80 Persen Perawat Terpapar Corona di Sulsel Sembuh

Ada sekitar 350 perawat yang terinfeksi COVID-19

Makassar, IDN Times - Sebagian besar perawat di Sulawesi Selatan yang terpapar COVID-19 dinyatakan sembuh. Menurut catatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga pertengahan September 2020 ada sekitar 350 yang terpapar penyakit akibat virus corona itu.

"Alhamdulillah saat ini tinggi tingkat kesembuhan perawat kita itu persentasenya ada di angka sekitar 80 persen," kata Ketua PPNI Sulsel Abdul Rakhmat kepada IDN Times, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: 300 Lebih Perawat di Sulsel Terpapar COVID-19

1. Perawat sembuh setelah menjalani isolasi mandiri

80 Persen Perawat Terpapar Corona di Sulsel SembuhIlustrasi tenaga medis COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Rakhmat menjelaskan, perawat yang terpapar COVID-19 didominasi kategori orang tanpa gejala (OTG). Mereka diketahui positif berdasarkan penelusuran oleh masing-masing rumah sakit tempatnya bekerja. Mereka rata-rata bertugas langsung merawat pasien COVID-19.

Mereka yang positif menjalani isolasi mandiri maksimal 14 hari, sebelum dinyatakan negatif lewat tes swab lanjutan.

"Akhirnya mereka ini kembali bertugas lagi di tempat semula. Kembali beraktivitas normal karena sudah paham bagaimana menangani ini (COVID-19)," ucapnya.

2. Perawat OTG COVID-19 umumnya berusia muda

80 Persen Perawat Terpapar Corona di Sulsel SembuhTenaga kesehatan mengenakan APD lengkap (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Rakhmat mengungkapkan, umumnya perawat yang terpapar usianya berkisar antara 24 tahun ke atas. Gejala yang dialami pun adalah yang paling ringan, misalnya batuk.

Menurut Rakhmat, perawat yang bertugas telah memahami bagaimana dan langkah apa yang dilakukan ketika ada indikasi mengalami COVID-19. Hanya sebagian kecil perawat yang akhirnya dirawat di rumah sakit.

3. Tiga perawat meninggal dengan penyakit penyerta

80 Persen Perawat Terpapar Corona di Sulsel SembuhInfografis Gerakan 3M (IDN Times/Ryann Rezza Ardiansyah)

Sejauh ini tiga perawat di Sulsel meninggal karena COVID-19. Mereka yang meninggal umumnya punya penyakit penyerta atau komorbid, seperti hipertensi. Virus corona disebut cenderung berdampak lebih besar kepada orang dengan riwayat hipertensi.

"Jadi kami melihat memang yang punya komorbid itu seperti chemistry sekali dengan virus ini. Orang hipertensi yang paling disukai oleh COVID-19 ini, mudah beradaptasi dan cepat menginvasi sistem vital dalam tubuh," kata Rakhmat.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir.  Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus.  Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Ketua PPNI: Satu Saja Perawat Meninggal karena COVID-19, Negara Rugi!

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya