Pintu Air Bendungan Bili-bili Gowa Dibuka untuk Antisipasi Luapan

Makassar, IDN Times - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Sulawesi Selatan, membuka pintu pelimpahan air Bendungan Bili-bili di Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Senin (6/4) malam.
Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Supardji mengatakan, bahwa pintu pelimpahan air Bendungan Bili-bili dibuka setinggi 15 centimeter. Untuk diketahui batas elevasi normal pintu air Bendungan Bili-bili mencapai 99.50 meter dari permukaan laut (Mdpl).
"Karena ini curah hujan yang cukup tinggi di hulu, sudah mau batas normal elevasinya sekarang 99.41 Mdpl," kata Supardji dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times di Makassar, Senin.
1. Pembukaan pintu air untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
Curah hujan yang intens dalam beberapa hari terakhir di sebagian wilayah di Sulawesi Selatan, termasuk di Kabupaten Gowa, membuat pintu air bendungan dibuka. Kata Supardji, curah hujan yang tinggi di hulu Sungai Jeneberang sehingga mengakibatkan debit air Bendungan Bili-bili meningkat.
"Kalau tidak dibuka dan hujan terus di hulu nanti tidak bisa terkendali, jangan sampai kita kejadian lagi seperti 2019 lalu jadi kita antisipasi," terang Supardji.
Supardji meminta warga untuk tidak panik. Menurutnya meski pintu air dibuka, Sungai Jeneberang masih bisa menampung debit air pembuangan. Hanya saja ia meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas di hilir.
"Posisi sungai itu masih aman, hanya kita khawatir kalau ada orang yang mencari ikan di dalamnya dan melakukan penyeberangan. Jadi disampaikan kepada masyarakat sekitar untuk tidak melakukan kegiatan sungai, menambang, menjala ikan di hilir bendungan dan hilir Sungai Jeneberang. Posisi sungai aman tidak meluap," jelasnya.
2. Masyarakat diminta tunda sementara aktivitas di sekitar sungai
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa, Iksan Parawansyah juga mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di hilir Sungai Jeneberang
"Saya rasa surat dari BBWS Pompengan Jeneberang sudah cukup jelas untuk masyarakat yang bermukim di bantaran Sungai Jeneberang dan yang menggunakan transportasi penyeberangan di Sungai Jeneberang untuk sementara jangan dulu melakukan aktivitasnya," imbaunya.
Iksan menambahkan, pihak BPBD akan tetap siaga dan memantau perkembangan kondisi termasuk informasi data dari Badan Meteorologi Kelimatologomi dan Geofisika (BMKG) maupun dari BBWS Pompengan Jeneberang.
Baca Juga: Pintu DAM Bili-bili Dibuka, Warga Gowa Diimbau Waspada Banjir
3. Bendungan Bili-bili berfungsi mengurangi dampak risiko banjir di beberapa wilayah
Pada awal Januari 2019 lalu, pintu air bendungan dibuka karena tinggi air melebihi batas normal. Dampaknya, sejumlah kawasan sepanjang aliran Sungai Jeneberang di Gowa dan Makassar terdampak banjir.
Waduk Bili-Bili di Gowa berfungsi mengurangi risiko banjir di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan air Sungai Jeneberang di bagian hilir. Bendungan Bili-bili juga menjadi sumber air untuk irigasi dan air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDM) Gowa dan Makassar.
Menurut pola operasi, terdapat empat tingkatan status bahaya dari elevasi waduk ini. Dimulai dengan status normal pada tinggi muka air +99,50 meter, status Waspada, +100 meter, status Siaga, +101,60 meter, dan status Awas, +103 meter.
Pada 23 Januari 2019, curah hujan tinggi mengakibatkan ketinggian muka air di bendungan mencapai +101 meter. Pintu air pun dibuka penuh dengan ketinggian di atas 3,5 meter, yang berujung meluapnya air di daerah aliran sungai Jeneberang.
"MTMA +101.87 meter menjadi elevasi tertinggi dalam catatan pengoperasian Bendungan Bili-Bili," kata Dirjen Sumber Daya Air PUPR Hari Suprayogi waktu itu.
Baca Juga: Jangan Panik Meski Pintu Waduk Bili-bili Dibuka, Ini Penjelasannya