Sekolah Gazebo, Ruang Belajar Alternatif di Masa Pandemik

Menyediakan akses internet gratis untuk siswa kurang mampu

Makassar, IDN Times - Keterbatasan teknologi untuk akses pendidikan pada masa pademik COVID-19, mendorong Bripka Muhammad Kazim mendirikan sekolah alternatif. Petugas Bhabinkamtibmas itu menyediakan tempat belajar bagi masyarakat kurang mampu di wilayah binaannya.

Sarana yang berlokasi di Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar itu, diberi nama Sekolah Gazebo. Berupa sebuah pos keamanan lingkungan yang difasilitasi perangkat elektronik dan akses internet gratis.

Kazim mengatakan, sekolah ini diperuntukan khusus bagi pelajar yang orang tuanya kesulitan ekonomi karena pandemik COVID-19. Diketahui, selama ini pemerintah menerapkan belajar mengajar dari rumah secara virtual.

"Ada banyak warga yang kurang mampu. Mempunyai tiga anak yang sekolah terus cuman punya handphone 1 unit. Jadi dari situ muncul ide kami untuk memfasilitasi anak-anak ini," kata Kazim di Makassar, Sabtu (1/8/2020).

Baca Juga: Jelang Pilkada, 67 Ribu Pemilih di Makassar Tidak Memenuhi Syarat

1. Anak sekolah bisa meminjam HP dan laptop secara gratis

Sekolah Gazebo, Ruang Belajar Alternatif di Masa PandemikSekolah Gazebo di Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar/Istimewa

Kazim mengatakan prihatin terhadap anak-anak yang kesulitan akses untuk belajar secara virtual. Terutama bagi anak-anak yang tidak memiliki perangkat elektronik. Makanya, dengan bantuan sejumlah pihak, dia berinisiatif menyediakan HP hingga laptop untuk dipakai secara gratis di Sekolah Gazebo.

"Alhamdulillah kami dibantu sama beberapa orang warga yang memang profesinya sebagai tenaga pengajar juga di sekolah. Jadi alat seperti handphone, laptop, itu disediakan kalau anak-anak ini mau belajar lagi. Nanti dibimbing sama guru-gurunya di sini," ucap Kazim.

Selain perangkat tersebut, Sekolah Gazebo juga menyediakan sejumlah peralatan seperti umunya di sekolah. Seperti kursi, meja, dan papan tulis. Anak-anak yang ingin belajar diarahkan mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Misalnya mencuci tangan, menjaga jarak, dan menggunakan masker.

"Kita sesesuaikan dengan protokol pemerintah untuk kesehatan," ucap Kazim. 

2. Sekolah memanfaatkan lahan kosong milik pemerintah

Sekolah Gazebo, Ruang Belajar Alternatif di Masa PandemikSekolah Gazebo di Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar/Istimewa

Kazim menjelaskan, dia membentuk Sekolah Gazebo dibantu rekan dari Bhabinsa TNI di wilayahnya. Dia juga berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan setempat agar bisa memanfaatkan lahan kosong yang selama ini jarang digunakan.

Niat Kazim direspons baik oleh pihak pemerintah. Dia pun sosialisasikan ide mendirikan sekolah, sebelum mewujudkannya pada pertengahan Juli 2020.

"Karena beberapa warga ada memang yang guru profesinya jadi mereka membantu kami. Kami hanya sediakan fasilitasnya, tenaga pengajarnya warga yang ajarkan anak-anak di sini. Hampir setiap hari, jadwalnya sama dengan sekolah umumnya," Kazim menerangkan.

3. Warga merasa terbantu dengan kehadiran Sekolah Gazebo

Sekolah Gazebo, Ruang Belajar Alternatif di Masa PandemikSekolah Gazebo di Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar/Istimewa

Setelah berjalan beberapa pekan, Kazim merasa warga mulai antusias dengan kehadiran Sekolah Gazebo. Karena sarana masih terbatas, jumlah siswa pun dibatasi dan dikhususkan bagi pelajar yang ada di lingkungan setempat. Saat ini, sekolah gazebo menampung dua puluhan siswa. 

Sekolah ini akan terus hadir selama masa pandemik COVID-19. Paling tidak, kata Kazim, hingga pemerintah memutuskan anak-anak kembali berlajar di sekolah.

Alfrida Magdalena, salah satu warga setempat menyatakan bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran sekolah gazebo ini. Dia dan warga lain merasa terbantu dengan sarana tersebut.

"Karena kami sebagai orang tua yang punya anak lebih dari satu dan semua sekolah, bisa diberikan pelajaran tambahan di sekolah ini," ucapnya. 

Terlebih bagi Alfrida, sebagai ibu rumah tangga, dia cukup kesulitan. Sebab dia harus untuk membimbing anak-anaknya sekaligus jika jadwal belajar bersamaan.

"Apalagi seperti saya, cuman punya satu handphone untuk dipakai tiga orang anak belajar, susah. Jadi, sangat-sangat terbantu sejak adanya sekolah ini," kata dia.

Baca Juga: Polisi Kejar Penculik Bocah yang Ditukar Tabung Gas di Makassar

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya