Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Udara Malam di Makassar Terasa Lebih Dingin, Ini Penjelasan BMKG

Warga melintas di area Pantai Losari saat matahari terbenam di Makassar, Sulawesi Selatan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Makassar, IDN Times - Beberapa hari terakhir udara di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terasa lebih dingin dari biasanya. Terutama pada malam dan pagi hari.

Menurut Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah (BBMKG) IV Makassar, tidak ada yang salah dengan kondisi itu. Suhu udara yang lebih rendah jadi salah satu tanda musim kemarau.

"Pada musim kemarau seperti saat ini terutama pada saat malam hari, kandungan uap air di atmosfer cukup sedikit, di  mana uap air merupakan suatu zat yang dapat menyimpan energi panas," kata prakirawan BBMKG IV Makassar Agusmin, Rabu (7/7/2021).

1. Kandungan uap air di atmosfer rendah

Prakirawan BBMKG IV Makassar Agusmin. IDN Times/Sahrul Ramadan

Agusmin menerangkan, rendahnya kandungan uap air membuat radiasi yang dilepaskan bumi ke luar angkasa tidak tertahan di atmosfer. Biasanya, radiasi yang tertahan di atmosfer membuat suhu udara jadi lebih panas.

"Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan sehingga kita merasakan udara lebih dingin dibanding bulan-bulan lainnya," katanya.

2. Suhu juga dipengaruhi aktivitas angin monsun Australia

ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Agusmin menyebut faktor lain yang menyebabkan suhu udara terasa lebih dingin di malam hari, yakni pegaruh aktivitas angin monsun Australia atau anging timuran. Angin itu membawa massa udara dari musim dingin yang terjadi di Belahan Bumi Selatan (BBS).

"BBS saat ini mengalami musim dingin juga menjadi faktor saat malam udara terasa lebih dingin. Kandungan massa udara yang terbawa dari BBS dan melewati indonesia lebih bersifat kering dan dingin," katanya.

3. Suhu dingin biasa terjadi saat musim kemarau

xxx

Dilansir dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LPAN), suhu dingin yang terjadi belakangan merupakan hal yang biasa saat musim kemarau. Itu karena sedikitnya tutupan awan yang membuat tidak ada panas dari permukaan bumi yang dipantulkan kembali. Panas di permukaan bumi adalah hasil serapan dari cahaya matahari yang kemudian dilepaskan saat malam hari.

Faktor lainnya adalah posisi matahari yang berada di belahan utara. Tekanan udara di belahan utara lebih rendah dibanding belahan selatan yang mengalami musim dingin. Ditambah angin yang bertiup itu dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin. Dampak yang ditimbulkan adalah efek penurunan suhu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sahrul Ramadan
Aan Pranata
Sahrul Ramadan
EditorSahrul Ramadan
Follow Us