Tinggal Sendiri, Kakek di Makassar Ditemukan Tewas Gantung Diri 

Konon pernah curhat ke cucu ingin mengakhiri hidup

Makassar, IDN Times - Seorang pria ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di dalam rumahnya, di Jalan Dirgantara, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sabtu (11/4) pagi. Petugas Polsek Panakkukang telah mengevakuasi mayat itu setelah mendapatkan laporan dari warga setempat.

Kepala Seksi Humas Polsek Panakkukang Bripka Ahmad Ilham mengatakan, mayat diidentifikasi sebagai pria bernama Hammad, yang berusia 85 tahun. Mayat ditemukan di rumah tempat kakek itu tinggal sendirian. Polisi masih menyeliki soal kematiannya. 

"Keterangan dari pihak keluarga, diperkirakan almarhum gantung diri karena stres," kata Halim kepada jurnalis di Makassar, Sabtu.

Baca Juga: Pahami Soal Rasa, Ini 3 Upaya untuk Mencegah Bunuh Diri 

1. Polisi kumpulkan keterangan sejumlah saksi

Tinggal Sendiri, Kakek di Makassar Ditemukan Tewas Gantung Diri Ilustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Halim mengatakan, polisi menerima laporan dari warga sekitar pukul 5.00 Wita. Polisi langsung bergegas ke lokasi untuk olah tempat kejadian perkara. Untuk sementara polisi memperkirakan pria itu tewas karena bunuh diri, tapi kemungkinan lain tetap diselidiki.

Pria yang ditemukan tewas diketahui sebagai seorang pensiunan perusahaan industri di Kota Makassar. Dari lokasi, polisi telah mengambil keterangan sejumlah saksi. Di antaranya para tetangga serta keluarga yang tinggal terpisah.

2. Kakek pernah curhat ke cucunya untuk mengakhiri hidup

Tinggal Sendiri, Kakek di Makassar Ditemukan Tewas Gantung Diri Ilustrasi bunuh diri. IDN Times/Mia Amalia

Menurut penelusuran polisi, kata Halim, kakek yang tewas pernah menceritakan niatnya buat bunuh diri. Rencananya mengakhiri hidup disampaikan kepada cucunya sendiri. Kakek itu memang hidup sendiri di dalam rumah. 

"(Berencana) karena anak-anaknya tidak ada peduli lagi dengan korban, karena selama beberapa tahun terakhir ini almarhum hidup sendiri di rumahnya," Halim menerangkan.

Kepolisian pagi tadi telah berkoordinasi dengan pihak keluarga kakek, yang menolak untuk dilakukan autopsi. Jenazah sang kakek diambil pihak keluarga untuk dimakamkan.

3. Cegah orang di sekitarmu bunuh diri

Tinggal Sendiri, Kakek di Makassar Ditemukan Tewas Gantung Diri Ilustrasi bunuh diri. IDN Times/Mia Amalia

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: 5 Negara dengan Angka Bunuh Diri Tertinggi di Dunia, Mana Saja?

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya