Destana, Garda Terdepan Penanganan Bencana di Maros

BPBD menggandeng perwakilan warga dari setiap desa 

Makassar, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, bersiap menghadapi potensi bencana alam di musim hujan. Salah satunya dengan menyiagakan Desa Tangguh Bencana (Destana).

Kepala BPBD Maros Andi Fadli mengatakan, Destana terdapat di 80 desa pada 23 kelurahan. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan upaya penanganan bencana, orang-orang yang terlibat di sana jadi yang pertama bergerak. Destana diisi orang dari masing-masing desa.

"Itu diambil dari beberapa perwakilan desa dan kelurahan yang akan menjadi garda terdepan ketika di wilayahnya itu terjadi bencana," kata Fadli kepada IDN Times, Sabtu (28/11/2020).

Baca Juga: 9 Kecamatan di Maros Rawan Bencana saat Musim Hujan

1. Destana diandalkan untuk mengarahkan evakuasi warga

Destana, Garda Terdepan Penanganan Bencana di MarosBPBD Maros menangani bencana. IDN Times/BPBD Maros

Fadli mengatakan, Destana beranggotakan tiga hingga empat orang tokoh masyarakat dan pemuda. BPBD sudah membekali mereka dengan pengetahuan dasar tentang penanganan bencana.

Mereka ini dipersiapkan menghadapi berbagai potensi bencana alam yang rawan terjadi, terutama pada musim hujan. Misalnya banjir, puting beliung, atau tanah longsor. Destana berfokus pada langkah penanganan segera jika terjadi bencana.

"Jadi kalau terjadi bencana, mereka sudah tahu, siapa, bagaimana dan harus melalukan apa. Kami nanti tinggal koordinasi ke mereka, di mana jalur evakuasi dan di mana titik kumpulnya mereka," ungkap Fadli.

2. Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bencana

Destana, Garda Terdepan Penanganan Bencana di MarosBPBD Maros menangani bencana. IDN Times/BPBD Maros

Fadli mengatakan, Destana di Maros dibentuk sejak 2019. Harapannya, Destana bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terkait potensi dan tanggap bencana.

Anggota Destana dilatih oleh BPBD Maros bersama unsur SAR, untuk peningkatan kapasitas tentang bencana dan berbagai upaya mitigasi. Melalui mereka, masyarakat desa diharapkan lebih paham tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

"Meskipun kita tidak bisa tolak kapan bencana datang, tapi setidaknya kita berupaya untuk meminimalisir dampaknya," kata Fadli.

3. Sembilan kecamatan masuk kategori rawan bencana

Destana, Garda Terdepan Penanganan Bencana di MarosBPBD Maros menangani bencana. IDN Times/BPBD Maros

Memasuki musim hujan, BPBD Maros memetakan kawasan yang dianggap rawan terdampak bencana. Ada daerah tertentu yang rawan banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

"Sebetulnya ada masuk juga kekeringan. Sekarang perubahan cuaca musim penghujan tapi kita petakan juga," kata Fadli.

Fadli mengungkapkan, berdasarkan hasil pemetaan, ada sembilan kecamatan yang masuk kategori rawan bencana. Daerahnya tersebar di dataran rendah hingga ke dataran tinggi. Pendataan kawasan dengan resiko bencana tinggi seiring dengan upaya antisipasi.

Sejumlah kecamatan masuk kategori rawan banjir, antara lain, Turikale, Moncongloe, Maros Baru, Lau, dan Camba. Tanah longsor menjadi ancaman di Kecamatan Tompobulu, Mallawa hingga Cenrana. Sedangkan puting beliung mengancam wilayah pesisir seperti Kecamatan Bontoa.

Baca Juga: WALHI Desak Pemerintah Segera Siapkan Mitigasi Bencana di Sulsel

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya