Kemendikbud Tunjuk Sulsel Tuan Rumah Hari Aksara Internasional 2019
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menunjuk Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah penyelenggara Hari Aksara Internasional (HAI) ke-54 pada 8 September 2019.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo menyatakan kesiapannya untuk menyukseskan kegiatan yang telah digagas oleh UNESCO itu.
"Mudah-mudahan bisa terlaksana sesuai dengan standar yang telah dituangkan di dalam norma,” kata Irman usai memimpin rapat koordinasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (10/7).
Baca Juga: Gubernur Imbau Calon Jemaah Haji Sulsel Kurangi Belanja di Makkah
1. Komitmen Sulsel jadi alasan ditunjuk sebagai tuan rumah
Dia menjelaskan bahwa penunjukan Sulsel selaku tuan rumah bukan tanpa alasan. Hal itu tidak terlepas dari komitmen pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kesadaran literasi di Sulsel.
"Kita bersyukur bisa menjadi tuan rumah dan Pak Gubernur mengapresiasinya," ujar Irman.
2. Angka buta aksara di Sulsel masih di atas nasional
Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Abdul Kahar mengungkapkan, bahwa Sulsel berkomitmen menurunkan angka buta aksara. Pasalnya, pada data tahun lalu angka buta aksara usia 15-59 tahun di Sulsel masih mencapai 4,49 persen, sedangkan secara nasional sekitar 2,07 persen atau 3.387.035 jiwa.
"Sulsel memang berkomitmen menurunkan buta aksara karena didukung mulai Pemprov hingga Pemda," ujar Abdul Kahar.
3. Anggota UNESCO berlomba-lomba memperkecil angka buta aksara
Abdul Kahar menyebutkan bahwa saat ini semua negara anggota UNESCO berlomba-lomba memperkecil angka buta huruf melalui peringatan Hari Aksara Internasional.
Karena event ini memang telah disepakati oleh negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa, yang ditetapkan tanggal 8 September 1965. "Dunia internasional berkomitmen memberantas buta huruf. Itulah semua anggota Unesco berlomba-lomba memperkecil angka buta aksara," tambahnya.
Menurut data Kemendikbud, masih terdapat 11 provinsi dengan tingkat buta aksara di atas nasional, yakni Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15), Sulawesi Barat (4,58), Kalimantan Barat (4,50), Sulsel (4,49), Bali (3,57), Jawa Timur (3,47), Kalimantan Utara (2,90), Sulawesi Tenggara (2,74), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Baca Juga: Krisis Listrik di Sulsel Belum Teratasi