempuan

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  Relief Gereja Saint Elisabeth, gereja Neo-Gotik yang dibangun pada tahun 1900, di Lapangan Rózsák, Distrik VII Budapest. (commons.wikimedia.org/Globetrotter19)

Seperti anak-anak, perempuan menempati bagian bawah tiang totem sosial selama masa Yesus. Hal ini dibuktikan secara akurat dalam batas-batas Yudaisme abad pertama, di mana perempuan dilempari batu sampai mati hanya karena tuduhan perzinahan. Akan tetapi, Yesus sebaliknya.

Dalam cara dia berbicara kepada perempuan, dia memberikan kesetaraan spiritual yang sama dengan laki-laki, dan dia membebaskan perempuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Tindakan Yesus ini mencontohkan sistem kepercayaannya. Yesus berbicara dengan perempuan di depan umum, tindakan yang dihindari oleh banyak pemimpin agama Yahudi.

Yesus juga mengumpulkan banyak pengikut dari kalangan perempuan beriman, menghormati ibunya dan memberikan perhatian yang tidak biasa pada zamannya. Perjanjian Baru, yang diilhami oleh kehidupan dan ajarannya, juga menempatkan fokus yang signifikan pada perempuan. Kitab Lukas mengeksplorasi pelayanan Yesus, seringkali dari sudut pandang para perempuan di sekitarnya.

8. Yesus menyebarkan kasih sayang terhadap sesama manusia

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  ilustrasi kasih sayang (unsplash.com/Jeet Dhanoa)

Di zaman di mana para ayah membunuh anak-anak mereka, dan bahkan istri mereka tanpa sebab, Kekaisaran Romawi tidak terlalu peduli dengan masalah kekerasan ini. Hal yang sama berlaku ketika pemerintah Romawi menanggapi masa wabah dan peristiwa bencana lainnya.

Namun, Yesus memutarbalikkan paradigma itu, ia memberikan perhatian terhadap sesama manusia terlepas dari kelas, jenis kelamin, dan kepercayaan agama mereka. Dilansir Huffington Post, ajaran Yesus mengarah pada pendirian pusat perawatan penderita kusta, yang menjadi cikal bakal rumah sakit.

Melalui ajaran dan teladan yang dia berikan kepada mereka yang membutuhkan, Yesus membuka jalan bagi organisasi amal. Hal ini tertulis jelas dalam Matius 22:39, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Terlebih lagi, dia mengajak masyarakat untuk mengikuti ajarannya tentang "Kerajaan Tuhan", yang mengutamakan nilai kehidupan manusia dan hak-hak sipil fundamental.

9. Yesus menginspirasi Mahatma Gandhi

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  patung Mahatma Gandhi di Manchester, Inggris (unsplash.com/Jakob Cotton)

Dikutip laman BBC, Mahatma Gandhi menentang Kerajaan Inggris secara damai dan masif karena ia terinspirasi dengan kehidupan Yesus, yang dia sebut sebagai "salah satu guru besar umat manusia." Gandhi banyak menulis tentang Yesus dan dia mempersembahkan dirinya sebagai pengorbanan untuk kebaikan orang lain, termasuk musuh-musuhnya.

Sepanjang hidupnya, Gandhi mengaku sebagai seorang Muslim, Yahudi, Sikh, Kristen, dan Hindu. Dia juga memiliki dekorasi dinding di gubuknya, yang menggambarkan Yesus dengan tulisan, "Dia adalah kedamaian kita." Tidak mengherankan jika Yesus sangat memengaruhi aktivis India ini, memberinya gerakan perlawanan dengan aksi damainya.

10. Yesus di mata Islam

10 Fakta tentang Sejarah Yesus  potret simbol ajaran abrahamik: kristen, yahudi dan islam (unsplash.com/Noah Holm)

Meskipun banyak orang yang mengasosiasikan Yesus secara eksklusif dengan orang Kristen, tetapi dia adalah tokoh penting dalam Islam, bersama ibunya Maria. Yesus, yang dikenal sebagai Nabi Isa as dalam bahasa Arab, dilahirkan oleh Perawan Maryam (satu-satunya perempuan yang disebutkan namanya di Alquran). Dia tumbuh menjadi seorang nabi terkenal yang disebutkan sebanyak 25 kali dalam Al Quran. Oleh karena itu, ketika namanya diucapkan, diikuti dengan kalimat "salam sejahtera baginya".

Dalam kisah-kisah ini, dia digambarkan  melakukan mukjizat dan penyembuhan. Tentu saja, kesadaran ini seharusnya tidak mengecilkan perbedaan mendasar antara Kristen dan Islam. Lagi pula, umat Islam tidak menganggap Yesus sebagai anak Tuhan.

Namun demikian, pentingnya Yesus bagi Al-Qur'an tidak dapat diremehkan. Menurut Omar Suleiman, "Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa saya tidak dapat menjadi seorang Muslim tanpa percaya kepada Yesus (Nabi Isa as). Sementara kami, umat Islam, pada dasarnya berbeda dengan saudara-saudara Kristen kami dalam hal Trinitas, penyaliban, dan keselamatan, kepercayaan kita kepada Yesus adalah dasar dari iman kita."

Yesus atau Nabi Isa as mengajarkan kasih sayang dan kebaikan antar sesama umat manusia. Itulah sebabnya, ajarannya ini tidak lekang di makan waktu.

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya