DLH Sulsel Klaim Dampak Perubahan Iklim Tak Signifikan di Daerahnya

Kepala DLH Sulsel ngaku bendungan kurangi dampak bencana

Makassar, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulawesi Selatan, mengklaim telah berupaya maksimal untuk mengurangi dampak perubahan iklim penyebab banjir, tanah longsor, hingga angin kencang.

"Pemerintah tidak tinggal diam tetapi terus berusaha dengan upaya mitigasi dan adaptasi, misalnya dengan menyiapkan bibit (pohon) yang tahan cuaca dan mempertahankan luasan tutupan vegetasi," kata Kepala DLH Sulsel, Andi Hasbi dalam keterangan tertulisnya kepada IDN Times, Kamis (24/2/2022).

1. DLH sebut bencana terjadi karena kondisi cuaca tak bisa diprediksi

DLH Sulsel Klaim Dampak Perubahan Iklim Tak Signifikan di DaerahnyaIlustrasi banjir. Dok.IDN Times/Istimewa

Dampak perubahan iklim, kata Hasbi, tidak bisa diukur dalam waktu singkat. Dia mencontohkan, pada 20 hingga 30 tahun yang lalu, musim kemarau dan musim hujan dianggap masih sangat teratur. Hujan turun sejak April sampai Otkober.

"Kalau sekarang kadang sudah susah kita bedakan mana musim hujan dan kemarau. Dulu kalau hujan biasanya sampai 7 hari berturut-turut tapi dengan curah yang tidak besar, sekarang lebih sering terjadi dalam sehari tetapi curah hujannya tinggi," terangnya.

2. DLH Sulsel klaim dampak perubahan iklim tidak begitu terasa di daerahnya

DLH Sulsel Klaim Dampak Perubahan Iklim Tak Signifikan di DaerahnyaPengendara menerobos banjir di kawasan ruas jalan penghubung Makassar-Gowa, Jalan Tun Abdul Razak, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (17/11/2021)\. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Perubahan iklim yang memantik cuaca ekstrem, menurut Hasbi, memicu terjadinya berbagai jenis bencana alam. "Ini yang menyebabkan banjir dan longsor sering terjadi dan ketersediaan air di badan air secara terus menurus semakin berkurang," ujarnya.

Walau begitu, Hasbi mengelak jika Sulsel disebut sangat terdampak bencana akibat perubahan iklim. Kata dia, pemerintah telah mengantisipasi bencana dengan pembangunan bendungan hingga menjaga daerah hijau.

"Kita di Sulsel dampak ini kurang terasa karena kesigapan pemerintah dan masyarakat misalnya dengan menyiapkan bendung, embung dan biopori serta mempertahankan kondisi daerah resapan air kita," kata Hasbi.

Baca Juga: Makassar Rentan Banjir, Dampak Krisis Lingkungan dan Perubahan Iklim

3. WALHI sorot pemerintah yang dianggap tak punya orientasi mitigasi bencana

DLH Sulsel Klaim Dampak Perubahan Iklim Tak Signifikan di DaerahnyaBanjir di Jalan AP Pettarani Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulsel, sebelumnya menyoroti kinerja pemerintah dalam upaya mitigasi bencana terkait perubahan iklim. WALHI menyebut, faktor yang membuat Sulsel rentan bencana karena kondisi hutan di DAS sangat kritis.

Selain itu, bencana banjir juga disebut semakin parah karena sistem drainase atau saluran air yang tidak terintegrasi satu sama lain, serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sangat minim. WALHI menganggap pemerintah dan kepala daerah di Sulsel tidak memiliki visi atau kebijakan yang berorientasi terhadap mitigasi bencana.

"Kami melihat, kebijakan mitigasi bencana dalam hal ini pemulihan lingkungan utamanya DAS yang kritis itu tidak menjadi prioritas, padahal di situ adalah kuncinya," ujar Kepala Departemen Advokasi dan Kajian WALHI Sulsel Slamet Riadi.

Baca Juga: 12 Daerah di Sulsel Terdampak Bencana Sepekan Terakhir

Baca Juga: 3 Penyebab Utama Banjir di Makassar Menurut WALHI Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya