Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gelombang 2 Meter di Selat Makassar, Nelayan Diimbau Tunda Melaut

Ilustrasi kapal nelayan / ANTARA FOTO

Makassar, IDN Times - Jajaran petugas Kantor Kesyahbandaran Utama Kota Makassar mengeluarkan imbauan agar kapal-kapal tradisional penangkap ikan menunda sementara aktivitas melaut. Imbauan itu diterbitkan menyusul kondisi gelombang laut di perairan Makassar dinilai berbahaya.

"Jadi pemberitahuan itu memberitahukan bahwa kapal-kapal tradisional, kapal-kapal perikanan agar menunda pelayarannya mengingat kondisi sekarang kurang bersahabat," kata Kepala Syahbandar Utama Makassar, Ahmad Wahid, Selasa (7/1).

1. Tinggi gelombang di bagian selatan Selat Makassar mencapai dua meter lebih

Perahu nelayan Tambaklorok bersandar. IDN Times/Fariz Fardianto

Imbauan ini terbit setelah petugas teknis Kesyahbandaran Utama Makassar memantau tinggi gelombang laut. Khusus di bagian selatan Selat Makassar, kata Ahmad, gelombang laut mencapai dua meter lebih.

Pantauan itu katanya, selaras dengan data yang diperoleh dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar.

"Jadi kami mempunyai tanggung jawab juga untuk menyampaikan kepada para-para pelaut tradisional untuk menunda sementara sehubungan dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat ini," ujarnya.

2. Imbauan larangan melaut itu berlaku hingga 9 Januari 2020

Ilustrasi (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Sementara ini, kata Ahmad, imbauan menunda ke laut itu diberlakukan hingga Kamis 9 Januari 2020. Namun, imbauan tersebut tidak menutup kemungkinan diperpanjang.

"Kemungkinan, kalau masih tinggi. Tapi kita tunggu hasil koordinasi dan laporan juga dari BMKG, kalau memang masih tinggi kita akan terbitkan (imbauan) yang baru lagi," ungkap Ahmad.

3. Ada 109 kapal tradisional yang terdata oleh Kesyahbandaran Utama Makassar

Ilustrasi kapal-kapal nelayan. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Pihak Kesyahbandaran Utama Makassar mencatat, ada 109 kapal tradisional yang aktif berlayar di perairan Makassar. Kapal ini terdiri dari penangkap ikan hingga kapal yang digunakan sebagai sarana transportasi antarpulau terdekat di wilayah laut Makassar.

Kapal nelayan umum yang mendominasi, sementara ini tetap diingatkan agar menunda aktivitas hingga kondisi cuaca yang berdampak pada ketinggian gelombang, betul-betul dipastikan membaik.

"Itu baru data sementara karena dalam waktu dekat ini kita juga akan rapat koordinasi dengan stakeholder terkait tentang kelengkapan dokumennya (kapal), terus pengawakannya, dengan alat keselamatannya," ucap Ahmad.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us