Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Bulusaraung Bakal Ditutup

Makassar, IDN Times - Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TN-Babul), tengah mempertimbangkan penutupan jalur pendakian Gunung Bulusaraung. Cuaca ekstrem jadi alasan rencana penutupan jalur di Desa Tompobulu, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan itu.
"Kalau cuaca buruk terjadi dalam beberapa hari ke depan, pasti kita akan rekomendasikan juga jalur pendakian untuk ditutup sementara," kata Kepala Seksi Pengelolaan TN-Babul Wilayah 1 Iqbal Abadi Rasjid kepada IDN Times. Selasa (1/12/2020).
1. Balai berkoordinas dengan BMKG untuk memantau potensi cuaca

Iqbal mengatakan, pihaknya sementara berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, untuk mengetahui perkembangan cuaca di wilayahnya. Balai juga menunggu arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Menurut Iqbal, keselamatan pendaki adalah pertimbangan paling utama dalam rencana penutupan jalur pendakian.
"Makanya kita intens untuk memantau kondisi di lapangan. Kemungkinannya untuk ditutup besar kalau memang cuaca buruk dalam beberapa hari ini terjadi," ungkap Iqbal.
2. Bahaya mendaki saat cuaca buruk di Gunung Bulusaraung

Iqbal mengungkapkan sejumlah kekhawatiran, apabila aktivitas pendakian di Gunung Bulusaraung, tetap dilakukan dalam kondisi cuaca seperti ini. Di antaranya hujan lebat dan angin kencang pada gunung yang ketinggiannya mencapai 1353 meter dari permukaan laut (Mdpl).
Sepanjang perjalanan menuju ke puncak, banyak bebatuan cadas di tengah hutan dan pohon yang tinggi menjulang. Kondisi itu dianggap rentan terhadap pendaki saat musim hujan.
"Kemudian potensi hipotermia juga. Belum lagi di area camping ground yang di sekelilingnya banyak pohon lapuk tapi masih berdiri tegak," ucap Iqbal.
3. Jalur pendakian sempat ditutup karena COVID-19

Balai TN-Babul sempat menutup penuh jalur pendakian Gunung Bulusaraung selama pandemi COVID-19, sejak Maret 2020 lalu. Pada 1 Oktober 2020, jalur pendakian mulai kembali dibuka dengan catatan pendaki menerapkan protokol kesehatan ketat. Pengelola mengawasi ketat pendaki diawasi pada pos pendaftaran sebelum masuk ke jalur pendakian.
Selain menyertakan keterangan hasil rapid test, pendaki diminta untuk menunjukkan kartu identitas. Iqbal menambahkan, hal itu dilakukan semata-mata untuk mengantisipasi potensi penularan COVID-19