Sosiolog: Kasus Kekerasan Anak di Gowa Khas dan Luar Biasa

Bocah 6 tahun diduga jadi tumbal pesugihan orang tuanya

Makassar, IDN Times - Sosiolog Universitas Hasanuddin Makassar, Ramli AT mengomentari kasus kekerasan terhadap AP, bocah berusia enam tahun di Gowa, Sulawesi Selatan, yang diduga jadi tumbal pesugihan orang tuanya.

Ramli menyebut praktik pesugihan yang dikaitkan dengan peristiwa kekerasan itu merupakan salah satu realitas dalam masyarakat.

"Kita ini kan hidup dalam masyarakat yang dalam banyak hal fakta sosialnya, banyak yang percaya dengan hal-hal gaib seperti (dugaan) itu, pesugihan atau ritual lain," kata Ramli saat dihubungi IDN Times, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: Mata Korban Pesugihan di Gowa Dicungkil pada Hari Pemakaman Sang Kakak

1. Praktik ritual sebuah kebiasaan yang dilazimkan

Sosiolog: Kasus Kekerasan Anak di Gowa Khas dan Luar BiasaIlustrasi pesugihan (IDN Times/Musthofa Aldo)

Ramli menyebut ritual dan semacamnya sudah menjadi suatu kebiasaan yang cenderung dilazimkan. Makanya praktik itu kemudian menjadi langgeng.

Namun, latar belakang atau motif sehingga masyarakat berbuat demikian, mesti ditinjau dan dari beragam aspek. Soal kasus kekerasan di Gowa, jadi kewenangan polisi untuk menyelidikinya. 

"Apakah setiap tindakan sosial kita itu dipengaruhi oleh masalah-masalah gaib atau pesugihan seperti itu. Untuk mengetahui itu tentu kita tunggu investigasi kepolisian," kata Ramli.

2. Sosiolog anggap kasus ini sangat luar biasa dan khas

Sosiolog: Kasus Kekerasan Anak di Gowa Khas dan Luar BiasaIlustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Ramli melihat kasus ini dengan sudut pandang berbeda. Menurutnya, kasus ini merupakan kejadian yang sangat luar biasa dan cukup khas.

"Karena anak ini (AP) mengalami kriminalisasi yang dilakukan secara berkelompok dan orang dewasa dan yang melakukan adalah keluarga intinya," ujarnya.

Ramli menuturkan, keluarga inti seperti orang tua, paman, hingga kakek yang seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman kepada sang anak, justru berperilaku keji. Anak yang menjadi korban tentu akan kehilangan arah akibat trauma berkepanjangan.

"Misalnya dia melihat anak yang lain bisa dilindungi orang tuanya. Ke mana lagi kemudian anak ini bisa mendapat perlindungan dan rasa aman meski ada anggota keluarga lain yang bisa memberikan itu."

3. Anak adalah kelompok paling rentan dalam konteks sosial

Sosiolog: Kasus Kekerasan Anak di Gowa Khas dan Luar BiasaIlustrasi Perundungan (IDN Times/Mardya Shakti)

Ramli mengatakan, dalam konteks sosial, anak-anak adalah salah satu kelompok paling rentan, selain peremepuan. "Apalagi kalau bicara soal keamanan, maka yang paling pertama anak harapkan tentu adalah orang tuanya. Tapi ini justru orang tuanya yang melakukan," katanya.

Ramli berharap agar pemerintah selain aparat penegak hukum, menaruh perhatian serius dalam kasus ini. Khususnya anak yang menjadi korban dalam fenomena sosial.

"Tentu harus ada jaminan minimal rasa aman dari lingkungan terkecil keluarga lainnya, dan lingkup luas dari lingkungan sosialnya," dia menambahkan.

Baca Juga: Dua Orang jadi Tersangka Kasus Orang Tua Cungkil Mata Anak di Gowa

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya