Pembenahan Infrastruktur, Tanggap Darurat Luwu Utara Diperpanjang

Status tanggap darurat diperpanjang 30 hari

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, memperpanjang status tanggap darurat bencana di daerahnya. Surat keputusan perpanjangan tanggap darurat berlaku hari ini, Rabu (12/8/2020) selama 30 hari ke depan.

"Ini juga berdasarkan hasil keputusan bersama pada saat rapat evaluasi terakhir kemarin," kata Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muhtar kepada IDN Times, Rabu.

Baca Juga: Kondisi Terkini Pascabanjir Bandang di Masamba Luwu Utara

1. Pemerintah fokus benahi infrastruktur terdampak banjir

Pembenahan Infrastruktur, Tanggap Darurat Luwu Utara DiperpanjangANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Muslim mengungkapkan sejumlah  pertimbangan sehingga status tanggap darurat bencana diperpanjang. Pertama, pemerintah melalui satuan kerja gabungan tengah fokus menangani pembenahan infrastruktur yang rusak akibat terjangan lumpur banjir. Mulai dari jalan antar desa, kecamatan hingga jalur yang menghubungkan Lutra dengan daerah lainnya.

"Kalau kita lihat secara fisik terutama infrastruktur memang memungkinkan untuk kita perpanjang. Laporan klaster infrastruktur kemarin, persentase pembenahan kita fokus perbaikan dan pembersihan jalur Trans Sulawesi dan pembenahan rumah warga yang bisa di tempati," jelas Muslim.

Kedua, kata Muslim, menurut hasil koordinasi dengan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Kota Makassar, Lutra masih berpotensi diterjang cuaca buruk. Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat pemerintah meningkatkan ke waspadaan.

"Hasil rekomendasi BBMKG merekomendasikan ke kami bahwa cuaca masih tidak jelas. Jadi karena pekerjaan pembenahan infrastruktur ini kan apalagi daerah aliran sungai (DAS), tergantung dari perubahan cuaca itu. Kita mengantisipasi lebih awal," Muslim menerangkan.

2. Sebanyak 100 kamar huntara telah selesai dibangun

Pembenahan Infrastruktur, Tanggap Darurat Luwu Utara DiperpanjangANTARA FOTO/Abriawan Abhe

BPBD Luwu Utara sejauh ini mencatat 3.627 kepala keluarga atau 14.483 jiwa terdampak bencana. Mereka tersebar di 3 kecamatan, yakni Sabbang, Baebunta, dan Masamba. Banjir juga mengakibatkan 4.202 unit rumah warga rusak, demikian juga berbagai sarana dan fasilitas publik.

Muslim mengatakan, satu per satu fasilitas yang rusak dibenahi secara bertahap pada masa tanggap darurat.

BPBD mencatat sejumlah ruas jalan sepanjang 12 kilometer yang tertimbun lumpur. Kini 80 persen jalan tersebut sudah dipulihkan. Sedangkan pengungsi segera dipindahkan ke hunian sementara yang dibangunoleh pemerintah setempat.

"Karena hari ini baru selesai huntara, itu pun untuk sementara selesai 100. Itu juga salah satu pertimbangan kenapa kita lanjutkan ini perpanjangan tanggap bencana," ucap Muslim.

3. Pembersihan kota dari lumpur juga jadi perhatian

Pembenahan Infrastruktur, Tanggap Darurat Luwu Utara DiperpanjangEskavator mengeruk material yang menutupi jalan akibat terbawa banjir di Masamba Luwu Utara, Kamis (16/7/2020). Humas Pemprov Sulsel

Pemkab Luwu Utara sudah dua kali memperpanjang masa tanggap darurat, sejak bencana menerjang pada 13 Juli 2020. Sesuai arahan Bupati Indah Putri Indriani, semua daerah diminta fokus  mempercepat pelayanan di masa tanggap darurat.

Ada beberapa pelayanan yang menjadi perhatian bupati. Di antaranya pelayanan air bersih, pelayanan kebersihan kota, pelayanan psikososial, pelayanan shelter pengungsi, pelayanan dapur umum, pelayanan lingkungan hidup, pelayanan logistik, termasuk pendataan rumah terdampak bencana.

Salah satu perhatian utama adalah pembersihan Kota Masamba. Pengerjaannya seiring dengan pemulihan infrastruktur yang rusak. Muslim menargetkan pembenahan rampung sebelum masa tanggap darurat berakhir.

"Kita akan juga kembali meng-update di mana titik pengungsi sementara lagi yang tersebar. Termasuk akses jalan dan huntaranya," kata Muslim.

Baca Juga: Polisi: Banjir Bandang Luwu Utara Bukan karena Perusakan Hutan

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya