Pasien Omicron Pertama di Sulsel Dirawat di Takalar

Pasien positif COVID-19 dengan komorbid TB dan HIV

Makassar, IDN Times - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mengonfirmasi ditemukan kasus pertama COVID-19 varian Omicron di daerahnya. Kasus itu ditemukan pada seorang warga Kabupaten Takalar yang belum lama pulang dari tempatnya bekerja di Maluku.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Arman Bausat mengatakan, pihaknya memastikan pria itu terpapar varian Omicron usai menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta. Hasil pemeriksaan diterima pada Kamis, 20 Januari 2022.

"Masih di ruang perawatan isolasi di Rumah Sakit Padjonga Dg Ngalle (Takalar), tapi kondisinya alhamdulillah cukup baik pasiennya," kata Arman saat dihubungi IDN Times, Sabtu malam (22/1/2022).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak karena Omicron, Gimana Nasib Ekonomi RI?

1. Pasien punya komorbid TB dan HIV

Pasien Omicron Pertama di Sulsel Dirawat di Takalarilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Arman mengatakan, menurut hasil pemeriksaan medis, pasien diketahui punya penyakit penyerta atau komorbid. Dia diketahui pengidap tuberkulosis (TB) dan HIV.

Petugas sudah memeriksa  tiga anggota keluarga yang pernah kontak erat dengan pasien di dalam rumah. Demikian juga 16 orang tenaga kesehatan RSUD Takalar yang sempat merawat apsien itu.

"Hasilnya alhamdulillah negatif semua," kata Arman.

2. Dinkes tracing riwayat perjalanan pasien

Pasien Omicron Pertama di Sulsel Dirawat di TakalarDirektur RSKD Dadi Makassar dr Arman Bausat. IDN Times/Istimewa

Arman mengatakan, Dinkes Takalar terus memantau perkembangan kondisi kesehatan pasien. Di sisi lain, petugas juga menyelidiki lebih lanjut kemungkinan di mana pasien ini terpapar.

"Kita tracing semua, termasuk di wilayahnya pasien ini," ucapnya.

3. Kronologi penemuan kasus pertama varian Omicron

Pasien Omicron Pertama di Sulsel Dirawat di Takalarilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Merujuk data Dinkes Sulsel, pria Takalar itu sudah menerima vaksin pertama AstraZeneca pada 5 Oktober 2021. Akhir Oktober, dia pulang ke Takalar usai bekerja di perusahaan ikan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.

Pada tanggal 3 November, pria itu berobat ke puskesmas setempat dengan keluhan dyspepsia. Namun saat itu yang dia tak dirawat, hanya diberikan obat. Tanggal 6 Desember, dia kembali berobat ke puskesmas dengan keluhan lemas dan sesak. Pasien sempat diberi cairan infus tetapi tidak dirawat inap. Menurut pengakuan petugas puskesmas, pasien disarankan untuk diambil swabnya tetapi menolak.

Tanggal 1 Januari 2022, pasien masuk ke IGD RSUD Padjonga Dg Ngalle dengan keluhan sesak napas dan batuk. Diagnosa awal adalah dyspneu TB paru on treatment. Pasien kemudian dirawat di ruang isolasi rumah sakit setempat.

Tanggal 2 Januari, pasien diswab hidung dan tenggorokan untuk tahap pertama. Sampel diperiksa di rumah sakit setempat. Tanggal 3 Januari, hasil swab diketahui pasien positif COVID-19.

Tanggal 4 Januari dilanjutkan dengan penyelidikan epidemiologi (PE) di lapangan dengan mencari kontak erat pasien. Lalu pada 5 Januari dilanjutkan dengan pengambilan swab tahap kedua terhadap pasien. Spesimen diperiksa di Laboratorium Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kelas I Makassar dengan hasil positif COVID-19.

Tanggal 6 Januari, sampel swab kedua pasien kemudian dikirim ke Litbangkes Jakarta untuk pemeriksaan WGS varian omicron. Tanggal 12 Januari, pasien kembali diswab di rumah sakit setempat, tahap ketiga untuk follow-up namun hasil tetap positif. Begitu juga dengan hasil swab tahap empat pada 17 Januari, pasien masih dinyatakan positif.

Tanggal 19 Januari, pasien pulang paksa dari RSUD Padjonga Dg Ngalle. Sehari setelahnya pasien dijemput di rumahnya karena terkonfrmasi omicron berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang diterima dari Litbangkes.

Baca Juga: Luhut Imbau Perkantoran WFH di Tengah Lonjakan Omicron, Pengusaha Mau?

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya