Mahasiswa Keluhkan Naiknya Harga Bahan Baku Hand Sanitizer di Makassar

Makassar, IDN Times - Upaya Mahasiswa Prodi Teknik Kimia (PTK), Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Idonesia (UMI) Makassar, untuk terus memproduksi hand sanitizer dan disinfektan untuk mencegah penularan wabah Virus Corona, menemui kendala.
Padahal, dua produk buatan tangan mahasiswa itu rencananya bakal dibagikan ke masyarakat secara cuma-cuma. Hal tersebut diungkapkan Dekan FTI UMI Makassar Zakir Sabara. Zakir mengatakan, kendala yang didapat sejauh ini adalah kelangkaan bahan kimia pembuatan produk.
"Bahan kimia yang kami butuhkan harganya melambung tinggi, dan barangnya susah didapat," kata Zakir saat memberikan keterangan kepada sejumlah jurnalis, Selasa (17/3).
1. Harga alkohol naik tiga kali lipat, wadah dan bahan lainnya mulai langka
Mahasiswa PTK FTI UMI Makassar memproduksi hand sanitizer di tengah meningkatnya kecemasan masyarakat terkait penularan wabah COVID-19. Bahan-bahan dasar pembuatannya pun telah diumumkan secara terbuka agar masyarakat tahu cara membuatnya.
Bahan sederhana itu di antaranya seperti, gel aloe vera atau lidah buaya, alkohol hingga kulit jeruk sebagai pewanginya. Zakir mengatakan, bahan-bahan dasar yang sebelumnya cukup mudah didapatkan di pasaran dan harganya normal, saat ini justru langka dan dibatasi.
"Sekarang alkohol di Makassar sangat susah didapatkan. Harga alkohol per liter itu kemarin cuman Rp30 ribu, per hari ini sudah sampai Rp100 ribu. Botol spray juga sekarang ini susah didapat. Aloe vera sekarang ini juga sangat dibatasi pembeliannya," ungkap Zakir.
2. Hand sanitizer 60 mililiter diklaim mampu meminimalisir penularan terhadap 127.500 orang
Hand sanitizer buatan mahasiwa PTK FTI UMI diproduksi umum dengan ukuran botol 60 mililiter. Selain kandungan vitamin dari bahan alami lain yang dipercaya dapat menangkal pandemi COVID-19, hand sanitizer ini diklaim dapat memberikan perlindungan untuk ratusan ribu orang.
Zakir menyebut, 100 liter alkohol ditambah 100 gel aloe vera, dapat memproduksi hingga 1.700 botol berukuran 60 mililiter. "Artinya 1.700 orang bisa memegang ini. Dalam satu botol 60 ml, ini bisa disemprotkan ke 127.500 tangan. Ini penting untuk pencegahan," terang Zakir.
Seluruh hand sanitizer yang diproduksi, tidak diperjualbelikan. Namun, dibagikan kepada sebagian masyarakat, maupun sivitas akademika lingkup kampus UMI. Zakir bilang, hand sanitizer dalam jumlah banyak dibagikan kepada penonton di Stadion Mattoanging, ketika pertandingan lanjutan Liga 1 2020, antara PSM Makassar menjamu Barito Putera, digelar beberapa waktu lalu.
Bukan hanya penonton, hand sanitizer juga dibagikan kepada aparat berbagai institusi yang mengamankan jalannya laga saat itu. "Sebelum-sebelumnya kita juga bagikan ke lingkup kampus dan mahasiswa, ini bagian dari upaya kami memutus rantai penularan Covid-19," katanya, dilansir ANTARA.
Baca Juga: Cegah Corona, Mahasiswa UMI Demo Cara Bikin Hand Sanitizer Sendiri
3. Pemerintah diminta turun tangan berikan solusi kelangkaan dan kelonjakan harga di pasaran
Di sisi lain, Zakir berharap agar pemerintah turun tangan langsung memberikan solusi terkait melonjaknya harga hingga kelangkaan bahan kimia pembuatan hand sanitizer di pasaran. Zakir meminta, menindak tegas jika terdapat oknum yang tidak bertanggung jawab, berupaya untuk mengambil keuntungan dari kebutuhan mendesak tersebut.
Zakir juga berharap, ada pihak yang bisa membantu menyediakan bahan baku agar mahasiswanya bisa membuat cairan hand sanitizer dalam jumlah yang banyak.
"Mohon doa, support, dan bantuan terutama pada bahan kimia yang kami butuhkan karena harganya melambung tinggi dan barangnya susah didapat agar kami bisa terus berproduksi dan membantu sebanyak-banyaknya masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona," ucap Zakir.
Baca Juga: Kendala Izin Edar, Produk Hand Sanitizer Buatan Unhas Belum Dipasarkan
Baca Juga: FKM Unhas Sarankan Pemerintah Segera Lock Down Nasional